Aktivitas Pesepeda Saat Puasa di Tengah Wabah Covid-19
BULAN suci Ramadan 1441 H kali ini suasananya cukup berbeda dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terkait masih dalam masa social distancing akibat pandemi covid-19 yang hingga kini belum juga berakhir.
Sejak menjelang hingga tiba bulan Ramadan, aktivitas para pesepeda nyaris tak terlihat. Rutinitas tahunan seperti bersepeda bersama menjelang Ramadan (gowes munggahan) dan ngabuburide tak lagi digelar berbagai komunitas. Namun demikian, masih ada pesepeda yang melakukannya secara perorangan atau kelompok kecil.

Lebih jauh, jika keadaan masih terus seperti ini, rutinitas tahunan seperti gowes malam usai salat tarawih, buka bersama pesepeda, bersepeda berbagi tajil atau berbagi nasi beramai-ramai, sahur on the road bicycle, gowes mudik, hingga gowes halal bike halal kemungkinan tak akan digelar.
Di balik itu, beberapa pesepeda yang menjalankan ibadah puasa, kemudian berupaya untuk tetap berkegiatan. Beruntungnya, di era digital dan internet saat ini banyak aktivitas yang bisa disesuaikan untuk menghindari interaksi fisik secara langsung.
Apa saja yang dilakukan para pesepeda? Berikut beberapa aktivitas yang mereka lakukan dan bisa diikuti oleh pesepeda lainnya.
- Memperbaiki, merakit dan bersih-bersih sepeda.
- Bersepeda di rumah menggunakan roller atau alat lainnya.
- Bersepeda atau berolahraga di halaman rumah yang cukup luas, dengan tetap jaga diri.
- Menjalin silaturahmi sesama pesepeda atau anggota komunitas pesepeda melalui media sosial, aplikasi dan tautan dengan membuat game, video challenge, pertemuan jarak jauh, olaharaga bersama, dan kajian agama menggunakan fitur voice note.
- Menonton film bioskop atau dokumenter terkait sepeda melalui tautan-tautan di internet.
- Menulis atau membuat video tentang sepeda dan mengirimkannya ke media berbasis online yang punya kanal khusus sepeda atau lingkungan seperti kanal BEIB di Metrum.
- Melakukan charity, donasi uang, sembako untuk mereka yang kekurangan. Diserahkan oleh seorang perwakilan saja dengan tetap menjaga diri.
- Berniaga spare part dan aksesoris sepeda secara online.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan mereka semata-mata hanya ingin mengatasi rasa jenuh dan agar tetap bisa menjalin silaturahmi dengan sesama pesepeda lainnya meski hanya melalui dunia maya. Kegiatan ini sekaligus turut membantu mempersempit atau memutus mata rantai penyebaran virus corona. Harapannya, agar wabah dapat segera berakhir.
“Di saat seperti ini, buat aku, menulis cukup membantu mengatasi kejenuhan. Jadi motivasi untuk menyelesaikan target terkait pekerjaan menulis. Selain itu, aku juga coba buat mengatur jadwal belajar mandiri Bahasa Korea dan main gitar hehehe…,” ujar Inanta Indra Pradana dari Subcylits Surabaya, Jawa Timur melalui whatsapp.
Lain lagi yang dilakukan Masyoga, seorang pegiat bersepeda ke tempat kerja (Bike to Work) asal Magelang, Jawa Tengah. Ia mengisi bulan suci Ramadan kali ini dengan merakit sepeda untuk kemudian nanti dihibahkan kepada anak sekolah dari keluarga yang tidak mampu.
Selain itu, beberapa komunitas pesepeda melakukan aksi berbagi untuk masyarakat. Jika sebelum Ramadan lebih banyak bantuan logistik kesehatan untuk para tenaga medis sebagai gugus terdepan penanganan wabah, saat ini lebih banyak kegiatan pembagian sembako untuk kaum dhuafa, fakir miskin atau masyarakat kecil yang terdampak covid-19.

Di tengah pandemi covid-19 di bulan Ramadan ini, semoga para pesepeda tetap semangat beraktivitas dan tetap menjaga kewaspadaan. Tentunya, melakukan aktivitas yang baik, kreatif dan berfaedah dalam rangka meraih pahala di bulan yang penuh berkah ini.
Bersepeda memang baik, tapi menjaga diri lebih baik. Jaga kesehatan, berdo’a dan berikhtiar. Di rumah aja. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Salam boseh dan go green! (Cuham, Bersepeda Itu Baik)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.