JAKARTA (METRUM) – Sajak tentang kematian –di tengah kesedihan– telah membuka pintu awal tahun 2025 bagi seorang penyair yang belakangan ini gemar bergumul dengan kesakitan dan penderitaan.
Penyair dan Sastrawan Angkatan 80-an, Pulo Lasman Simanjuntak (63) mencoba mengangkat dua buah sajak yang “memotret” bahwa kematian akan tiba kepada siapa pun mahluk ciptaan Tuhan.
Jadi pertanyaan, giliran siapa akan turun ke dunia orang mati?
Entah tahun-tahun berlalu, ataukah sepanjang tahun 2025 ini.Kita tak tahu, karena hidupmu seperti uap yang sebentar kelihatan, lalu lenyap.
Penyair membayangkan tubuh ini akan kaku, dingin, dan mengeras. Lalu dimasukkan ke dalam peti mati, atau dibalut kain kafan yang lusuh karena bercampur dengan tanah merah.
Di bawah kuburan yang sunyi membantu, ia akan ‘tidur’ –ditemani suara binatang liar dalam tanah–sampai dibangkitkan pada kedatangan Tuhan.
Duka cita yang sungguh mengerikan.Namun, harus dihadapi dengan ketabahan.
Sajak
Pulo Lasman Simanjuntak
RUMAH DUKA, SAJAKKU MENGALIRKAN GENANGAN AIR MATA
rumah duka
di sini
sajakku
mengalirkan
genangan air matasepi terkunci rapi
di sudut ruangan
bunga mawar putih
berbaris tegak
semerbak
bau kematianjasadnya perkasa
terbaring dingin
wangi peti mati
diawetkan
untuk satu abadtanpa suara koor gereja
terjebak
pada kesaksian
memanjang
kadang menjemukania lelaki pekerja keras, katamu
punya karakter bipolar
menggenapi
perkawinan ganjilmasa lalunya
membentur
ribuan cerita
keluh kesah
persungutan padang pasir
untuk dikremasikemana gerangan khotbah pandita, tanyamu lagi
ditebar sejak sianghari
menyanyikan penghiburan
bertubi-tubi
sampai menembus
tubuh penyakitan
sudah dibakar iman
yang tak bertumbuh dan berakarkonon kata penyanyi berjanggut putih;
ia mati semalam
kurang air garam
kurang asupan vitamin
kurang suntikan proteinoi, rumah duka
di sini
sajakku
mengalirkan
genangan air mata
agar kami semua
para pelayat
ingat giliran siapa
turun perlahan (pasti!)
ke dunia orang matisunyi abadi
terasing
sampai kami dibangkitkan
menjemput Tuhan
kekal di awanRumah Duka RS Fatmawati,
Jakarta Selatan, Sabtu malam, 28 Desember 2024
MENUJU KUBURAN TANPA KEMATIAN
menuju kuburan
pinggir jalan
tanpa kematian
hanya gelisah
berputar pada otak belakangamarahku
mengeluarkan darahdi atas ranjang
terdengar suara
para dewa kejijikanbertengkar keras
ataukah tanpa membawa
pisau belati
sejak pagihariperkawinan ini
hanya persungutan
sekian tahun
jadi sunyi menahunayo, kita bergegas
berangkat tancap gas
berdiri di atas tanah merah
mengangkat matahari
lembut sekalisehingga kita mengerti
maut dan karakter diri
dapat diselesaikan
dengan rukun persaudaraanterpisah antar benua
terbang mengerikan
sakit dan penderitaan
diselesaikan
dengan mata uangTPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu, 1 Januari 2025
Biodata:
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Ratusan karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 35 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1980 sampai akhir Desember 2024 puisinya telah dimuat pada 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta tayang pada 238 media online (website) serta majalah digital. Karya puisinya juga telah dipublikasikan ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India. Sering diundang membaca puisi di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Bekerja sebagai wartawan dan bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan-Indonesia.
Medsos
- Facebook : Bro
- Instagram : Lasman Simanjuntak
- Tik Tok : Lasman Simanjuntak
- Youtube : Lasman TV
- Kontak : 08561827332 (WA). ***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.