WALAUPUN kurang populer dalam pariwisata Kota Bandung, nama Ciateul turut disebut dalam sejarah. Jalan ini memang melekat dalam sejarah hidup Presiden Soekarno karena ia sempat tinggal di kawasan itu ketika menikah dengan Inggit Garnasih.
Sejak dulu sampai sekarang, jalan itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan, terutama jual-beli kendaraan bermotor. Namun, di beberapa titik, bermunculan restoran, kedai, warung makan yang produk masakannya diminati banyak orang dan menjadi favorit, terutama bagian jalan yang masih dua arah.
Bila ingin menelusurinya, kita bisa melaluinya dengan dua arah yang berbeda. Perburuan kuliner Ciateul bisa dimulai dari persimpangan Jalan Pungkur atau melalui persimpangan Jalan Oto Iskandardinata. Namun, pusat keramaian kulinernya hanya pendek, di antara Jalan Pungkur dan Jalan Moh Toha.
Rumah makan dan kedai yang berkonsep modern di sana memang terbilang baru. Usianya masih sangat belia. Namun, ada juga sebagian kecil yang merupakan penjual lama dan olahan makanannya masih menjadi favorit sampai sekarang, seperti Lotek Ciateul.
Ada yang lama dan baru. Mari kita mencoba beberapa di antaranya yang tersaji di Jalan Ciateul. Cita rasa berbagai masakan yang khas Indonesia akan membuat kita semakin berselera untuk terus menjajal rasa di sana.
1. Lotek Ciateul
SALAH satu makanan khas Tatar Sunda yang nikmat adalah lotek. Campuran aneka sayur dengan bumbu kacangnya yang khas dan kental membuat lotek menjadi makanan favorit. Salah satu lotek yang sudah sangat legendaris berusia puluhan tahun adalah Lotek Ciateul di Jalan Ibu Inggit Garanasih Nomor 92 Kota Bandung.
Loteknya memiliki jenis sayuran yang lengkap. Ada toge, kol, waluh, kangkung, dan nangka yang semua sudah dimasak lebih dulu. Bumbu loteknya pun sangat khas masih beraroma wangi kencur dalam takaran yang pas sehingga seluruh rasa dari bahan-bahannya terpadu dengan nikmat.
Laniwati, pemilik dan pembuat lotek itu sampai sekarang, mengatakan bahwa ia telah berjualan sejak 1988, di seberang lokasi yang sekarang. Di tempatnya sekarang, ia berjualan sejak 1993. Selain lotek, juga ada karedok dan rujak ulek yang bisa dinikmati ketika ia mulai berjualan pukul 10.00.
”Dulu mulainya mencoba-coba sendiri sampai menemukan resep yang pas. Ya, karena saya dulunya tukang jajan,” katanya.
Selain bisa menyantap lotek, kita pun bisa menikmati kesegaran dan dinginnya es lilin. Es lilin itu memang bukan produk Laniwati, tetapi bisa dinikmati sambil menunggu antrean pembeli lotek yang tersedia dalam aneka rasa seperti mangga, durian, sirsak, ketan hitam, kacang ijo, kacang merah, dan lainnya.
2. Makaroni Ngehe
TREN camilan pedas memang tidak ada habisnya. Mulai dari gurilem, lalu berpindah ke singkong, dan ke berbagai makanan lainnya. Salah satunya yang sekarang sedang sangat populer adalah makaroni pedas yang khas dari Makaroni Ngehe, Jalan Ibu Inggit Garnasih Nomor 107C Kota Bandung.
Meski namanya makaroni dan memang sajian makaroni yang paling menjadi favorit, di sana ada banyak lagi ragam camilan yang disajikan pedas dan gurih. Misalnya, bisa memilih bihun goreng, usus goreng, otak-otak, mi kriuk, mi lidi, dan banyak lagi. Bumbu yang dicampurkan ke dalamnya pun bisa dipilih antara asin, pedas, keju, ataupun balado yang rasanya manis-pedas.
Namanya juga camilan pedas, Makaroni Ngehe juga menyediakan lima level kepedasan yang diberikan nama-nama unik. Misalnya level 1 #kadeudeuh bu omay, level 3 #ciwit bu tina, dan level 5 #pitnah bu lilis.
