METRUM
Jelajah Komunitas

600 Titik ‘Street Library’ di Jawa Barat

Menjadi Proyek Pilot Nasional

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat akan menyebar street library di 600 titik ruang publik di Jawa Barat dalam kurun 5 tahun kedepan. Hal itu merupakan upaya untuk mendongkrak minat membaca atau meningkatkan budaya literasi di Jabar yang saat ini terbilang rendah. Posisi minat baca di Indonesia saat ini mendudi peringkat ke-60 sama dengan salah satu negara di Afrika, sedangkan jumlah penduduk yang suka membaca buku di Indonesia berkisar 17 persen saja.

Kaitannya dengan street library tersebut, Jabar dijadikan pilot project nasional yang akan dilaunching pada 16 Desember 2018 mendatang bekerja sama dengan program yang dipandu oleh Andy F Noya yang ditayangkan di salah satu televisi swasta nasional.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan hal itu pada saat membuka pameran buku Jabar Juara di Gedung Landmark, Jalan Braga Kota Bandung, Selasa 6 November 2018. Melalui pameran tersebut Ridwan menyampaikan kondisi minat baca di Jabar maupun di Indonesia dan pada umumnya. Pihaknya pun mengungkapkan beberapan program untuk meningkatkan budaya literasi di Jabar.

“(melalui street library) Jadi kita memberikan gagasan agar orang-orang sibuk yang tidak punya waktu khusus ke gedung untuk membaca bisa pas lagi di jalan, lagi bengong, naik motor, berhenti baca dulu dikotak yang kita sediakan dipinggir jalan, di taman, atau alun-alun. Sponsornya kita harapakan dari Ikapi Jabar dan tempat lain,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Ridwan, pihaknya pun akan membuat perpustakaan berbasis hobi. Dalam perpustakaan tersebut difasilitasi dengan kegiatan hobi lainnya supaya orang datang ke gedung bisa berkegiatan sambil didalamnya tergoda untuk membaca buku dengan lebih intensif, ujung-ujungnya budaya literasi naik.

“Bukan buku saja, itu empat untuk hobi di sana bisa jahit bisa nyablon. Bangunan dibikin ramai karena banyak opsi berkegiatan, bikin kangen. Dan ini pertama di Indonesia perpustakaan lebih populer,”ujar dia. Rencananya, perpusatakaan hobi tersebut dibangun di Gedebage di lahannya Pemprov.

Lainnya yaitu, perpustakaan keliling seperti di carfreeday. Dan juga, di bandara BIJB yang juga sudah ada perpustakaan di sana.

Ridwan pun mengingkan masyarakat sekarang mulai rajin menulis, hingga bisa membukukannya. Seperti halnya di Jepang, warga di sana gemar menulis buka yang memuat konten beragam. Mereka tidak menunggu harus memiliki karya besar dulu, namun mereka menulis apa yang ada di sekitar mereka dan kebutuhan mereka.

“Kampanyekan siapapun bisa menulis. Hal ini jadi self critism, jangan menulis karena mau pensiun. Menulislah meski selembar dua lembar di buku tipis. Ini harus digaungkan, nanti Ikapi bikin rewardnya,” ucap dia.

Lebih jauh, Ridwan memang prihatin dengan budaya literasi saat ini dengan demikian sebagai pemerintah pihaknya harus menggalakan kegiatan guna dukung budaya literasi agar ujungnya warga jadi pintar, cerdas, warga tidak bisa dibohongi karena jadi masyarakat yang berilmu.

“Kita kalah dengan smart phone. Kalau tidak siap mental kita akan diperbudak. 4 jam sehari masyarkat Jabar megang hp. Pertanyaannya apa yang dibaca di hp. 70 persen saya menduga kesia-siaan. Harus kembali ke fundamental. Katanya tanpa budaya literasi kita cepat emosi, tidak tabayyun,” ujar dia.

Dia mencontohkan, di Amerika ada dua kelompok bertengkar gara-gara media sosial. “Kita tak boleh senaif itu. Budaya tabayun, literasi jadi tantangan hari ini. Harus diubah,”ujar dia.

Ketua Ikapi Jabar Mahfudi mengatakan, pameran ini didedikasikan untuk mewujudkan Jabar juara lahir bathin. Pameran Buku Juara karena buku wahana atau tempat untuk menguatkan wawasan.

“Kita berharap buku jadi instrumen visi misi Jabar dalam mewujudkan Jabar juara. Semangat itu bisa diraih jika masyarakat melek literasi,” tutur dia.(Sumber: Pikiran Rakyat, 6/11/2018)***

komentar

Tinggalkan Balasan