METRUM
Jelajah Komunitas

Jajanan Unik di Tatar Pasundan

JIKA kamu tengah menikmati liburan atau sekedar jalan-jalan ke beberapa daerah di Jawa Barat, jangan lupa cicipi juga jajanan tradisional yang unik tapi legit di tatar Pasundan ini.

Kalua Jeruk

Kulit jeruk Bali ternyata bukanlah limbah yang hanya dibuang percuma. Ditangan warga Ciwidey, Kabupaten Bandung, kulit-kulit jeruk itu mampu disulap menjadi manisan yang diberi nama Kalua Jeruk.

Pembuatan kalua jeruk sudah dimulai sejak 1925, Ibu Eneh Sutinah adalah orang pertama yang membuat kalua, yang awalnya hanya untuk camilan keluarga. Tidak jarang tokoh terkenal termasuk Bung Karno (Presiden Petama RI) pernah mampir untuk merasakan kemanisan olahan kulit jeruk bali buah tangan Enih, meski saat itu tak ada toko yang sengaja dibangun untuk berjualan.

Awalnya kalua jeruk hanya memiliki satu varian yaitu warna hitam/kecoklatan campuran dari warna gula merah. Kini sudah dikembangkan varian rasa gula merah moka, durian, strawberry, melon, jeruk dan vanila.

Borondong

Borondong adalah pop-corn-nya orang Sunda yang diproduksi sejak tahun 1920-an. Makanan ini terbuat dari jagung dan ada juga dari beras ketan. Bahan jagung tersebut disangrai hingga mekar seperti pop-corn, cangkangnya kemudian dibersihkan dari isinya.

Sedangkan bahan dari beras ketan yang dipakai adalah ketan yang masih berada di tangkainya. Jagung atau ketan yang telah membentuk seperti pop-corn dicampur dengan kinca (gula yang telah dicairkan) gula merah atau putih. Kemudian dibentuk menjadi bulat berbagai ukuran. Selain bulat borondong juga ada yang berbentuk persegi.

Selain bentuk, makanan ini terdiri dua jenis yakni borondong garing dan enten. Borondong garing adalah ketan atau jagung yang dicampur dengan kinca kemudian dibentuk. Sedangkan enten adalah ketan atau jagung sangrai yang membungkus enten. Enten adalah sejenis adonan isian, perpaduan beras ketan dan gula merah.

Angleng

Angleng adalah kudapan yang eksis di kalangan masyarakat Sunda (Jawa Barat) sejak 150 tahun yang lalu. Saat ini menjadi menu langka yang tersaji hanya saat hari lebaran dan juga pada saat ada pesta atau kenduri.

BACA JUGA:  Daftar Nomor Telefon Penting Kota Bandung

Makanan Khas Garut, Jawa Barat ini terbuat dari tepung beras ketan dan dibungkus dengan kulit jagung. Rasa manis yang dimiliki cemilan inilah yang membuat penduduk Garut khususnya, sering menjadikan Angleng sebagai makanan suguhan tamu pada suatu perayaan.

Bandros

Bandros merupakan jajanan jadul yang masih bertahan hingga saat ini. Penganan ini terbuat dari tepung beras, santan, daun pandan, garam, kelapa parut kasar, telur yang dikocok, dan air. Jajanan ini memiliki citarasa yang gurih, di beberapa tempat di kota Bandung kamu dapat menjumpai penjual kue bandros dengan aneka ragam toping yang menghasilkan citarasa yang baru.

Bangkerok

Bangkerok atau disebut juga Onger Ketan adalah makanan yang hampir mirip dengan uli yang mana bahannya sama sama dari beras ketan. Bedanya, Uli dibuat dari beras ketan yang di haluskan lalu di jemur terlebih dahulu sebelum digoreng ataupun dibakar. Sedangkan bangkerok dibuat dari nasi ketan yang sudah dicampur dengan bumbu lalu di diamkan di dalam wajan sampai hangus. Biasanya sering ditambahkan sambal kacang ataupun sambal oncom.

Awug

Awug adalah makanan tradisional khas Bandung yang terbuat dari tepung beras, kelapa, aroma daun pandan dan gula merah yang dikukus didalam aseupan (kukusan berbentuk lancip untuk membuat tumpeng). Kandungan gizi awug juga bagus untuk kamu konsumsi. Zat gizi/potong : energi 87,9 kkal, protein 1, 4 g, lemak 0,9 g, karbohidrat 18,3 g, kalsium 2,8 mg, fosfor 29,1 mg, besi 0,6 mg, vitamin A 0,1 RE, vitamin C 0,2 mg, vitamin B1 0,1 mg.

Gemblong

Penamaan kue gemblong sendiri masih belum diketahui dari mana asal mulanya. Beberapa berpendapat bahwa nama gemblong diambil karena bentuknya yang bulat dan lonjong.

Kue gemblong ketan merupakan salah satu kue khas orang Sunda, namun cemilan ini juga akrab di lidah masyarakat Betawi, Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Seperti di Jawa Timur panganan ini biasa disebut getas. Sedikit berbeda dengan gemblong yang menggunakan ketan putih, getas dibuat menggunakan ketan hitam.

