METRUM
Jelajah Komunitas


Sidang Suap Olimpiade Tokyo Dibuka, Terdakwa Akui Kesalahan

SIDANG yang menyelidiki penyuapan yang meluas di kalangan panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo dimulai Jumat (17/2/2023) dengan seorang mantan kepala perusahaan iklan besar mengakui tuduhan itu.

Shinichi Ueno, yang sebelumnya mengepalai ADK Holdings, diam-diam mengatakan kepada Pengadilan Distrik Tokyo bahwa tuduhan itu akurat. Di Jepang, persidangan berlanjut meski tersangka mengaku bersalah. Tiga jaksa bergiliran membacakan pernyataan pembukaan mereka selama sidang dua jam.

Ueno dituduh membayar hampir 15 juta yen (sekitar Rp1,6 miliar) kepada Haruyuki Takahashi, mantan eksekutif di raksasa periklanan Dentsu, yang memiliki pengaruh kuat dalam memilih sponsor Olimpiade 2020. Ueno termasuk di antara 15 orang yang ditangkap dalam skandal suap.

Takahashi telah lama menjadi orang terkemuka dalam pemasaran olahraga bersama Dentsu, mitra pemasaran resmi Olimpiade Tokyo. Dentsu juga terlibat dalam skandal penyuapan beberapa anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang memilih Tokyo pada tahun 2013.

Skandal yang meluas seputar Olimpiade Tokyo telah merusak peluang Sapporo untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2030. Kota di Jepang utara itu awalnya difavoritkan. IOC kini malah menarik Swedia ke dalam persaingan menjadi tuan rumah Olimpiade 2030.

Tokyo menghabiskan $13 miliar (sekitar R195 triliun) untuk mengadakan Olimpiade Tokyo yang tertunda, meskipun audit pemerintah Jepang menunjukkan biaya sebenarnya mungkin dua kali lipat.

Pengadilan-pengadilan lain yang dalam skandal suap Olimpiade diperkirakan akan menyusul, termasuk terhadap Takahashi. Takahashi yang diduga menerima suap sekitar 200 juta yen (sekitar Rp22,5 miliar) dari berbagai perusahaan.

Sidang kasus suap sebetulnya dimulai pada bulan Desember terhadap tiga pejabat yang sebelumnya bekerja di pabrik pakaian Aoki Holdings. Aoki terpilih untuk membuat produk berlisensi, termasuk pakaian untuk tim Olimpiade Jepang.

Perusahaan lain yang terlibat dalam skandal itu adalah perusahaan penerbit Kadokawa, yang dua pejabatnya ditangkap. Mereka dituduh membayar 76 juta yen (sekitar Rp8.1 miliar) kepada Takahashi. Keterpilihan sebagai sponsor memungkinkan Kadokawa menerbitkan program dan buku-buku lain yang berkaitan dengan Olimpiade Tokyo.

Sun Arrow, yang memproduksi maskot Olimpiade dan Paralimpiade bernama Miraitowa dan Someity, juga dijadwalkan diadili. (M1-VOA/ab/lt)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.