METRUM
Jelajah Komunitas

Wayang Cupak, Cerminan Sisi Baik dan Buruk Manusia

BEBERAPA prasasti yang ditemukan di Bali mengungkapkan bahwa, pertunjukan wayang kulit di Bali memiliki perjalanan yang cukup panjang. Penjelasan tentang sejarah munculnya wayang kulit di Bali tertuang dalam prasasti yang dikeluarkan oleh raja Ugrasena berangka tahun 818 Saka (896 Masehi), yang kini di simpan di Desa Bebetin (Singaraja).

Seperti juga wayang Cupak adalah salah satu wayang kulit Bali yang sangat langka. Pertunjukan wayang kulit ini melakonkan cerita Cupak Grantang yang mengisahkan perjalanan hidup dari dua putra Bhatara Brahma yaitu Cupak dan Grantang.

Dalam pertunjukan ini mengetengahkan cerminan dua sifat yang pada setiap diri manusia, yakni Dharma (kebaikan) dan Adharma (kejahatan/keburukan). Sifat baik, jujur dan selalu mengalah ditunjukkan oleh tokoh Grantang, sedangkan sifat angkuh, iri, dengki, rakus dan penipu ditunjukkan oleh Cupak.   

Bentuk pertunjukan wayang Cupak pada dasarnya masih tetap berpegang kepada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali (wayang Parwa, wayang yang bercerita tentang Mahabharata dan Ramayana), hanya saja tokoh-tokoh utamanya terbatas pada Cupak dan Grantang, Men Bekung dan suaminya Pan Bekung, Raksasa Benaru, Galuh Daha, Prabu Gobagwesi dan beberapa tokoh lainnya.

Kekhasan pertunjukan wayang Cupak ini terasa pada seni suara vokalnya yang memakai tembang-tembang macapat (ginada) dan penampilan tokoh-tokoh Bondres yang sangat ditonjolkan.

Pagelaran Wayang Cupak hanya melibatkan sedikit personil yaitu sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: seorang dalang yang dibantu 2 orang pembantu dalang dan ada 9 orang penabuh gamelan batel gender wayang yang mengiringi pertunjukan wayang cupak ini.

Guna melestarikan Wayang Cupak, pada tahun 1995 pernah diadakan festival Wayang Cupak Se-Bali. Acara itu diselenggarakan oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (ListiBiya) Bali, bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Bali.

Namun tahun 1998, pertunjukan wayang cupak sudah amat langka diadakan, hanya dapat dijumpai di kabupaten Tabanan, Gianyar dan Denpasar. (Vey si Sendal Jepit)***  

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.