PMR Bukan Sekadar Ekstrakurikuler, Erwin: Ini Awal Perjalanan Relawan Muda
KOTA BANDUNG (METRUM) – Palang Merah Remaja (PMR) merupakan salah satu ujung tombak dalam membina generasi muda, terutama dalam menanamkan semangat kepalangmerahan.
Melalui kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), para siswa tidak hanya dibekali nilai-nilai kemanusiaan seperti kepedulian sosial dan semangat gotong royong. Mereka juga dilatih untuk tanggap dan terorganisir saat menghadapi situasi darurat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, saat menghadiri kegiatan Orientasi Pembinaan PMR Kota Bandung pada Selasa, 6 Mei 2025.
Erwin menilai, di tengah berbagai tantangan zaman yang makin kompleks, PMR hadir sebagai ruang belajar yang konstruktif bagi generasi muda. Di dalamnya, anggota PMR dibentuk untuk memiliki rasa empati, tanggung jawab, serta pemahaman pentingnya kerja sama demi kemanusiaan.
“PMI (Palang Merah Indonesia) telah menjadi mitra penting bagi Pemkot Bandung dalam berbagai agenda kemanusiaan, mulai dari donor darah, penanggulangan bencana, hingga edukasi masyarakat,” tutur Erwin.
Ia menambahkan, keterlibatan aktif PMR dalam kegiatan orientasi ini menunjukkan bahwa generasi muda siap mengambil peran nyata dalam kehidupan sosial.
Menurut Erwin, menjadi anggota PMR bukan sekadar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, melainkan merupakan langkah awal dalam perjalanan menjadi relawan yang berjiwa sosial dan siap mengabdi tanpa pamrih.
“Peran pembina PMR sangat krusial. Mereka adalah ujung tombak dalam membentuk karakter dan semangat kemanusiaan di kalangan pelajar. Nilai-nilai dasar kepalangmerahan harus ditanamkan dengan penuh dedikasi,” tegasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, kegiatan orientasi ini sangat esensial. Melalui program ini, para pembina akan mendapatkan bekal berupa pemahaman, wawasan, dan keterampilan yang diperlukan untuk membimbing siswa menjadi relawan yang profesional dan berjiwa kemanusiaan tinggi.
“Pembangunan Kota Bandung yang inklusif, tangguh, dan kompetitif tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga kekuatan moral dan sosial warganya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Orientasi PMR Kota Bandung, Ijang Faisal, menjelaskan bahwa PMI Kota Bandung menggelar kegiatan orientasi dan pembinaan bagi 30 anggota PMR dari berbagai sekolah, terdiri dari 28 siswa SMP dan 2 siswa SD.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan lebih dalam tentang prinsip-prinsip kepalangmerahan, terutama Undang-Undang Kepalangmerahan yang menjadi dasar hukum bagi para relawan,” terang Ijang.
Ia menekankan pentingnya pemahaman regulasi bagi para relawan sebagai bekal menjalankan misi kemanusiaan secara tepat dan sah.
Saat ini, ungkap Ijang, jumlah relawan PMR di Kota Bandung telah melebihi 1.000 orang. Bahkan, pada 20 Mei mendatang, akan digelar pelantikan gabungan PMR se-Kota Bandung dengan total peserta mencapai 2.000 siswa.
PMI juga tengah menyesuaikan materi PMR dengan perkembangan organisasi serta kurikulum sekolah. Koordinasi aktif dilakukan bersama Dinas Pendidikan agar arah pembinaan dari tingkat kota hingga provinsi dapat selaras.
“Pembinaan PMR mencakup tujuh materi utama. Ke depan, akan disusun modul kurikulum khusus hasil kolaborasi PMI dan pihak sekolah,” pungkas Ijang. (M1)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.