METRUM
Jelajah Komunitas

PAS Band Bius Penonton

”Preanger Fest 2018”

TERIAKAN “we want PAS” terdengar dari area panggung. Para passer –sebutan penggemar PAS Band– telah tak sabar melihat idolanya tampil. Di Preanger Fest hari kedua, PAS Band hadir dengan formasi Yuki (vokal), Sandy dan Richard (drum), Trisno (bas), dan Bengbeng ­(gitar). Selama hampir 60 menit, Yuki dkk tampil ­garang di depan ribuan ­penonton.

***

PAS Band menjadi salah satu band yang mengisi “Preanger Fest 2018” yang digagas Havas Indonesia, Minggu (14/10/2018). Berlangsung di Lapangan PPI Pussenif, Jalan WR Supratman, Kota Bandung, tiga panggung yang disuguhkan memuaskan dahaga penonton untuk menikmati sajian musik multigenre. Salah satunya ketika Yuki dkk hadir.

Aksi PAS Band dibuka dengan “Sejuta Harapan”. Para penonton langsung menyambut nomor tersebut dengan nyanyian massal yang membahana. “Assalamualaikum. Senang bisa tampil di Bandung malam ini. Kayaknya sudah lama enggak main di Bandung,” kata Yuki menyapa.

Tanpa banyak basa-basi, PAS Band melanjutkan performa dengan “Impresi”. Lagu yang diambil dari album “In (No) Sensation” ini kembali menyulut kor massal penonton. Kendati “Impresi” dirilis pada 1995 silam, toh popularitasnya sebagai salah satu andalan PAS Band, tak pernah lekang dimakan waktu.

Tak dapat dimungkiri, PAS Band dikenal sebagai band dengan lirik-lirik lugas dan kerap bertema sosial. Misalnya “Gladiator” yang menjadi menu malam itu. Ada pula “Regulasi” yang ditulis PAS Band saat era Reformasi 1998 silam.

Kejutan hadir ketika PAS Band membawakan hit The Beatles, “Yesterday”. Lagu yang aslinya bertempo lambat ini disajikan dalam racikan aransemen ala PAS Band yang sarat distorsi. Tempo kemudian diturun­kan ketika nomor “Kesepian Kita” mengisi repertoar. Di lagu ini, tak hanya penonton laki-laki yang bernyanyi, tetapi juga sebagian penonton perempuan merapat ke dekat panggung.

“Mudah-mudahan Preanger Fest akan ada lagi tahun depan. Teri­ma kasih yang sudah datang hari ini,” ujar Yuki.

Babak akhir penampilan PAS diisi dengan nomor “Jengah”. Permintaan penonton agar PAS Band melantunkan “Aing Pendukung Persib” dikabulkan. Di tengah polemik antara PSSI dan Persib, lagu ini menjadi bukti kalau dukung­an untuk Persib akan terus mengalir, terutama dari Bobotoh.

Selain PAS Band, Burgerkill yang tampil petang juga disambut antu­siasme ribuan Begundal, sebutan penggemar Burgerkill. Band yang akan melakoni tur ke Eropa ini solid dengan formasi Ebenz dan Agung (gitar), Vicky (vokal), Ramdan (bas), serta Putra (drum). “Selamat sore, senang bisa tampil di Bandung hari ini. Sono euy main di Bandung. Ayo Begundal, jangan ragu bikin circle pit,” kata Vicky.

Repertoar Burgerkill diisi antara lain dengan “Shadow of Sorrow”, “Undefeated”, dan “Penjara Batin”. Penonton tambah agresif saat intro “Tiga Titik Hitam” terdengar. Lagu anthem Begundal yang biasanya dinyanyikan Burgerkill bersama Fadly ‘Padi’, kali ini disajikan bersama Amandia, vokalis HMGNC. Tentu saja hal ini menjadi kejutan yang manis untuk penonton.

Performa Burgerkill ditutup dua nomor milik musisi lain yang diaransemen ulang. Suara penonton terus terdengar saat “Air Mata Api” (Iwan Fals) dan “Atur Aku” (Puppen) dibawakan.

Dari ranah pop punk, Rocket Rockers memberikan penampilan spesial untuk Preanger Fest. Kendati tinggal bertiga, tetapi Aska (vokal, gitar), Ozom (drum), dan Bisma (bas) tetap disambut hangat para Rocket Rockfriends.

Di penampilan Aska dkk, unsur seni tradisional Sunda hadir lewat permainan suling dan kecapi. Selain itu, semua personel juga memakai iket di kepala mereka. Menurut Aska, penampilan mereka hari itu berkaitan dengan tema “Lokal Kudu Vokal” yang diusung Preanger Fest.

Penampilan atraktif Rocket ­Rockers diisi antara lain dengan ­”Ingin Hilang Ingatan”, “Bersama Taklukan Dunia”, dan “Dia”. Tanpa ragu, penonton terus bernyanyi de­ngan agresif bersama Aska.

“Baru selesai Asian Games dan Paragames, banyak yang nyinyir sama atlet yang berjuang. Mudah-mudahan yang datang hari ini tidak ada yang nyinyir ya,” kata Aska.

Ucapan Aska ini menjadi pengantar sebelum Rocket Rockers membawakan lagu tema Asian Games, “Meraih Bintang” yang dipopu­lerkan Via Vallen. Lagu ini disambung lagi dengan “Dia” sampai Rocket Rockers mengakhiri penampilannya.

Selepas Magrib, band Angsa & Serigala hadir dengan lagu baru mereka. Band yang akan merilis ­album “Ruang Waktu” ini diawaki Hendra Araji (vokal, gitar akustik), Meyga Sukmana (vokal, synthesi­zer), Esa Prakasa (gitar), Vicky Hediana (bas), dan Viddy Hediana (drum).

Sebagai pembuka, lagu baru berjudul “Biru” langsung mengisi pentas. Setelah itu, penonton dibawa bersenang-senang dengan “Bernyanyi”, “Bersamaku”, “Detik dan Waktu”, dan “Hitam dan Putih”.

The Groove

Acara ditutup dengan penampilan seru The Groove. Terbentuk sekitar 20 tahun lalu, The Groove masih solid dihuni Rieka Roslan dan Reza (vokal), Rejoz (perkusi), Arie Firman (bas), Detta (drum), Tanto dan Ali Akbar (keyboard), dan Arie Arief (gitar). Selama hampir 60 menit, The Groove membawa penonton ke era 1990-an lewat rentetan hits mereka yang masih eksis sampai hari ini.

Lagu bertempo cepat, “Hanya Karena Cinta” dan “Sepi” mengawali penampilan The Groove. Rieka kemudian menyapa penonton dan mengucapkan terima kasih karena telah hadir malam itu. “Hari ini Rejoz ulang tahun lho. Mau kado apa?” kata Rieka yang kemudian meminta Rejoz maju.

Ternyata Rejoz bukan mau diberi kado, tetapi diajak duet untuk lagu “Bawalah Daku”. Seusai itu, berturut-turut The Groove berhasil membuat penonton bernyanyi bersama di lagu “Satu Mimpiku”, “Dahulu”, dan “Khayalan”. (M1/Sumber “PR” 16/10/18)***

komentar

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.