Sejak 11 Januari, TPST Nyengseret Kurangi 16,5 Ton Sampah ke TPA
KOTA BANDUNG (METRUM) – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Nyengseret Kota Bandung telah berhasil menekan 16,5 ton sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sejak mulai beroperasi pada 11 Januari lalu. Ini merupakan hasil dari perubahan pola pengolahan sampah yang sebelumnya menerapkan sistem kumpul-angkut-buang, kini menjadi sistem pemilahan.
Kepala TPST Nyengseret, Tati Haryati, menjelaskan bahwa TPST beroperasi dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, dengan pengumpulan sampah dilakukan hingga pukul 15.00 WIB. Saat ini, TPST Nyengseret memiliki 51 pegawai yang bertugas dalam proses pengolahan sampah.
Sampah yang masuk ke TPST akan ditimbang terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam mesin pemilahan. Hasil dari pemilahan ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu organik dan anorganik, dengan langkah-langkah selanjutnya sebagai berikut:
- Sampah Organik
Sampah organik akan dikirim ke eks TPA Jelekong untuk diolah menjadi pupuk organik dan media tanam. TPST bekerja sama dengan vendor dan memanfaatkan lahan di eks TPA Jelekong sebagai lokasi produksi. - Sampah Anorganik
Sampah yang memiliki nilai tinggi (high value) akan disalurkan ke pengepul, sedangkan sampah dengan nilai rendah (low value) akan dikirim ke TPST Tegallega untuk pengelolaan lebih lanjut.
Meskipun sistem pemilahan sudah diterapkan, Tati menekankan bahwa pemilahan dari rumah masih sangat penting. “Residu yang masuk ke TPST masih cukup banyak. Jika memungkinkan, warga sebaiknya mulai memilah sampah dari rumah,” ujarnya pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Sejak 11 Januari, TPST Nyengseret telah berhasil mengolah sekitar 16,5 ton sampah per hari, yang setara dengan 54% dari target yang ditetapkan, yaitu 30 ton. Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas sistem baru dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan jumlah ini, sehingga potensi pengiriman sampah ke TPA dapat ditekan lebih lanjut.
Sebagai langkah lanjutan, Tati mengajak warga Bandung untuk lebih aktif dalam memilah sampah, terutama yang memiliki nilai ekonomi. “Sampah yang masih memiliki nilai jual sebaiknya tidak langsung dibuang ke TPS, tetapi lebih baik dikumpulkan dan dijual ke bank sampah,” tuturnya. (M1)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.