Gempa Dahsyat Guncang Myanmar, Korban Jiwa Diperkirakan Lebih dari 10.000 Orang
TAIWAN, ROC (METRUM) – Gempa bumi besar dan dangkal yang melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025) telah direvisi kekuatannya menjadi magnitudo 8,2 dengan pusat gempa berada di Provinsi Sagaing.
Dilansir dari RTI, guncangan hebat ini menyebabkan banyak gedung dan rumah ambruk seketika, meratakan sejumlah kawasan. Dampak gempa tidak hanya dirasakan di Myanmar, tetapi juga menjangkau Thailand dan Yunnan, Tiongkok, yang mengalami kerusakan serius.
Gempa ini tercatat sebagai yang terkuat di Myanmar dalam 100 tahun terakhir, sejak kejadian serupa pada tahun 1912. United States Geological Survey (USGS) memperkirakan bahwa jumlah korban jiwa di Myanmar bisa melebihi 10.000 orang.
Korban Terbanyak Berada di Naypyidaw
Mengutip laporan CNN, USGS telah mengeluarkan peringatan merah, yang menunjukkan potensi jumlah korban jiwa dan kerugian materi yang sangat besar.
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengungkapkan bahwa daerah dengan korban terbanyak berada di ibu kota Naypyidaw. Hingga saat ini, setidaknya 144 orang dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari 730 orang mengalami luka-luka.
Namun, situasi di beberapa wilayah terpencil masih belum dapat dipastikan akibat gangguan listrik dan internet, yang menghambat komunikasi dan proses evakuasi. Min Aung Hlaing juga menekankan bahwa banyak bangunan yang runtuh dan tim penyelamat terus menemukan jenazah di bawah puing-puing, sehingga jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus bertambah.
Status Darurat Diberlakukan, Thailand Juga Terdampak
Akibat gempa besar ini, pemerintah militer Myanmar menetapkan status darurat di beberapa provinsi dan menyatakan akan segera melakukan operasi penyelamatan serta memberikan bantuan kemanusiaan. Pengumuman tersebut disampaikan melalui aplikasi Telegram.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, juga mengumumkan status darurat di Bangkok akibat dampak gempa yang terasa di wilayah tersebut. Bahkan, Bursa Efek Thailand terpaksa menghentikan seluruh aktivitas perdagangan sebagai langkah antisipasi atas situasi yang berkembang. (M1-RTI)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.