SALAH satu klub tertua dan memiliki sejarah panjang serta sarat prestasi di ranah sepak bola Indonesia, Persib Bandung, memperkenalkan maskot yang diberi nama Prabu, kependekan dari Pangeran Biru, julukan Persib.
Prabu telah resmi diluncurkan sebagai maskot Persib. Publikasinya dilakukan melalui akun sosial media resmi klub pada Selasa, 25 Desember 2018. Peluncuran Prabu menjadi terobosan yang dilakukan manajemen klub untuk membuat memperkuat citra tim.
Harimau atau maung dalam bahasa Sunda dipilih menjadi karakter yang diadaptasi sebagai maskot Persib.
Kita sudah mengetahui bahwa maung adalah binatang kuat dan menjadi raja rimba. Persib memilih maung untuk diadaptasi menjadi maskot yang menggambarkan bahwa Persib adalah raja di antara banyak klub di Indonesia.
Belum lagi julukan Maung Bandung telah lama disematkan kepada klub yang berdriri tahun 1933 itu.

Prabu berbentuk harimau dengan warna keemasan serta corak hitam khas hewan pemakan daging tersebut.
Prabu memakai jersey Persib berwarna biru lengkap dengan celana dan sepatu. Meski harimau terkesan menakutkan dan garang, maskot Persib yang baru dirilis ini digambarkan menyenangkan, energik, tetapi tetap menakutkan.
Penamaan Prabu untuk maskot Persib diilhami dari nama salah satu raja yang pernah berkuasa, Prabu Siliwangi.
Prabu Siliwangi menjadi bagian dari sejarah yang tidak bisa dilepaskan dari tatar Sunda. Namanya juga menjadi legenda sebagai salah satu pemimpin ideal yang pernah memerintah.
Peranan maskot dalam sepak bola
Liga sepak bola yang kompetitif tidak melulu berbicara soal pertandingan sengit yang tersaji di lapangan hijau. Banyak hal menarik yang bisa menjadi pembeda. Salah satunya adalah eksistensi maskot. Pada Selasa 25 Desember 2018, Persib meluncurkan maskotnya yang dinamai Prabu alias Pangeran Biru
Meski sering terlupakan dan kurang di pedulikan, maskot klub tidak bisa dipisahkan dari sepak bola. Maskot, selain merupakan identitas dan representasi klub, juga punya banyak definisi dan kegunaan.
Kebanyakan maskot dalam olah raga khususnya sepak bola digunakan sebagai ikon untuk keperluan pengenalan produk terutama cinderamata klub.
Tidak jarang juga muncul sebagai pemandu sorak di lapangan, atau bahkan ada yang menganggapnya sebagai sosok yang membawa keberuntungan.
Bentuk dan penokohan maskot beragam. Ada klub yang mengadaptasi karakter binatang, manusia, buah, dan objek yang lainnya.
Di Liga Inggris
Adaptasi yang paling familiar dan banyak digunakan adalah binatang. Namun, yang harus digarisbawahi adalah karakterisasi maskot klub tidaklah bersifat manasuka. Selalu ada filosofi dan di baliknya.
Sebut saja maskot Manchester United yaitu Fred The Red. Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa maskot Manchester United dengan ciri khas tanduk dan sekujur tubuhnya berwarna merah tersebut diciptakan untuk mengenang pahlawan Inggris, John Fredal.
John Fredal meninggal saat Perang Dunia II ketika berusia 55 tahun di Manchester dan selalu mengenakan pakaian berwarna merah. Sehingga, Fred The Red selalu mengenakan nomor punggung 55 untuk menghormati sang pahlawan.
Ada pula Gunnersaurus Rex. Dari namanya, kita sudah bisa membayangkan bahwa maskot itu berupa dinosaurus.
Lahirnya maskot Arsenal itu berawal dari anak 11 tahun bernama Peter Lovell yang diberikan kesempatan untuk menjadi desainer maskot Arsenal. Desainnya dipakai dan telah menjadi maskot Arsenal yang tidak tergantikan sejak 1994.
Ragam bentuk, warna, dan rupa tetap tidak bisa mengubah pandangan kita bahwa maskot merupakan representasi dari klub dengan segala sejarah dan cerita yang telah dilewatinya.
Popularitas penggunaan maskot juga menular ke klub-klub di Indonesia. Banyak klub yang membuat maskot yang menggambarkan jati dirinya. (Sumber: Pikiran Rakyat, 25/12/2018)***