METRUM
Jelajah Komunitas

Film-Film Indonesia Bertemakan Sejarah

MENONTON film adalah salah satu kegiatan yang mengasyikan. Selain menghibur, menonton juga dapat memberikan kamu suatu pengetahuan baru, misalnya pengetahuan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Nah, film-film berikut ini sangat identik dengan semangat perjuangan bangsa kita. Tentunya, cocok untuk kamu tonton saat memperingati hari kemerdekaan atau hari pahlawan.

Selain itu, dengan menonton film bertemakan perjuangan bangsa ini, diharapkan mampu memberikan pesan moral dan suri tauladan bagi penontonnya. Berikut ini film tentang sejarah Indonesia.

Perburuan (2019)

Film Perburuan-2019 (Sumber: Sinekdoks).*

Film tentang sejarah Indonesia pertama yang akan kita bahas berjudul Perburuan. Film ini dirilis tahun 2019 yang diperankan oleh aktor Adipati Dolken. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya penulis terkenal, Pramoedya Ananta Toer ini, megambil latar perjuangan kemerdekaan Indonesia di era penjajahan Jepang.

Film Perburuan banyak menceritakan tentang pemberontakan pasukan PETA (Pembela Tanah Air) melawan Jepang. Dikisahkan, enam bulan setelah kegagalan pemberontakan PETA terhadap Jepang, Hardo (Adipati Dolken) kembali ke kampung halamannya di Blora.

Namun, kehadirannya tercium oleh tentara Jepang dan ia pun kemudian dilacak dan dikejar. Untuk menghindari kejaran, Hardo dan sejumlah orang lainnya menyamar menjadi pengemis. Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan malam menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebuah drama perjuangan pun terungkap.

Kartini (2017)

Film perjuangan hasil garapan Hanung Bramantyo selanjutnya berjudul Kartini. Kali ini, film ini mengangkat biografi dari salah satu tokoh pahlawan wanita nasional. Ia adalah Raden Ajeng (R.A) Kartini. Jika biasanya film perjuangan identik dengan perlawanan fisik dan diplomasi, maka kartini justru berjuang melalui dunia pendidikan yang kala itu masih sangat terbatas untuk diakses, terutama bagi perempuan.

Film Kartini memiliki alur cerita yang maju-mundur dan mengisahkan tentang sosok Kartini kecil yang sudah dikenal sebagai pemberontak. Akibat dari sikap kritisnya, R.A Kartini kini sangat dikenang karena menjadi inspirasi dalam dunia pendidikan dan tak henti berjuang atas hak-haknya.

Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018)

Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta-2018 (Sumber: Cineverse).*

Setelah menuai kesuksesan pada film Sang Pencerah, kini sutradara Hanung Bramantyo kembali mengangkat film dengan tema tokoh perjuangan Indonesia, yaitu tokoh Sultan Agung.

Film bergenre kolosal ini menampilkan biografi tokoh Sultan Agung yang terkenal ambisius dan pemberani karena keputusannya untuk menyerang VOC Belanda. Singkat cerita, selepas kepergian ayahnya, Raden Mas Rangsang yang kala itu masih kecil dinobatkan sebagai Sultan Agung Hanyakrakusuma. Film Sultan Agung tak hanya menampilkan cerita tentang perlawanan terhadap VOC, melainkan juga terdapat bumbu cinta antara Sultan Agung dengan Lembayung yang terpaksa kandas.

Rudy Habibie/ Habibie & Ainun (2016)

Film Rudy Habibie (Habibie & Ainun) merupakan sebuah film biografi Indonesia tentang kisah masa muda Rudy Habibie sebelum dikenal sebagai teknokrat dan presiden Republik Indonesia ke-3.

Film ini adalah film sekuel dari film ‘Habibie & Ainun’ pada tahun 2013. Jika sebelumnya lebih banyak mengisahkan sisi romantis B.J Habibie dan sang istri, maka pada film yang dirilis 2016 berbeda sebab kali ini lebih banyak menceritakan kehidupan masa muda B.J Habibie ketika masih menjadi mahasiswa di Jerman hingga konflik yang terjadi ketika ia ingin berkontribusi pada negara.

Jenderal Soedirman (2015)

Film Jenderal Soedirman-2015 (Sumber: Beritagar).*

Film yang dibintangi oleh aktor tampan Adipati Dolken ini merupakan film biografi perjuangan Indonesia berdurasi dua jam dan menceritakan tentang perjuangan sang Jenderal Soedirman pada masa kolonial Belanda di Indonesia.

Film ini berfokus pada perjuangan Jenderal Soedirman yang mengalami sakit keras ketika melakukan perjalanan ke Selatan untuk misi gerilya selama tujuh bulan.

Misi gerilya tersebut berhasil membuat pasukan Belanda kewalahan karena kehabisan logistik dan akhirnya menandatangani perjanjian Roem-Royen. Dari sinilah Belanda mengakui kedaulatan bangsa Indonesia. (Hanna Nursifa/JT)***

komentar

Tinggalkan Balasan