METRUM
Jelajah Komunitas

Peuyeum, Makanan Khas Kota Kembang

RASANYA tidak akan lengkap jika liburan ke Bandung tanpa mengantongi kuliner khas sebagai buah tangan. Membicarakan buah tangan berupa kuliner, pasti Anda teringat kue kekinian para artis yang kian berjamur dan jadi serbuan wisatawan.

Padahal, jauh sebelum itu, setiap wisatawan yang datang ke Kota Kembang dipastikan membawa satu kuliner khas, yakni peuyeum Bandung.

Kuliner yang satu ini memang begitu melekat dengan nama Bandung. Anda bisa sangat mudah menemukannya di hampir setiap tempat wisata.

Meski demikian, tak sedikit orang yang tidak tahu kapan kuliner itu ada dan siapa pembuatnya.

Sejarah peuyeum

Dilansir dari pikiran-rakyat.com, Prof Davidescu Cristina Victoria Marta, Direktur Pascasarjana Universitas Langlangbuana sekaligus peniliti bidang kuliner Jawa Barat, tidak ada tahun pasti kapan makanan yang berbahan dasar dari permentasi singkong itu dibuat.

“Dalam literatur yang kami telusuri, tidak terdapat tahun berapa peuyeum dibuat,” tulis Cristina.

Berdasarkan cerita para orang tua, lanjut Cristina, orang Sunda sudah menanam dan memang menyukai singkong yang menjadi bahan dasar peuyeum sejak dulu.

Tak hanya itu, pada zaman penjajahan, kekurangan bahan pangan seperti beras menjadi salah satu alasan singkong sebagai penyokong karbohidrat untuk makan.

Cristina sendiri mendapat informasi demikian dari seseorang yang telah berumur 93 tahun pada 1990. Ia pun menyimpulkan bahwa peuyeum kemungkinan sudah ada sejak 1800, bahkan sebelum tahun tersebut. Namun, ada pendapat lain bahwa peuyeum berasal dari orang Jawa yang dikenal sebagai tapai singkong atau tape telo.

Asalnya peuyeum banyak diproduksi daerah Cipeyeum. Konon karena banyak dihasilkan dari daerah tersebut, maka tape singkong ini kemudian disingkat dengan sebutan Peuyeum. Wilayah Cimenyan di dataran tinggi Bandung sebelah utara juga terkenal sebagai penghasil peuyeum dengan kualitas tinggi dan rasa yang lezat.

Lebih jauh, peuyeum juga tak hanya dikenal di Indonesia saja, beberapa negara Asia tenggara memiliki tapai juga. Seperti di Filipina, tapai dikenal sebagai Binubran, Chao di Kemboja, dan Chao-mak di Thailand.

Pembuatan Peuyeum

Sejuknya Bandung membuat setiap orang membutuhkan asupan makanan yang bisa menghangatkan badan. Mereka pun terus berinovasi akan hal tersebut.

Mulanya, penyajian singkong hanya direbus atau dibakar yang kemudian dimakan ketika hangan dengan campuran garam saja. Seiring berjalannya waktu, inovasi yang tumbuh dalam kehidupan manusia mendorong mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kemudian mereka pun mencampurkan singkong dengan ragi.

Singkong yang telah direbus matang, diberikan ragi secukupnya lalu ditutup dan dibiarkan sekitar tiga hari untuk proses fermentasi. Selama proses tersebut, singkong menjadi lembek dan mengandung sedikit alkohol berkat mikroorganisme yang terdapat dalam ragi.

Dengan adanya proses tersebut, singkong akan tetap memberi kehangatan meski dibiarkan selama beberapa hari tanpa harus direbus atau dibakar kembali.

Jenis-jenis kuliner olahan dari peuyeum

Karena Bandung merupakan salah satu tujuan utama berwisata, khususnya kuliner, orang-orang mencoba mengolah peuyeum menjadi beragam variasi sesuai selera yang lebih modern.

Beberapa olahan peuyeum, di antaranya:

Peuyeum bol

Peuyeum bol merupakan kue yang berbahan dasar peuyeum dan tepung terigu yang dibentuk seperti bola. Bola-bola itu kemudian digoreng lalu ditaburi gula halus untuk penyajiannya.

Colenak atau akronim dari dicocol enak

Adalah peuyeum dengan bumbu kinca kelapa atau gula merah yang dilarutkan dengan kelapa parut.

Brownies peuyeum

Yang satu ini, merupakan olahan yang cukup modern karena mencampurkan peuyeum sebagai bahan dasar pembuatan kue panggang.

Meski mudah didapat di beberapa daerah di Jawa Barat, peuyeum dari Bandung, dengan ciri khas rasanya akan menjadi kekhasan tersendiri bagi Anda penikmat kuliner. (M1)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.