METRUM
Jelajah Komunitas

Persib 2018, Lakon Drama Berujung Luka

PERJALANAN Persib Bandung di Liga 1 musim 2018 meninggalkan kenangan yang akan menjadi bagian dari sejarah tim. Banyak suka serta duka yang dialami oleh Persib selama ­men­­garungi 34 pekan pertandingan di kompetisi ­tersebut.

Dari segi pencapaian yang diraih oleh skuad Maung Bandung, memang terdapat peningkatan yang sangat signifikan di­bandingkan dengan Liga 1 edisi 2017. Saat itu, Persib justru terpuruk di papan bawah setelah menempati peringkat ke-13 di klasemen akhir.

Akan tetapi, di Liga 1 tahun ini, Pangeran Biru mampu bersaing di papan atas dan akhirya menempati peringkat keempat klasemen akhir, bahkan mereka mampu tampil sabagai juara paruh musim.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari tangan dingin Roberto Carlos Mario Gomez yang ditunjuk sebagai Pelatih Persib di Liga 1 2018. Manajemen Persib sendiri tidak ingin mengulang hasil minor di liga sebelumnya, sehingga mereka bergerak cepat dengan kembali me­lakukan perekrutan pelatih ­asing.

Kedatangan pelatih asal ­Argentina tersebut sebelumnya sempat menjadi perdebatan, mengingat ketika memulai ­debutnya di Piala Presiden 2018, Mario Gomez gagal membawa Persib untuk lolos dari babak penyisihan grup.

Persib.*/DOK. PR

Sebelum berlabuh di Persib, Mario Gomez pernah membawa ­Johor Darul Ta’zim menjadi juara AFC tahun 2015  dan menjadi jawara Malaysia Super League dan Charity Shield Malaysia 2016.

Bahkan dia ­pernah menjadi Asisten Pelatih ­Inter Milan dan beberapa klub di Eropa lainnya bersama ­Hector Cuper.

Prestasi tersebut yang menjadi harapan jika Mario Gomez bisa mengangkat juga prestasi Persib di Liga 1. Hasilnya memang cukup mengejutkan karena meski sempat ter­­seok-seok di awal liga, Maung Bandung mampu tampil sebagai juara paruh musim.

Ekspektasi yang tadinya hanya berada di posisi lima ­besar pun berubah dan berharap Persib bisa me­ngulang sukses seperti saat men­jadi juara di Liga Super ­Indonesia 2014.

Harapan untuk menjadi juara pun semakin kuat karena Pangeran Biru terus bertahan di posisi puncak hingga pekan ke-25 atau ­setelah me­ngalah­kan Persija di Stadion Gelora Bandung ­Lautan Api dengan skor 3-2.

Akan tetapi, euforia kemenangan dari tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut hanya sesaat. Harapan Persib untuk meraih gelar juara pun akhirnya ­runtuh seketika akibat ulah oknum bobotoh yang me­lakukan penganiayaan kepada suporter Persija Jakarta, ­Haringga Sirla hingga me­ninggal dunia.

Akibatnya, Persib pun harus terkena imbas yang sangat merugikan. Hal itu karena Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi berupa pertandingan usiran di luar Pulau Jawa dan tanpa dihadiri oleh bobotoh.

Akibat sanksi ter­sebut, ribuan bobotoh pun melakukan protes dengan turun ke jalan dan berkumpul di depan Gedung Sate. Mereka mengutuk keras sanksi yang telah dijatuhkan tersebut.

Selama menjalani per­tandingan usiran, Supardi Nasir dan kawan-kawan pun memilih Stadion Batakan di Balikpapan dan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, sebagai homebase Persib. Namun, peluang untuk mempertahankan posisi puncak justru gagal diwujudkan karena selama menjalan partai usiran tersebut Persib tidak pernah meraih kemenangan.

Bahkan, pada pertandingan terakhirnya  yang menjadi kesempatan terakhir bagi Persib untuk bertahan di peringkat ketiga klasemen akhir, mimpi untuk bermain di Piala AFC pun sirna setelah Barito Putera menahan imbang Persib ­dengan skor 3-3. Akhirnya, Persib hanya bisa menempati ­peringkat keempat di klasemen akhir.

Dipecat!

Meski dapat memenuhi ­target yang telah ditetapkan manajemen, nasib Mario Gomez bersama Persib harus berakhir setelah manajemen memutuskan untuk me­ng­akhiri kontrak pelatih berusia 61 tahun tersebut.

Alasan diputusnya kontrak Mario Gomez bukan semata hasil buruk Persib di 10 pertandingan terakhir, tetapi juga karena sikap dia yang dinilai selalu membuat kontroversi, sehingga membuat kondisi di dalam tim tidak kondusif.

Memang, Mario Gomez kerap ”curhat” kepada media mengenai keinginannya yang tidak dapat terpenuhi oleh manajemen. Bahkan, dia pun sempat memberikan per­nyataan yang menyerang ­Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, Glenn ­Sugita.

Puncak kekecewaan manajemen adalah saat Mario Gomez menuduh beberapa pemainnya terlibat pengaturan skor, hingga membuat kondisi di dalam tubuh Persib semakin tidak kondusif dan kepercayaan ­pemain kepada Mario Gomez pun akhirnya hilang.

Setelah Mario Gomez angkat koper, manajemen pun langsung bergerak cepat untuk mencari penggantinya.

Setelah melalui pertemuan di Kantor PT PBB, maka ditunjuklah Miljan Radovic yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik Persib, untuk menjadi pelatih kepala.

Proyeksi 2019

Ditunjuknya pria asal ­Montenegro ini diharapkan minimal mampu mempertahankan prestasi yang diraih oleh Persib di Liga 1 musim ini,  dan bahkan bisa mengantarkan Pangeran Biru meraih gelar juara.

Perburuan pemain pun ­mulai dilakukan. Kabarnya ­beberapa bidikan akan segera merapat dan memperkuat Persib untuk Liga 1 edisi 2019.

MISTERI pemain baru Persib.*/DOK. PR

Selain pemain baru, beberapa pemain lama pun akan tetap dipertahankan, sehingga nantinya akan semakin memperkuat ikatan agar tim di musim depan semakin solid.

Hengkangnya Jonathan ­Jesus Bauman dan Oh In-Kyun, membuat kuota pemain asing dan Asia di Persib kosong. Kabarnya, manajemen telah memiliki bidikan yang nantinya akan dibahas bersama dengan pelatih untuk mengisi kekosongan tersebut.

Begitu juga dengan slot ­pemain lokal. Kemungkinan ­besar beberapa pemain yang telah habis kontraknya tidak akan diperpanjang dan Persib akan mencari pemain baru ­untuk menyegarkan tim menjelang kompetisi Liga 1 episode 2019. (Sumber: Pikiran Rakyat, 26/12/2018)***

komentar

Tinggalkan Balasan