BACA JUGA:  Wisata Unik Semburan Lumpur Garam Bledug Kuwu

Burayot

Kue Burayot adalah panganan sederhana yang terbuat dari tepung beras dan gula aren. Asal-usul kata burayot ini sedikit unik, kata burayot berasal dari kata bahasa sunda yang berarti menggantung/menggelayut. Dikarenakan dalam proses pemasakan kue burayot ini setelah diproses melalui penggorengan kemudian diangkat dengan cara ditusuk -tusuk menggunakan bilah bambu dengan posisis menggantung atau menggelayut, sehingga lahirlah nama kue burayot.

Hanya berbekal gula kawung, tepung beras, minyak goreng, dan sedikit santan; warga kampung di Garut sudah bisa mengolah, menghidangkan dan menyantap camilan ini rame-rame.

Jongjorong

Makanan khas sunda dari Pandeglang, Serang Banten ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah dan diberi santan kelapa. Jajanan ini disajikan dengan daun pisang sebagai bungkusnya. Biasanya jojorong dijadikan untuk menu buka puasa. Rasanya gurih manis yang bikin nagih.

Ali Agrem

Ali Agrem adalah salah satu makanan tradisional Sunda yang berasal dari Karawang. Salah satu desa yang masih mengembangkan kue ali agrem ini adalah Desa Lemahmukti. Bentuknya menyerupai donat yang bagian tengahnya lubang.

Camilan ini sebenarnya merujuk pada bentuk cincin (ali dalam bahasa Sunda artinya cincin). Kue berbahan tepung beras dicampur dengan gula merah lalu digoreng ini, dahulu biasa disajikan sebagai teman ngopi di sore hari maupun di acara pernikahan, khitanan, tujuh bulanan, atau perayaan hari besar keagamaan.

Jalabria

Jalabria adalah jajanan tradisional yang berasal dari Subang, Jawa Barat. Kue ini memiliki bentuk seperti donat, makanya sering juga disebut kue cincin. Jalabria dibuat dari tepung ketan hitam yang diberi gula dan digoreng. Memiliki rasa manis yang pekat karena seluruh permukaannya dilumuri gula merah atau gula putih yang dibiarkan mengering seperti kue gemblong.

Saroja

Saroja merupakan salah satu makanan ringan khas dari Ciamis, Jawa Barat. Bentuknya yang mirip dengan kembang seroja atau dibeberapa daerah disebut kembang goyang. Lazimnya, saroja disajikan sebagai salah satu makanan ringan yang dapat disantap saat bersantai.

BACA JUGA:  Soto Kuning, Kuliner Lezat di Bogor

Saroja dibuat dalam dua rasa, yaitu asin dan manis. Dua rasa ini dapat dibedakan dari tampilannya. Saroja asin biasanya berwarna coklat muda dan terang dengan bertabur daun jeruk. Sedangkan saroja manis, berwarna coklat muda dan sedikit gelap dengan bertabur gula pasir.

Galendo

Galendo adalah camilan khas daerah Ciamis, merupakan kuliner yang terbuat dari residu yang dihasilkan dalam proses pembuatan minyak kelapa, lalu residu ini diendapkan selama beberapa waktu. Di masa lalu Ciamis dikenal sebagai produsen kelapa terbesar di Jawa Barat. Orang yang berjasa mengembangkan kelapa di Ciamis adalah Raden Adipati Aria Kusumahdiningrat atau Kangjeng Prebu, Bupati Galuh Ciamis yang memerintah tahun 1839 – 1886.

Galendo diproduksi dengan cara merebus santan kelapa di atas wajan hingga mendidih sampai airnya menguap habis dan tersisa berupa serbuk kecoklatan. Serbuk kecoklatan yang tersisa kemudian dipress untuk memisahkan minyak dengan ampasnya. Minyak yang dihasilkan itulah yang disebut minyak keletik, sedangkan ampasnya disebut galendo yang memiliki rasa gurih dan manis.

Wajit

Wajit Cililin merupakan oleh-oleh khas dari Kabupaten Bandung Barat yang sudah ada sejak tahun 1916. Kue wajit ini dibuat sebagai cara untuk menentang kolonial Belanda, pasalnya dahulu yang boleh makan beras ketan hanyalah orang Belanda maupun kaum Menak.

Pribumi boleh membuat penganan dari beras ketan asalkan disetorkan ke pihak kolonial. Namun Hj. Siti Romlah warga Cililin, yang menjadi penentang kepada kaum Belanda, menurutnya ini bahannya dari kita, dari sawah kita, pembuatannya oleh kita, kenapa kita tidak boleh memakannya? Mulailah di tahun 1936, wajit jadi jajanan yang dijajakan keliling desa dan ke kota Bandung.

Wajit terbuat dari campuran beras ketan, gula aren, kelapa dan sedikit vanili untuk menambah harum aroma. Memiliki rasa manis, bentuknya mengerucut dan terbungkus cantik oleh daun jagung yang sudah kering.(Mak Vey van Driel)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.