METRUM
Jelajah Komunitas

Studi: Tetangga yang Berisik Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental

SEBUAH penelitian mengungkapkan tetangga yang berisik dapat meningkatkan risiko penyakit mental hingga 3 kali lipat.

Penelitian ini dilakukan University of Southern Denmark, yang menghabiskan tiga tahun untuk mempelajari lebih dari 7.000 warga, sebagian besar tinggal di apartemen tinggi.

Para peneliti lalu menanyakan tingkat kebisingan dan status kesehatannya.

Melansir laman dailymail.co.uk, warga dengan tetangga yang berisik berisiko 2,5 kali lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan. Mereka juga hampir tiga kali berpeluang memiliki skor yang tinggi dalam tingkat stresnya.

Para peneliti memasukan pesta tengah malam dan musik yang keras sebagai pengganggu telinga yang paling umum. Namun, kebisingan dari pekerjaan bangunan juga menjadi katalisator besar.

Hasil penelitian juga menemukan, 40 persen warga mengalami stres akibat pertengkaran dan satu di antara 10 pertikaian berakhir dengan kekerasan.

Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Public Health, menyebut, paparan suara merupakan faktor risiko berbagai dampak kesehatan yang merusak.

Masih berdasarkan penelitian itu, ada hubungan yang kuat antara gangguan suara dan kesehatan mental yang buruk, dan stres yang tinggi.

Dalam penelitian pada 2016 mengungkapkan, 2 per 3 pemilik rumah di Inggris merasa kehidupannya dirusak tetangga.

Selain itu, penelitian lainnya mengatakan, tetangga yang berisik bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Seorang profesor psikologi di Manchester Business School, Cary Cooper, mengatakan, ketegangan yang terus menumpuk karena tetangga bisa memicu kecemasan dan depresi.

Cara terbaik untuk mengatasinya, lanjutnya, dengan mencoba mengambil kendali.

“Maksudnya, Anda harus mengatakan ketidaknyamanan kepada tetangga,” katanya.***

komentar

Tinggalkan Balasan