METRUM
Jelajah Komunitas

Rekomendasi 8 Tempat Menikmati Minuman Hangat di Dinginnya Cuaca Bandung

KOTA Bandung dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir tengah dilanda hawa dingin. Jika tengah malam tiba, suhu luar ruangan bisa mencapai 19 derajat Celsius. Cukup untuk membuat badan menggigil dan selalu ingin merapatkan baju hangat.

Agar tubuh tetap merasa nyaman, perut sebaiknya tetap hangat. Untuk itu, makanan berkuah yang hangat sudah pasti jadi pilihan utama. Pelengkapnya, apa lagi kalau bukan minuman hangat.

Menyebut minuman hangat tradisional Indonesia, pasti tak akan jauh dari keterlibatan jahe dan rempah dengan karakter hangat lain. Air hangat yang dicampur jahe memberikan rasa hangat bermula dari tenggorokan lalu menjalar ke seluruh tubuh. Ramuan itu juga punya banyak manfaat baik bagi kesehatan.

Tim Foodaholic pun menyambangi beberapa tempat di Kota Bandung yang menyajikan miuman hangat dengan cita rasa tradisional. Ada banyak sajian minuman hangat lain yang bisa Anda nikmati saat cuaca dingin.

Dengan secangkir minuman hangat ini, sisip perlahan, nikmati aromanya, dan dekatkan pada tubuh yang kedinginan. Hangat, nikmat, juga berkhasiat.

1. Kedai Kopi Angkringan Dago

Namanya boleh saja bir, tapi tidak ada setetes pun alkohol di dalamnya. Bir pletok adalah minuman tradisional warga Betawi yang memodifikasi minuman seperti bir yang populer saat warga Belanda masih tinggal di Indonesia. Alih-alih memabukkan, minuman segar yang bisa disajikan dingin dan lebih nikmat jika hangat ini justru mengandung beragam khasiat.

Ada beragam rempah yang digunakan untuk membuat bir pletok, yaitu jahe, serai, daun pandan, lada hitam, kapulaga, cabe, kayu manis, daun jeruk, cengkeh, kayu secang, pala, adas, dan gula. Pada pembuatan aslinya, bir pletok dibuat dalam tabung bambu. Dinamai bir pletok karena pada saat air dan ramuan rempah dididihkan beberapa menit, terdengar suara ”pletak-pletok”.

Disebut ‘bir’ karena kehadiran kayu secang menghasilkan warna kemerahan yang menyerupai warna minuman bir. Aroma sedap dari daun pandan menutupi dengan lembut kehangatan rasa yang ditimbulkan oleh rempah seperti jahe, serai, dan cengkih. Rasa sitrus segar juga menyeruak saat diseruput hangat-hangat.

Salah satu tempat yang menawarkan minuman ini adalah Kafe Angkringan Dago. Kita bisa memilih untuk menikmatinya saat hangat atau diberi es agar lebih segar. Ada pula tambahan buah leci dan sirupnya membuat bir pletoknya punya karakter rasa lain.

Kafe ini juga menawarkan varian minuman hangat lain seperti, peach tea, kopi jahe, caphucino green tea, juga wedang jahe. Berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, wedang jahe adalah kreasi klasik dari air jahe. Kerap disebut teh jahe meski tidak digunakan selembar daun teh pun pada minuman ini. Jahe dibakar terlebih dahulu agar mengeluarkan aroma kuat, lebih baik lagi bila dibakar di atas arang. Lalu digeprek atau diiris tipis, masukkan dalam gelas, tambahkan gula pasir atau gula merah sesuai selera, lalu seduh dengan air mendidih.

Takaran pedas bisa diukur sendiri. Jika ingin wedang jahe yang legit, kurangi jahe bakarnya. Voila! Anda siap menerjang dinginnya malam Kota Bandung.

2. Warung Madtari

Orang Indonesia mengenal STMJ (susu telur madu jahe) sebagai minuman berkhasiat penambah stamina. Komposisi yang terkandung dalam satu gelas STMJ memiliki banyak manfaat dan nutrisi bagi tubuh.

Menikmati STMJ tidaklah sulit. Bisa buat sendiri atau tinggal meminumnya di kafe hingga warung kaki lima. Siapkan segelas susu, campurkan air rebusan jahe. Akan lebih baik jika jahenya dibakar terlebih dahulu sebelum direbus. Tambahkan telur ayam kampung mentah. Aduk rata sebelum dinikmati.

Cafe Madtari berlokasi di Jalan Ranggagading. Dengan moto “Enak Disantap Ringan di Saku”, kafe ini buka nyaris 24 jam setiap hari. Menyediakan aneka menu murah meriah, termasuk STMJ.

