METRUM
Jelajah Komunitas

70 Tahun KAA: Bandung Kukuhkan Diri sebagai Ibu Kota Asia-Afrika Lewat Simbolisme dan Aksi Nyata

KOTA BANDUNG (METRUM) – Suasana penuh kehormatan menyelimuti Pendopo Kota Bandung saat Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menjamu Duta Besar Kerajaan Maroko, Yang Mulia Ouadia Benabdellah, beserta para duta besar dari negara-negara Afrika. Acara ini digelar sebagai bagian dari peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang bersejarah.

Meskipun tahun ini tidak ada peringatan berskala nasional, Pemerintah Kota Bandung tetap menggelar kegiatan simbolis untuk menjaga nyala semangat solidaritas antarbangsa yang diwariskan Konferensi Asia-Afrika.

Momentum ini menjadi istimewa karena secara simbolis, Kota Bandung kini diakui sebagai Ibu Kota Bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Acara diawali dengan kunjungan para delegasi ke “Ruangan Arab” di Pendopo Kota Bandung, dilanjutkan dengan jamuan makan siang yang diawali pertunjukan tarian Peacock Dance sebagai bentuk sambutan khas budaya lokal.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa semangat Konferensi Asia-Afrika akan terus digaungkan dari Bandung, terutama di tengah menguatnya kecenderungan egoisme nasional dalam kancah global.

“Bandung tetap menjadi mercusuar nilai-nilai kesetaraan antarbangsa. Tahun ini, kami memperkenalkan logo baru Bandung sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Logo tersebut dirancang oleh generasi muda Bandung dan mengusung warna hijau, merah, dan putih sebagai simbol solidaritas dengan perjuangan Palestina,” ujar Farhan pada Rabu, 23 April 2025 di Pendopo.

Ia juga menyerukan pentingnya kolaborasi internasional dalam merespons isu-isu global seperti krisis iklim, ketegangan geopolitik, dan ketimpangan ekonomi.

Sementara itu, Duta Besar Maroko, Ouadia Benabdellah, menyampaikan bahwa tahun 2025 bukan sekadar momen reflektif, tetapi juga titik awal menuju masa depan kolaboratif antara negara-negara Asia dan Afrika.

“Konferensi Asia-Afrika adalah tonggak penting dalam sejarah diplomasi dunia. Di Bandung, lahir semangat kolektif negara-negara pascakolonial untuk bersatu dan saling mendukung. Kini, hubungan Asia-Afrika semakin kuat, khususnya dalam sektor ekonomi dan politik,” jelasnya.

BACA JUGA:  Indonesia Mulai Transisi Menuju Fase Endemi

Benabdellah juga menyoroti potensi besar Afrika sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia berikutnya, didukung oleh populasi muda yang dinamis dan meningkatnya integrasi ekonomi.

Asia, menurutnya, memainkan peran penting sebagai mitra dagang dan investasi strategis, dengan kontribusi besar dari negara-negara seperti Tiongkok, India, Jepang, serta kawasan ASEAN.

“Namun, kerja sama kita tidak boleh berhenti pada perdagangan. Kita harus membangunnya di atas fondasi inovasi, pembangunan berkelanjutan, dan investasi pada kualitas manusia,” tambahnya.

Ia menutup pernyataannya dengan penegasan bahwa Spirit of Bandung harus terus menjadi kompas dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Kita tidak hanya membangun jalan bagi diri kita sendiri, tapi sedang membentuk masa depan dunia,” ujarnya dengan penuh semangat.

Bandung, yang memiliki hubungan kota kembar dengan Agadir di Maroko, kembali meneguhkan peran strategisnya sebagai simbol perdamaian dan persatuan lintas benua.

Sebagai langkah konkret meneruskan warisan KAA kepada generasi muda, Pemkot Bandung juga mengumumkan rencana penyelenggaraan Asian African Youth Forum. (M1)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.