METRUM
Jelajah Komunitas

Seblak Jewol Teh Rena dan Hobi Makan Garut

(RE)AKSI Remaja melakukan siaran Episode 9 yang terbagi menjadi dua bagian, dengan tema “Seblak jewol teh Rena: Kuliner Hits Remaja Garut”. Bagian 1 disiarkan pada Minggu, 20 Desember 2020 dengan narasumber Teh Rena sebagai owner dari seblak jewol, Teh Imel sebagai salah satu pegawai seblak jewol, dan Teh Denok selaku pelanggan setia seblak jewol teh Rena.

Bagian dua disiarkan pada Minggu, 27 Desember 2020 dengan narasumber Teh Rena, A Abay dan A BarLife dari Hobi Makan Garut. Episode kali ini disponsori oleh seblak jewol teh Rena yang beralamat di dekat kampus 1 stikes karsa Husada, Jayaraga, Garut.

Seputar seblak jewol teh Rena, dari asal usul sampai pelanggan setia

Teh Rena mengaku, sejak dulu makanan favorit masyarakat Garut adalah bakso. Oleh karena itu, ia mulai berinovasi untuk membuat menu seblak yang memang sudah jadi makanan favorit baru setelah bakso untuk dijadikan usahanya.

Warung seblak teh Rena ini sudah dibangun sejak tahun 2016, dimulai dengan usaha kecil-kecilan sampai akhirnya mulai memiliki banyak pelanggan dan mulai merekrut karyawan yang hingga sekarang sudah ada delapan karyawan.

Banyak yang bertanya mengapa seblak teh Rena begitu digemari? Jawabannya karena seblak menu seblaknya sangat beragam sehingga disukai berbagai kalangan pelanggan. Bukan hanya dari kalangan anak remaja, tetapi dari berbagai usia, mulai dari anak kecil hingga lansia suka membeli seblak di warung teh Rena ini.

Teh Rena, Teh Imel, Teh Denok dan crew Reaksi Remaja (Foto: Dok. RR).*

Sebenarnya seblak jewol teh Rina ini memiliki cabang lain yang beralamat di Jalan Bayongbong, Gandasari yang dikelola oleh kakak teh Rena sendiri. Namun, dikarenakan seblak yang berada di dekat kampus 1 Stikes sudah lebih dulu ada dan dikenal masyarakat, maka para pelanggan lebih banyak berkunjung ke warung seblak yang dikelola teh Rena.

Warung seblak teh Rena ini sudah buka mulai pukul 07.00 WIB hingga malam. Teh Imel, salah satu karyawan Seblak teh Rena mengaku banyak sekali pengalaman, baik suka maupun duka dalam melayani pelanggan. Mulai dari pelanggan yang jutek, yang tidak mau antri dan tidak sabaran hinga pelanggan yang baik hati sampai memberikan makanan yang katanya sebagai imbalan karena sudah melayaninya dengan baik.

Untuk menu favorit, yang banyak digemari di sini yaitu seafood, jewol, dan tulang rawan. Dengan harga mulai dari 25-30k per porsi, tergantung menu yang dipilih. Teh Imel sendiri sudah cukup lama bekerja di warung seblak teh Rena ini, yaitu sekitar tiga tahunan.

“Mohon terapkan jiwa antrinya dan tidak tergesa-gesa, karena itu membuat kami ikut riweuh dan untuk para pelanggan setia jangan lupa untuk mampir terus ke Seblak jewol teh Rena ya,” ujar Teh Imel, berpesan kepada para pelanggan.

Sementara itu, Teh Denok, salah satu pelanggan setia seblak teh Rena berkata, “Menu dan pilihannya banyak banget di sini, jadi nggak gampang bosan. Setiap hari bisa ganti-ganti menu.”

Teh Denok ini berkuliah di Kota Bandung. Ia mengaku. jika ingin makan seblak atau sesuatu yang pedas maka ia akan mengajak teman sekosannya untuk mendatangi seblak jewol teh Rena. “Kalau ditanya seberapa sering saya beli ke sini itu, ya sering banget. Karena rumahnya dekat jadi tinggal jalan dan pilih aja mau seblak apa,” lanjutnya. Lebih jauh, teh Denok ini sering membawa mentahan seblaknya untuk dipasak di kosannya di Bandung.

“Untuk orang Garut yang belum tahu soal seblak jewol teh Rena ini, kalian wajib banget buat datang ke sini dan cobain. Buat yang di luar kota jangan lupa untuk mampir ke seblak jewol teh Rena juga,” ucap Teh Denok.

Mukbang bareng host dan Hobi Makan Garut

Bagian dua dibuka dengan mukbang seblak oleh para host, dan tiap host memberi riview terhadap rasa dari seblak teh Rena ini. Menurut para host, pedasnya benar-benar khas olahan sendiri. Kuahnya sangat gurih dan bercampur pedas juga asam yang berasal dari perasan jeruk nipis. Paling wah tentunya adalah tulang rawan atau biasa disebut tulang rangu yang benar-benar kriuk dan enak di mulut.

Berlanjut dengan wawancara bersama A Abay dan A BarLife dari Hobi Makan Garut, sebenarnya A Abay ini lebih dulu membuat akun kuliner di YouTube. Namun, karena beberapa alasan seperti keuangan yang terhambat akhirnya ia memutuskan untuk membuat akun kuliner di Instagram yang awalnya hanya iseng-iseng hingga akhirnya dijadikan untuk membantu UMKM dan para pedagang atau penjual yang ingin produknya dibranding untuk menjadi lebih terkenal.

Kriteria makanan enak menurut A Abay dan A BarLife sendiri yaitu yang pertama harus pedas lalu gurihnya dapat, murah dan juga banyak, dan yang terpenting adalah bisa disanguan (pakai nasi).

Awal menjadi riviewer makanan di Garut, dimulai pada tahun 2016 melalui channel YouTube. Lalu pada tahun 2018 mulai aktif di Instagram sampai sekarang.

Banyak sekali pengalaman yang didapat selama menjadi riviewer di Garut, salah satunya yaitu fakta bahwa orang-orang Garut sangat suka dengan makanan yang pedas, isinya banyak, dan harga terjangkau alias murah. Untuk para penjual dan pecinta kuliner bisa cek Instagram hobi makan Garut di @hobimakan_garut. Khususnya untuk para penjual kuliner, jika makanannya ingin dibranding maka bisa ke hobi makan Garut.

Terakhir, Teh Rena, A Abay dan juga A BarLife menyampaikan pesan serta motivasi untuk untuk masyarakat yang ingin memulai usaha kuliner.

“Jangan takut untuk memulai usaha, kalian bisa mulai dari diri sendiri dan melakukan segala hal sendiri pula. Intinya, jangan rendah hati dan pesimis hanya karena mempunyai banyak saingan,” kata Teh Rena.

Sedangkan pesan dan motivasi dari A Abay dan A BarLife yaitu, “Jika ingin memulai usaha kuliner, harus disiapkan secara matang. Siapkan mental juga untuk menghadapi komentar yang terlontar dari konsumen dan juga netizen yang katanya maha benar. Brand juga harus diperkuat dengan cara memaksimalkan pada bagian promosi. Dan yang paling penting yaitu modal usaha. Terakhir, lihat pasar sasarannya, sesuaikan dengan minat masyarakat.”

Ada quotes dari A Abay dan A BarLife, ‘Berkaya walau tak berguna’. Jadi apapun yang terjadi, tetaplah berkarya walau tidak menguntungkan, walau tidak dihargai, teruslah berusaha. Jangan mudah putus asa. (Sapitri Sri Mustari)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.