METRUM
Jelajah Komunitas

Sampah, Tantangan dan Strategi Utama Kota Kitakyushu (Bagian-9)

Oleh Indriyani Rachman*

DIBANDINGKAN dengan masalah lingkungan yang lain, permasalahan sampah di Kota Kitakyushu merupakan isu yang paling memerlukan pemahaman, partisipasi, dan kerjasama/kemitraan dari semua anggota masyarakat.

Potensi besar kemitraan tersebut adalah dari sistem sosial dan tradisi yang sudah dipahami bersama oleh masyarakat. Untuk menemukan potensi ini, perlu dilakukan forum diskusi untuk saling berbagi pengalaman tentang keberhasilan, kegagalan, faktor kontribusi masyarakat lokal, dan mengenai sistem yang bermanfaat.

Eco-Town Center, Kitakyushu (Dok. Penulis).*

Pemilihan teknologi tepat guna yang paling efektif ditentukan berdasarkan situasi masing-masing distrik di Kota Kitakyushu.

Dalam menangani sampah, sistem pembakaran juga digunakan untuk mengurangi volume sampah dan untuk mengatasi luasan TPA yang terbatas. Residu pembakaran digunakan pula untuk menstabilkan daerah reklamasi agar tidak terjadi dekomposisi sampah organik. Pertimbangan ekonomi juga menjadi alasan penggunaan sistem ini.

Untuk proses pemilahan sampah, warga secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang produk kertas (surat kabar, jurnal, kemasan paket, dan lainnya). Selain itu, warga memisahkan kaleng, kaca, dan botol plastik, yang kemudian dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai bahan baku setelah pemrosesan.

Beberapa botol kaca digunakan kembali menggunakan sistem deposit. Pemerintah kota menetapkan program subsidi untuk mempromosikan kegiatan pengomposan oleh warga. Saat ini, sekitar 26.526 rumah tangga telah menerima peralatan pengomposan dari pemerintah. 

Kitakyushu memberlakuan sistem penggunaan kantong plastik bening pada tahun 1998. Pendapatan dari penjualan kantong plastik sampah ini juga digunakan untuk membantu dan mempromosikan kegiatan lingkungan di masyarakat. Lebih jauh, proses dasar pengelolaan limbah padat di Kitakyushu merupakan konsensus (kesepakatan) bersama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat. Proses pengambilan keputusan pengelolaan lingkungan di Kitakyushu adalah sebagai berikut:

  • (1) Kuesioner untuk mengembangkan dialog dengan warga
  • (2) Pertemuan dengan warga selama tahap perencanaan melalui kerjasama dengan asosiasi/ komunitas lingkungan untuk bertukar pikiran dan informasi mengenai kelayakan dan tujuan sistem retribusi, manfaat dan tanggung jawab tambahan dari sistem yang akan diberlakukan 
  • (3) Setelah perjanjian resmi, kesepakatan antara warga dan pemerintah, ditetapkan oleh Kota Kitakyushu menjadi peraturan setempat
  • (4) Penyampaian saran dan bantuan pada pelaksanaan kegiatan, terbuka bagi warga kota, pejabat pemerintah, dan relawan.

Dalam rangka penerapan kebijakan baru tentang pengelolaan sampah berbasis lokal yang efektif dan efisien, selain konsensus, juga didukung dengan pemahaman tentang kondisi timbulan sampah, estimasi kebutuhan di masa depan, identifikasi masalah dan langkah-langkah untuk memecahkan masalah, serta evaluasi kemampuan, peran pemangku kepentingan lokal, dan mengamankan semua sumber daya yang diperlukan.

Pengelolaan Limbah Padat (Solid Waste Management) dianggap sebagai salah satu aspek lingkungan yang paling serius yang dihadapi daerah perkotaan di Asia. Pertumbuhan penduduk perkotaan dan perekonomian telah menghasilkan peningkatan timbulan limbah padat sehingga pemerintah daerah menghadapi kesulitan dalam melakukan pengelolaannya.

Masalah peningkatan timbulan sampah ini diperparah dengan sulitnya mencari lokasi baru untuk tempat pembuangan akhir. Oleh sebab itu, langkah yang harus diambil adalah dengan mengurangi jumlah sampah akan diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Proses pengomposan sampah organik dianggap tidak hanya menjadi langkah yang efektif untuk mereduksi sampah kota, tapi juga untuk meningkatkan dan membangun kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, terutama di negara berkembang yang memiliki proporsi limbah organik lebih dari setengah dari jumlah total sampahnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is 620db513-c5ac-47e8-a210-6caff7a3ff8c.jpg
Eco-Town Center, Kitakyushu (Dok. Penulis).*

Kitakyushu memilki pengalaman pengelolaan sampah padat di Surabaya dengan model sistem pengomposan. Metode ini pertama kali diujicobakan di Kampung Rungkut Lor, sebuah komunitas perkotaan yang berdekatan dengan kawasan industri terbesar di Surabaya, di mana sebuah organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pusdakota, dengan bantuan teknis disediakan oleh Kitakyushu International Techno-Cooperative Association (KITA), mendorong masyarakat untuk memisahkan sampah di sumber.

Sampah organik ini kemudian dikumpulkan secara terpisah dan diproses di pusat kompos terdekat dengan mengadopsi metode pengomposan Takakura, sebuah metode pengomposan sederhana memanfaatkan barang yang tersedia secara lokal dan mikroorganisme fermentasi atau mikroorganisme lokal.

Dengan memanfaatkan jaringan Kitakyushu Initiative untuk Lingkungan Bersih (KI), Kota Kitakyushu, KITA, dan Institut Strategi Lingkungan Global (IGES) telah bekerja sama untuk berbagi sukses mengenai model pengelolaan sampah Surabaya kepada kota-kota lain di Asia. Model ini telah diikuti dan sukses diaplikasikan oleh pemerintah kota lainnya.

Oleh sebab itu, metode pengomposan Takakura telah menjadi teknologi populer untuk proses daur ulang sampah organik, dan Kitakyushu system composting merupakan model pengomposan yang dikenal dan berlaku di banyak kota.

.Selain dikenal dalam pengelolaan sampah organik, Kitakyushu juga dikenal dengan Kitakyushu Eco-Town Centernya, yaitu pusat pembelajaran lingkungan yang didirikan pada bulan Juni 2001 untuk mempromosikan penyebaran kegiatan Eco–Town dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahan serta material yang ada di pasaran. Berikut ini adalah fungsi dari Eco-town Center:

  1. Tempat pembelajaran mengenai lingkungan bagi masyarakat
  2. Tempat pelaksanaan pelatihan lingkungan/seminar
  3. Memberi penjelasan kepada pengunjung
  4. Memberi dukungan dalam kegiatan penelitian
  5. Melakukan pengelolaan lingkungan yang komprehensif untuk proyek Eco-Town
  6. Sarana pameran teknologi lingkungan/daur ulang. (*Penulis tinggal di Kitakyushi-shi, Fukuoka, Jepang).***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.