FBI: Korea Utara Diduga Dalangi Pencurian Kripto $1,5 Miliar
FBI mengatakan TraderTraitor, yang juga dikenal sebagai Lazarus Group, berada di balik pencurian tersebut.
WASHINGTON – Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) pada Rabu (26/2/2025) menuduh Korea Utara berada di balik pencurian aset digital senilai $1,5 miliar minggu lalu yang disebut-sebut sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah.
“(Korea Utara) bertanggung jawab atas pencurian aset virtual senilai sekitar $1,5 miliar dari bursa mata uang kripto, Bybit,” kata FBI dalam pengumuman layanan publik, seperti dilansir dari VOA.
FBI mengungkapkan bahwa kelompok bernama TraderTraitor, yang juga dikenal sebagai Lazarus Group, berada di balik aksi pencurian tersebut.
Menurut FBI, para pelaku bergerak cepat dengan mengonversi sebagian aset curian ke dalam Bitcoin serta aset virtual lainnya. Aset-aset tersebut kemudian disebarkan ke ribuan alamat di berbagai blockchain.
FBI juga memperkirakan bahwa dana tersebut akan terus dicuci sebelum akhirnya dikonversi menjadi mata uang fiat.
Lazarus Group pertama kali menjadi sorotan satu dekade lalu ketika dituduh meretas Sony Pictures sebagai bentuk pembalasan atas film The Interview, yang berisi satir terhadap pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Program perang siber Korea Utara sendiri telah dimulai sejak pertengahan 1990-an. Seiring waktu, program ini berkembang menjadi unit khusus yang dikenal sebagai Bureau 121, dengan lebih dari 6.000 personel yang beroperasi dari berbagai negara, menurut laporan militer AS pada 2020. (M1-VOA/ft/rs)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.