Menangkap Peluang Euforia Bersepeda di Masa Pandemi
ADA hal yang unik saat pembatasan sosial masa pandemi covid-19 mulai dilonggarkan. Pada akhir pekan lalu, di beberapa kota besar di Indonesia terjadi fenomena menarik saat ribuan masyarakat bersepeda memenuhi jalan-jalan perkotaan dan trek-trek sepeda.
Tak hanya dipenuhi oleh pegiat sepeda yang sudah terbiasa melakukan, tapi juga masyarakat baru bersepeda dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua tumplek dan berseliweran di jalan-jalan. Sebelumnya, fenomena tersebut ditandai dengan melonjaknya jual beli sepeda, spare part dan aksesorisnya. Bengkel, toko dan lapak sepeda selalu ramai dipadati pengunjung.

Sayangnya, hal tersebut tidak diimbangi dengan kepekaan mereka terhadap kondisi sekarang. Masyarakat banyak yang tak menerapkan protokol kesehatan bersepeda, seperti bergerombol, tidak menggunakan masker dan tidak jaga jarak. Padahal pandemik belum berakhir.
Satu hal lagi, banyak yang kurang disiplin di jalanan, tak mematuhi peraturan lalulintas dan tidak mengukur kemampuan atau kondisi fisik sehingga mengalami kelelahan hebat bahkan sampai ada yang meninggal dunia.
Terlepas dari hal itu, fenomena di atas dapat dikatakan sebagai titik balik bangkitnya kesadaran masyarakat akan manfaat bersepeda bagi kesehatan dan lingkungan atau lebih jauh tentang persoalan transportasi. Semoga saja bukan sekedar euforia, mengurai kejenuhan akibat berlama-lama berdiam diri atau sekadar hangat sesaat.

Menghidupkan Kembali Lajur Sepeda
Kota Bandung menjadi salah satu kota yang mengalami euforia gairah masyarakat bersepeda tersebut. Hal ini disikapi jajaran aparat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dalam hal ini Wakil Walikota Bandung, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan sebagai sebuah peluang untuk membangun budaya bersepeda.
Harapannya, kesadaran dan semangat masyarakat untuk bersepeda semakin meningkat dan lebih jauh masyarakat tergerak untuk menjadikan sepeda sebagai sarana transportasi aktivitas sehari-hari kemana saja dan berbudaya disiplin berlalulintas, sehingga terwujud Kota Bandung sebagai kota yang aman, nyaman, bebas polusi dan bebas kemacetan bisa terwujud.

Beberapa waktu yang lalu, ketiga unsur pemerintah kota tersebut melakukan diskusi terbatas bersama perwakilan beberapa komunitas pesepeda membahas berbagai hal terkait kegiatan bersepeda. Topik yang dibicarakan di antaranya adalah menghidupkan kembali lajur sepeda dengan membuat lajur baru dan memperbaiki yang sudah ada. Tentu saja upaya pemerintah tersebut disambut gembira, khususnya oleh para pegiat sepeda di Kota Bandung.
Pembuatan lajur sepeda dilaksanakan pada hari Jum’at (12/6/2020) lalu. Dilakukan bersama perwakilan beberapa komunitas pesepeda, di antaranya Jajaran Dishub Kayuh Sepeda (Jadikasep), Mobiltas Umat Tanpa Polusi (Mutasi), Goweser Baraya Bandung (GBB), Paguyuban Sapeda Baheula Bandung (PSBB), Pelajar Nyasab (Nyapedah Sabtu Babarengan), Boseh Sakiat Anjeun (BSA), dan Roda Dispora. Masing-masing komunitas mendapat bagian 500 meter untuk pengerjaan pengecatan jalur sepeda.
Lajur sepeda baru yang dibuat mulai dari Jalan Nylan depan rumah dinas Wakil Walikota Bandung hingga Balaikota Bandung sepanjang 2,6 kilometer melalui Jalan Cipaganti, Jalan Pasteur, Jalan Cihampelas, Jalan Watukencana, Jalan LREE Martadinata, dan Jalan Merdeka. Lajur sebaliknya, dari Balaikota hingga jalan Cipaganti sepanjang 1,6 Kilometer melalui Jalan Wastukencana, Jalan Pajajaran, Jalan Cihampelas, Jalan Abdul Rivai, dan Jalan Cipaganti.
Pada Minggu pagi, (14/6/2020) dilakukan kegiatan sosialisasi program Program peningkatan dan pengembangan fasilitas pesepeda Kota Bandung dan Protokol Kesehatan Bersepeda. Dilaksanakan di Taman Cikapayang Dago.
Acara yang diikuti oleh pegiat sepeda dari berbagai komunitas pesepeda ini menghadirkan Wakil Wali Kota, Yana Mulyana, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Didi Ruswandi dan Bina Transportsi Dinas Perhubungan (Dishub), Sulthoni beserta jajarannya.
Sebelumnya, sosialisi tersebut disampaikan oleh Windu Mulyana dari Ecotransport.Id pada Sabtu (13/6/2020) malam, di acara talkshow komunitas salah satu radio konvensional yang berbasis siaran berita (news).
Kini, sosialisasi protokol kesehatan bersepeda dan tertib berlalulintas juga semakin intens disampaikan dari Area Traffict Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Bandung.
Wujud keseriusan Pemkot Bandung tersebut selayaknya mendapat dukungan nyata dari seluruh masyarakat terutama para pegiat sepeda dengan memanfaatkan fasilitas sepeda yang ada sehingga bisa memicu pemerintah semakin memperhatikan aktivitas bersepeda dan terus dapat menambah dan memperbaiki berbagai fasilitasnya..
Namun perlu dicatat, tersedia atau tidaknya insfrastruktur sepeda, sejatinya kita harus tetap bersepeda. Jangan jadi alasan sehingga kita malas bersepeda. Bersepeda itu bukan soal fasilitas, costum atau eksistensi, tapi bersepeda itu soal kepedulian, dedikasi dan konsistensi.
Tetap semangat, sehat, dan waspada. Bersepeda memang baik, tapi menjaga diri lebih baik. Salam boseh dan go green. (Cuham, Bersepeda Itu Baik)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.