STMJ yang dijual bukan dari kemasan instan. Setiap malam, menu ini nyaris selalu keluar bersamaan dengan susu jahe. Semakin dingin udara malam Kota bandung, berbanding lurus dengan pesanan minuman hangat tradisional ini.

Susu jahe pun termasuk minuman yang tepat  saat tubuh memberikan sinyal kedinginan. Kehangatan jahe dan rasa legit susu ampuh mengamankan badan dari rasa dingin.

3. Bajigur Bandrek Hj Maemunah

Inilah minuman khas Sunda yang mampu menghangatkan dinginnya malam hari dan menemani kongko di pinggir jalan: bajigur dan bandrek. Di Bandung, salah satu tempat termasyhur yang bisa didatangi pencinta kuliner untuk menikmati minuman ini adalah warung tenda Hj Siti Maemunah.

Warung ini memiliki sejarah sejak 1958 yang awalnya berdiri di Jalan Supratman yang kini dipakai Pusat Dakwah Islam (Pusdai). Sampai sekarang, racikan asli dari Ibu Hj Siti Maemunah masih dipertahankan oleh generasi keduanya. Kedai bajigur dan bandrek saat ini bisa ditemui di rangkaian kuliner Jalan Cilaki, selurusan Jalan Cisangkuy Kota Bandung.

Bajigur merupakan rebusan air, ditambah gula kelapa, santan, dan kolang-kaling. Cita-rasanya gurih dengan rasa manis yang pas. Anda bisa menikmatinya dengan pelengkap aneka gorengan. Yang paling populer adalah nangka dan nanas gorengnya. Dijamin legit.

Sementara bandrek, terdiri atas air, gula kelapa, jahe, serutan kelapa muda, dan rempah-rempah lain. Cita rasanya lebih pedas. Menikmati keduanya sambil makan gorengan, sungguh sangat nikmat. Jangan lupa ajak kerabat dan kawan dekat, agar suasana semakin hangat.

4. Booster Company

Bukan obat tapi bikin sehat, apa coba? Jamu bisa jadi jawabannya. Deskripsi jamu mengingatkan kita pada para perempuan yang menjajakan jamu dengan cara digendong. Dalam bakulnya, mbok jamu gendong membawa beberapa botol yang berisi jamu racikan sendiri, resep turun-temurun dari nenek moyang.

Beras kencur dan kunyit asam adalah dua dari sekian banyak racikan jamu tanah air. Jika sulit mencari mbok jamu gendong, atau kini banyak yang menjualnya dengan sepeda, Booster Company salah satu UKM yang menjual jamu secara lebih modern.

Dalam kemasan botol plastik yang ringkas dibawa, beragam racikan jamu dijual agar mendapat tempat semakin luas di kalangan anak muda. Sebut saja racikan jamu andalannya seperti beras kencur, kunyit asam, dan saleros madu.

Beras kencur merupakan minuman tradisional khas Indonesia yang dipercaya memiliki banyak manfaat. Ada juga kunyit asam yang dengan tambahan jeruk serta madu membuatnya tak begitu pahit masam, sedangkan saleros madu adalah gabungan dari seledri, rosella, serta madu. Ketiganya memiliki khasiat masing-masing.

Minuman tradisional ini sangat pas untuk disantap saat musim hujan seperti sekarang. Anda bisa memesannya melalui layanan aplikasi pengantaran online atau membelinya langsung ke Jalan Sunda, Kota Bandung.

5. Waroeng Atjeh

Teh tarik dikenal sebagai minuman khas dari India. Di ranah orang Melayu yang banyak juga berasal dari India, teh tarik punya daya tarik sendiri. Teh tarik adalah minuman manis berupa teh dicampur susu. Di tanah air, daerah Sumatra dekat dengan budaya Melayu, terutama Aceh.

Meski berbahan dasar yang sama, ada perbedaan antara teh tarik, teh susu, dan thai tea. Teh tarik rasanya khas, yaitu manis  dan sedikit pahit. Warna teh cokelat muda, dengan busa di atasnya. Busa itu berasal dari kocokan susu yang dicampur dalam teh dengan teknik khusus.

Teh hitam dicampur susu dengan mengopernya dari satu cangkir ke cangkir lain secara berulang. Sekilas terlihat seperti tehnya ditarik-tarik. Aksi itu biasanya jadi tontonan pengunjung seperti yang bisa dilihat di Waroeng Atjeh, Jalan Ambon, depan GOR Saparua bandung.

Racikannya terdiri atas teh hitam, susu kental manis, susu cair, dan gula pasir. Perbandingan antara teh dan air bisa 3:9. Teh dituang dan disaringnya dua kali supaya pekat. Tiap gelas teh tarik diracik dalam gelas ukur plastik.

