METRUM
Jelajah Komunitas

GWCC, Ramaikan Khazanah Bersepeda di Sukabumi

SUKABUMI, daerah yang dikenal dengan makanan khasnya Moci dan salah satu daerah di Jawa Barat yang banyak melahirkan para pesohor, seperti almarhum Farid Hardja, Desi Ratnasari, Syahrini, Ananda Omesh, dan Band Vagetos ini gerakan bersepedanya pun cukup tinggi dan ramai.

Seperti halnya Bandung Raya yang memiliki wadah para komunitas pesepeda yaitu Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda se-Bandung Raya, Kabupaten Sukabumi juga tak kalah serunya dengan membentuk wadah serupa bernama Baraya Beda Lembur (B2L) dengan slogan Jeung Saha Wae, Kamana Wae, Iraha Wae, Ari Bisa, yang lahir pada tahun 2017 dan dikomandoi oleh Pujakesuma.

Hingga saat ini yang tergabung dalam wadah tersebut kurang lebih sebanyak 150 komunitas pesepeda, salah-satunya adalah Gunung Walat Cycling Community (GWCC) yang merupakan kelompok pegiat sepeda di lingkungan komplek Perurmahan Green Hill Gunung Walat (GHGW), Desa Batu Nunggal, Kecamatan Cibadak.

Awalnya GWCC bernama Gowes Gofunhealt (GGFH) yang digagas Wahyu Sujana, namun usia komunitas ini tak lama karena kesibukan masing-masing anggotanya.

Pada tahun 2021, tiga orang anggota GGFH yang masih aktif berupaya menghidupkan kembali komunitas yang vakum, yaitu Asep Bapam, Dedi DS, dan Nendi Suhendi atau yang akrab disapa Ndi Nendys asal Kota Bandung yang sudah lama aktif bersepeda saat tinggal di Bandung dan menjadi anggota Jelajah Jalur Setapak (Jejak) dan Bike to Work (B2W) Bandung.

Bersama Komanda B2L di kegiatan Milangkala ke-2 KONSEP (Foto: Dok. Ndi GWCC).*

Ketiga personil tersebut aktif bersepeda sambil mengajak warga komplek yang memiliki minat dan tertarik dengan bersepeda untuk bergabung bersama mereka. Lalu, mereka mengganti nama komunitas dengan GWCC dengan alasan agar mudah diingat warga dan Ndi Nendy sebagai salah-seorang penggagas didaulat untuk memimpin komunitas dan saat ini sudah menjabat sebagai ketua selama 2 periode.

Dalam perjalanannya, semakin banyak pesepeda yang bergabung dan menjadi anggota GWCC. Tak hanya dari internal warga komplek, tapi juga dari luar komplek terutama tetangga seputaran perumahahan GHGW. Untuk bergabung dengan komunitas ini, warga dibebaskan mau menggunakan genre atau jenis sepeda apapun.

Kegiatan rutinnya setiap Minggu pagi bersepeda menuju ke berbagai trek atau destinasi wisata, dengan titik kumpul di bunderan ikon perumahan GHGW sekira pukul 7.00 WIB dan ditekankan pada anggota untuk mengutamakan safety ride, kebersamaan dan menjunjung tinggi solidaritas antar sesama anggota.

Kegiatan GWCC di awal komunitas ini berdiri (Foto: Dok. GWCC).*

Selain itu, untuk menjalin silaturahmi semakin erat, komunitas ini sebulan sekali mengadakan kegiatan Gowes Wajib (Gojib) dengan harapan semua anggota bisa hadir. Namun demikian, GWCC tidak membatasi dan tidak melarang anggotanya untuk mengikuti berbagai kegiatan/event bersepeda yang diadakan komunitas atau pihak lain.

Untuk menunjang kegiatan GWCC, dalam setiap aktivitas yang dilaksanakan anggotanya dikenai kas infak mulai dari Rp5.000,00.

Untuk semakin mengangkat eksistensi GWCC, Dedi DS (salah seorang penggagas GWCC) membuat akun grup di media sosial, sementara Ndi mengajak beberapa anggotanya bersepeda di Cibadak bersama komunitas gowes Cibadak dan sekitarnya sebagai syarat untuk memiliki jersey komunitas.

GWCC pun sering mengikuti acara atau event milangkala komunitas pesepeda di bawah naungan B2L dan pada tanggal 8 September 2022 lalu, logo GWCC masuk dalam banner logo-logo B2L dan resmi diakui keberadaannya serta dikenal oleh komunitas sepeda lainnya. Sejak saat itu, GWCC dapat menjalin sinergitas dengan pesepeda lain di wilayah Sukabumi, seperti dari Genteng, Segog, Sela Kopi, dan Salamanjah.

Jajal Trek Gunung Walat (Foto: Dok. GWCC).*

“Pada 11 September 2022 lalu, kami mengadakan gowes bareng perdana di trek sepeda Gunung Walat. Diikuti oleh banyak anggota. Kami seru-seruan ngasruk jalan setapak di hutan. Sayangnya kondisi jalannya sedikit ancur oleh ulah sebagian pemotor,” tutur Ndi Nendys.

Ndi menerangkan bahwa saat ini 70% anggota GWCC merupakan anggota baru sehingga komunitas masih fokus dalam konsolidasi internal. “Sebelumnya baru beres pembuatan jersey. Agenda yang rencananya akan dilakukan adalah kegiatan launching GWCC bersama B2L, saat ini masih proses pencarian waktu, tempat, dan tentunya dana,” jelas Ndi.

Lebih jauh Ndi berharap, semoga GWCC makin eksis dengan berbagai kegiatannya dan dapat mengajak masyarakat membiasakan diri hidup sehat dengan berolahraga, khususnya bersepeda untuk meramaikan khazanah kegiatan bersepeda di wilayah Sukabumi.

Salam bersepeda dan go green! (Cucu Hambali, Bersepeda itu Baik)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.

%d blogger menyukai ini: