METRUM
Jelajah Komunitas

Farhan Tegaskan Kepemimpinan di Bandung Bukan Soal Figur, tapi Institusi

KOTA BANDUNG (METRUM) – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan, kepemimpinan di Kota Bandung saat ini bukanlah tentang sosok personal, melainkan representasi dari sebuah institusi.

Pernyataan ini disampaikan Farhan dalam wawancara mengenai arah komunikasi dan visi kepemimpinan yang ia jalankan sejak resmi dilantik pada 20 Februari 2025.

“Sejak saya dan Wakil Wali Kota dilantik, maka yang tampil ke depan bukan lagi sosok pribadi Farhan, melainkan Wali Kota sebagai representasi resmi dari institusi Pemerintah Kota Bandung,” ujar Farhan, Jumat 11 April 2025.

Ia menjelaskan bahwa dirinya bersama Wakil Wali Kota merupakan satu kesatuan yang bekerja bersama seluruh elemen pemerintahan kota—mulai dari kepala dinas, camat, hingga lurah—untuk membangun Bandung secara kolektif.

Farhan menegaskan bahwa komunikasi publik yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan tidak akan berfokus pada personal branding, melainkan menekankan kepemimpinan yang kolektif dan berbasis institusi.

“Kami ingin membangun pola komunikasi publik yang mencerminkan pelayanan institusi, bukan sekadar pencitraan individu maupun keluarga pejabat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kepercayaan publik dengan menjauhkan gaya kepemimpinan yang terlalu mengedepankan personalitas. Menurutnya, Kota Bandung tidak membutuhkan pemimpin bergaya selebritas, melainkan sosok yang kuat, profesional, dan kolaboratif.

“Bandung dibangun lewat kolaborasi. Tidak ada satu pun Wali Kota, sehebat apapun, yang mampu menyelesaikan semua persoalan sendirian,” jelasnya.

Farhan mencontohkan isu-isu seperti kemacetan, penataan PKL, dan pengelolaan sampah yang membutuhkan kerja sama lintas sektor dan keterlibatan banyak pihak.

Ia juga menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Bandung kembali sebagai kota yang nyaman dan aman, baik bagi warganya maupun wisatawan.

“Orang harus datang ke Bandung karena udaranya segar, jalannya ramah bagi pengguna, makanannya higienis, dan tidak ada pungutan liar. Kota ini harus menjadi tempat yang menghadirkan rasa aman dan damai,” ungkapnya.

BACA JUGA:  28 Istri Duta Besar Terkesan Saat Kunjungi Kota Bandung

Selama masa jabatannya, Farhan menetapkan enam fokus utama: peningkatan kualitas jalan, penerangan umum, pengelolaan sampah, pengurangan risiko banjir, perbaikan transportasi publik, serta revitalisasi area strategis seperti Alun-Alun, kawasan Asia Afrika, dan pasar tradisional.

“Bandung harus memiliki sistem yang berjalan dengan baik—yang tak bergantung pada figur pemimpin semata. Itulah esensi kepemimpinan berbasis institusi,” pungkasnya. (M1)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.