Angkat Potensi Kota Bandung, Mahasiswa Telkom University Gelar Urban Village 2024

Kelas Marcomm 7 Adakan Pra Event “Artventure” yang mengusung tema Menjelahi Seni

MAHASISWA Telkom University program studi Ilmu Komunikasi angkatan 2021 melaksanakan kegiatan “Urban Village”. Urban Village (Urvil) merupakan tugas akhir semester 6 dari mata kuliah Manajemen Acara, dan Marketing Public Relation yang diadakan secara rutin tahunan dimulai sejak 2014. Pada awal pelaksanaan di tahun 2014, URVIL mengangkat tema Negara di Dunia, dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, hingga pada tahun 2024 ini mengangkat tema Potensi Kota Bandung.

Pada salah satu kelas dari 8 kelas yang ada, yang tentunya memiliki potensi kota Bandung yang berbeda-beda pada setiap kelasnya, Kelas Marketing Communication 7 mendapat potensi Bandung sebagai kota Kreatif yang diberi nama “Bandung Senjaya”. Bandung senjaya sendiri merupakan akronim dari Bandung Seni Jeung Karya yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti Bandung seni dan karya.

Bandung Senjaya telah mengadakan acara Artventure yang mengusung tema Menjelahi Seni. Acara ini berkolaborasi dengan Melukis Bersama Matahari yang merupakan komunitas melukis di Kota Bandung.

Artventure berlangsung pada 20 April 2024 di Pecah Kopi, Jl. Cigadung Raya Timur No.5, Kota Banding.

Salah satu rangkaian acara utama dari Artventure adalah lomba mewarnai yang pesertanya terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori A untuk tingkat TK, dan Kategori B untuk tingkat SD: kelas 1-3. Bandung Senjaya membuat lomba ini dalam rangka pra event dari acara Urban Village Sandyakala yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2024 mendatang.

Tujuan dari Artventure sebagai pra event acara Urvil adalah untuk mengenalkan seni dan karya kepada Warga Kota Bandung sedari dini, serta mengenalkan aktivitas yang dapat mengisi waktu luang mereka untuk mengurangi kecanduan dalam bermain gawai.

Project Manager Bandung Senjaya, Syahda Raissa berharap acara pra event ini semoga bisa mengenalkan seni sejak awal kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengisi waktu luang yang bermanfaat, khususnya untuk anak-anak.

“Banyak yah zaman sekarang anak-anak suka ngomong kasar akibat nonton yang belum sesuai umurnya di handphone,kadang-kadang ibu-ibu juga biar gak ribet sama anaknya malah dikasih handphonebiar anaknya anteng. Secara gak langsung hal kaya gitu membuat anak kecanduan handphonedan terbiasa monoton melakukan apapun menggunakan aplikasi di hp mereka,” ujar Syahda.

Syahda menambahkan, dengan berkembangnya teknologi digital saat ini, anak-anak juga jadi kecanduan gawai dan selalu melakukan sesuatu dengan alat-alat tersebut. “Contohnya, meski di aplikasi bisa bikin gradasi, tapi menggambar secara manual di kertas langsung memiliki kreativitas berbeda. Hal ini merupakan upaya memberikan mereka mainan atau alat baru yang bisa merangsang motorik anak, agar mereka bisa berkreasi dan berimajinasi seusai umurnya, tidak tergantung dari alat atau aplikasi di handphone mereka,” katanya.

Selain lomba mewarnai untuk kategori tersebut, Bandung Senjaya juga menghadirkan aktivitas lain seperti fashion show, talkshow, live musik hingga aktivitas membuat gerabah dan melukis pada media daur ulang yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas warga Kota Bandung dari berbagai kalangan.

Dewi, salah-satu orang tua peserta lomba mengapresiasi positif dengan adanya acara ini. “Saya senang anak saya bisa ikut lomba ini di hari libur, karena biasanya kalo engga minta handphonemintanya pergi ke mall. Saya juga bingung harus kasih apa ke anak saya biar lepas dari handphone,” katanya.

“Bandung Senjaya” hadir untuk menyadarkan dan menggeliatkan kembali aktivitas seni dan karya yang mulai kurang dilirik dan ditinggalkan warga Kota Bandung. Nantikan keseruan “Bandung Senjaya” selanjutnya pada bulan Mei mendatang. Info lebih lanjut dapat dilihat di @senjaya.bdg. (M1)***

komentar