METRUM
Jelajah Komunitas

207 Tahun Menghilang, Naskah Kuno Keraton Yogyakarta akan Dipamerkan

UNTUK menyemarakkan peringatan Tingalan Jumenengan Dalem atau Ulang Tahun Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X, 5 Maret – 7 April 2019, Keraton Yogyakarta akan menggelar sejumlah rangkaian acara.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, mengatakan rangkaian Tingalan Jumenengan Dalem akan digelar selama tiga hari, mulai 5-7 Maret 2019 mendatang. Puncak rangkaian acara akan digelar pameran naskah kuno dan naskah digital yang digelar selama satu bulan di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Keraton. 

pikiran-rakyat.com

Naskah kuno atau manuskrip yang dikembalikan Pemerintah Inggris adalah naskah kuno milik Keraton Yogyakarta yang hilang sejak peristiwa Gege Sepehi pada tahun 1812. Geger Sepehi merupakan peristiwa penyerbuan pasukan Inggris ke istana Keraton Yogyakarta pada 19-20 Juni 1812.  

Dalam peristiwa itu, banyak naskah kuno milik Keraton Yogyakarta di bawa Inggris. Kini setelah 207 tahun lamanya, British Library menyerahkan kembali naskah tersebut kepada Keraton Yogyakarta, tetapi dalam bentuk digital. Bekerjasama dengan British Library, untuk pertama kalinya Keraton Yogyakarta mengeluarkan 30 manuskrip untuk dipamerkan pada publik.

GKR Hayu, menjelaskan dimungkinkan ada ratusan naskah kuno yang hilang dan tersebar di Inggris maupun Belanda, serta belahan dunia lainnya. Saat ini masih ada tiga naskah kuno yang tersisa dan tersimpan di museum atau Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Termasuk manuskrip tentang “Teaching of Hamengku Buwono I yang berisi tentang cara memimpin dan pelajaran-pelajaran yang diajarkan raja pertama Keraton Mataram tersebut.

Sementara itu, ada juga naskah-naskah kuno yang dipamerkan merupakan warisan dari Sultan Hamengku Buwono V berupa babad, serat, cathetan dan warni warni dari perpustakaan Keraton, KHP Widyabudaya. Berbagai koleksi dari Bebadan Museum Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga akan turut dipamerkan untuk mendukung visualisasi naskah.

Selain pameran naskah kuno, akan diadakan juga simposium yang bertema Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta. Simposium ini diharapkan menjadi edukasi dan penyebaran nilai budaya Jawa yang terkandung dalam naskah-naskah lama.

kabar-jogjakarta.blogspot.com

Simposium yang akan digelar 5-6 Maret 2019 di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta ini, menghadirkan pembicara ternama, di antaranya sejarawan serta peneliti budaya Jawa, Peter Carey, kurator serta perwakilan dari British Library, Anabel Teh Gallop, peneliti gamelan Jawa dari AS, Roger Vetter, dan pakar dari sejumlah universitas di Indonesia.

Menurut GKR Hayu, putri keempat Kanjeng Sultan Hamengku Buwono X, ketertarikan masyarakat terhadap budaya dan sejarah yang semakin tinggi perlu diapresiasi. Melalui ruang diskusi yang disediakan, diharapkan agar masyarakat semakin sadar tentang upaya merawat identitas yang telah diwariskan para leluhur. (Vey si Sendal Jepit)***  

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.