Siapkan susu dan gula, lalu tambahkan teh. Kemudian dituang ke gelas lain. Gerakan ini dilakukan berulang. Karena proses ini maka muncul busa di atas permukaan sajian teh tarik.

Waroeng Atjeh juga punya varian teh tarik. Antara lain green tea tarik yang menambahkan matcha pada sajian teh tariknya. Nikmati sajian minuman hangat ini dengan beragam menu khas Aceh seperti martabak kari, roti cane, atau mie aceh yang populer.

6. BMC Restoran

Bandoengsche Melks Centre (BMC) merupakan restoran klasik yang ada sejak lama di Kota Bandung. Menjual minuman berbahan dasar susu, seperti milkshake, yoghurt, dan kefir -sejenis yoghurt namun kadar keasamannya lebih tinggi.

BMC yang terletak di Jalan Aceh belakang Masjid Al-Ukhuwah itu terkenal dengan produksi susu terutama susu murni. Susu murninya hasil pasteurisasi dan homogenisasi. Susu pasteurisasi merupakan susu murni yang diolah menggunakan suhu tinggi untuk mamatikan virus dan bakteri.

Sebagian besar menu merupakan kreasi dari produk susu, termasuk ragam miuman hangatnya seperti shalimar. Shalimar merupakan minuman yang terbuat dari susu kambing gunung yang dicampur dengan rempah-rempah. Dikenal sebagai minuman khas bangsa Timur Tengah. Aneka rempah yang digunakan antara lain cengkeh, kapulaga, serta tambahan madu bagi sajian spesial. Kita juga bisa memesan tambahan telur ayam kampung mentah agar rasanya lebih nendang.

Ada pula racikan susu jahe yang menggunakan jahe merah. Legit susu dengan paduan rasa jahe yang kuat dan beraroma pekat.

 

7. Wedang Ronde Gardujati

Ronde adalah adonan dari beras ketan giling yang dibuat bulat aneka warna. Bisa disajikan kosong atau diisi racikan kacang hijau dan gula merah yang sudah digiling. Rasa dan bentuknya hampir serupa dengan moci. Bahannya yang berasal dari tepung ketan membuat tekstur ronde cukup kenyal ketika dikunyah.

Ada banyak tempat di Bandung untuk mencicipi hangatnya semangkuk wedang ronde. Salah satunya di Wedang Ronde Gardujati yang eksis sejak 1986. selain varian ronde kecil, ronde besar, dan ronde campur, tersedia pula ronde durian, wedang kembang tahu, wedang kembang tahu ronde, serta ronde soya alias ronde yang diguyur oleh kuah soya (kedelai) dan jahe.

Wedang artinya air jahe. Terdapat pula ronde-ronde kecil sebesar biji tasbih yang ketika disiram kuah jahe seakan berenang di dasar mangkuk. Meski disajikan dalam mangkuk kecil, santapan khas peranakan ini mengenyangkan sekaligus menghangatkan.

Ada tiga jenis kuah wedang, yakni wedang putih, wedang merah, dan air soya. Wedang putih dan merah dibedakan dari penggunaan gula, yaitu gula pasir dan gula merah.

Berlokasi di sentra kuliner Jalan Gardujati, gerobak wedang ronde bersebelahan dengan aneka kuliner lain seperti cakwe, bola ubi, dan juga nasi goreng petai.

8. Sari Jahe Paskal

Ambil sesendok kolang kaling, pacar cina, potongan roti tawar, serta biskuit wafel. Lalu, guyur dengan air jahe, air gula merah, serta kucurkan susu kental manis. Satu mangkuk sekoteng hangat siap disantap.

Sekoteng adalah minuman asli Jawa Tengah berasa jahe yang biasa dihidangkan panas. Bahan lain yang biasanya dicampur ke dalamnya adalah kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti. Sekoteng biasa dihidangkan pada malam hari.

Sekoteng biasanya dijual keliling dengan menggunakan gerobak pikul. Belakangan, banyak penjual sekoteng yang membuka kedai sendiri. Seperti di Sari Jahe Paskal yang terletak di belokan Jalan Pasirkaliki dan Jalan Ksatriaan. Bagi Anda yang beraktivitas malam hari di sekitar stasiun Bandung bisa mendatangi kedai kaki lima yang mulai beroperasi sejak pukul 17.00 tersebut. (Sumber: Pikiran Rakyat, 5/7/2018)***

Bir Pletok dan Wedang Jahe/EVA FAHAS/PR

komentar

Tinggalkan Balasan