Diaspora Indonesia di Philadelphia: Dari “Tahu Bulat” hingga Suara Azan di Bulan Ramadan
SEBAGAI kota yang menampung banyak diaspora Indonesia di Amerika Serikat, Philadelphia, Pennsylvania, memiliki sejumlah lokasi yang menjadi pusat aktivitas komunitas selama bulan Ramadan. Jurnalis VOA, Rivan Dwiastono, mengunjungi beberapa tempat tersebut untuk menggambarkan suasana menjelang Ramadan di kota ini.
Salah satu lokasi yang ramai dikunjungi adalah sebuah bangunan tiga lantai berwarna abu-abu di selatan Philadelphia. Meskipun tampilannya sederhana seperti rumah biasa, tempat ini telah berfungsi sebagai pusat kegiatan komunitas Muslim diaspora Indonesia sejak tahun 2008.
Masjid Al-Falah kini menjadi tempat berkumpul bagi umat Islam dari berbagai latar belakang ras, negara, dan bahasa. Sekretaris Umum Masjid Al-Falah, Emil Damsyik, mengungkapkan bahwa jumlah jemaah terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama saat salat Jumat.
“Hingga tiga atau empat tahun lalu, jumlah jemaah belum seramai sekarang, terutama untuk salat Jumat. Namun, sejak tahun 2024 hingga 2025, pertumbuhannya luar biasa, bukan sekadar bertambah sedikit, tetapi meningkat secara signifikan, mencapai 200 hingga 300 persen. Jika sebelumnya jumlah jemaah hanya sekitar 40-50 orang, kini jumlahnya selalu lebih dari 150 orang,” jelas Emil.

Pada Ramadan tahun ini, Masjid Al-Falah di Philadelphia mengadakan program khusus bagi anak-anak keturunan Indonesia untuk tampil di hadapan jemaah.
Imam Masjid Al-Falah, Mochammad Fahmi Arrasyid, menjelaskan bahwa anak-anak remaja di komunitas tersebut akan diberi kesempatan menjadi muazin. “Setiap magrib, mereka akan bergantian mengumandangkan azan. Tujuannya adalah mengenalkan bahwa ada generasi muda Indonesia yang siap menjadi penerus. Tidak hanya azan, beberapa di antara mereka juga akan dilatih menjadi imam tarawih agar terbiasa tampil di depan umum,” ungkapnya.
Selain masjid, toko-toko yang menjual berbagai produk khas Indonesia juga menjadi tempat favorit diaspora selama bulan puasa. Salah satunya adalah Nusantara Store, yang telah berdiri selama sembilan tahun di kawasan yang sama dengan Masjid Al-Falah.
Menjelang Ramadan, toko ini menyediakan perlengkapan ibadah seperti mukena, sarung, dan gamis. Pemiliknya, Jeanny Djunaidi, mengungkapkan bahwa pelanggan mulai berdatangan menjelang waktu berbuka. “Suasana Ramadan di sini tentu tidak seramai di Indonesia, tetapi menjelang buka puasa biasanya banyak orang datang mencari takjil dan makanan untuk berbuka,” ujarnya.
Salah satu pelanggan setia adalah Peggy, yang datang bersama dua anaknya. Meskipun sudah tiga tahun menetap di Amerika, ia tetap mengandalkan penganan khas Indonesia untuk berbuka. “Setiap Ramadan, kami pasti sering ke sini untuk membeli tempe, tahu, dan sirup. Untungnya, Nusantara Store selalu menyediakan,” katanya.
Kedua anaknya, Enver dan Syahrani, mengungkapkan kerinduan mereka terhadap jajanan Indonesia. “Aku kangen tahu bulat dan sotong,” ujar Enver. “Aku juga suka tahu bulat, tapi ketoprak juga enak,” tambah Syahrani.
Untuk mengatasi rasa rindu akan makanan Indonesia, Peggy mengaku harus kreatif memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di Amerika.
Selain Nusantara Store, ada beberapa toko lain di Philadelphia yang menjual produk impor dari Indonesia. Restoran dan rumah makan khas Nusantara juga menjadi tempat favorit bagi mereka yang ingin menikmati sajian berbuka puasa selama bulan Ramadan. (M1-VOA/rd/uh)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.