Menurut Ilyas Solehudin, salah satu pegawai di sana, makaroni kering, makaroni basah, dan usus memang paling diminati saat ini. Pembelinya pun kebanyakan yang memesan melalui aplikasi, sehingga yang mengantre di sana sejak buka pukul 9.30 adalah para pengendara ojek daring.
3. Sie Jeletot
BAGI penikmat pedas, makan apa pun pasti baru lezat kalau disantap dengan sambnal pedas. Bila ingin yang bukan sekadar pedas biasa, sambal Sie Jeletot, Jalan Ibu Inggit Garnasih Nomor 94 Kota Bandung, bisa menjadi pilihan.
Sambal Sie Jeletot memang memiliki cita rasa pedas yang sangat pedas. Sambal itu akan menemani kita untuk menyantap ayam goreng, ayam bakar, cumi bakar, ikan bakar, ataupun lauk sampingannya seperti perkedel, tahu, tempe, sate usus, sate ati, dan sebagainya.
Meski rasanya sangat pedas, sambal itu tidak disajikan dalam jumlah yang terbatas. Justru, sajian sambalnya terasa terlalu banyak karena cita rasanya yang pedas membuat kita hanya mengambilnya sedikit demi sedikit. Namun, bila memang suka, satu piring kecil mungkin bisa dihabiskan sambil menyantap lauk dan nasinya ketika masih hangat.
Menurut Acun, salah seorang pegawai di sana, Sie Jeletot itu merupakan cabang rumah makan serupa di Jalan Pasundan yang sudah lebih dulu berdiri. Sajian ayam bakar dan cumi bakar selama ini menjadi favorit untuk disantap bersama sambalnya yang khas.
4. Ayam Geprek Ibu Suri
PENYAJIAN ayam dengan digeprek juga sedang sangat digemari. Ayam dengan tepung yang kemudian digeprek dengan sambal, gurih, pedas, nikmat! Itulah yang menjadi andalan di Ayam Geprek Ibu Suri, Jalan Ibu Inggit Garnasih Nomor 146 Kota Bandung.
Meskipun ada ayam penyet, ayam geprek menjadi spesialisasinya. Ayam geprek itu bisa disajikan bersama nasi atau mi instan goreng. Bila tingkat kegurihannya ingin ditambah, tersedia topping yang bisa dipilih yaitu mozarella, keju, atau, salted egg.
Ayam gepreknya menggunakan daging ayam saja, tanpa ada tulang. Yang juga berbeda, ayam gepreknya tampil seperti suwiran ayam tapi dalam jumlah yang cukup banyak. Penyajian itu membuat rasa bumbu atau sambal yang digeprekkan meresap sampai ke setiap suwiran daging ayam.
Menurut Haris Wijaya, pemilik Ayam Geprek Ibu Suri, ayam gepreknya juga memiliki kekhasan lain, yaitu menggunakan daun bawang dan daun jeruk yang cukup banyak. Hasilnya, ayam yang disajikan memang bukan hanya gurih dan pedas, tapi juga beraroma yang menggugah selera. Ayam geprek itu merupakan cabang yang baru buka empat bulan ke belakang. Tempat lain untuk menikmati Ayam Geprek Ibu Suri ada di kawasan Pasar Segar TKI.
5. Ayam Goreng Ciamis
OLAHAN ayam goreng, meskipun namanya sama-sama ayam goreng, biasanya memiliki kekhasan dari daerahnya masing-masing. Bila ingin mencoba ayam goreng khas Ciamis, maka bisa ke Ayam Goreng Ciamis, Jalan Ibu Inggit Garnasih Nomor 84 Kota Bandung.
Meski tidak terlalu jelas bedanya dengan ayam goreng pada umumnya, ayam gorengnya memang bercita rasa gurih dan cukup empuk. Ia tidak menggunakan banyak kremes atau bumbu kering, tetapi cukup bisa memberikan cita rasa gurih.
Selain ayam goreng, santapan yang juga bisa dicoba cita rasanya adalah nasi goreng kampung yang bumbunya menggunakan kunyit. Penggunaan bumbu kunyitnya pun pas sehingga tidak meninggalkan aroma atau rasa yang tidak enak di lidah.
Rumah makan yang baru beroperasi sejak sebulan terakhir itu juga menyediakan olahan lain seperti oseng jambal cabe gendot, aneka perkedel, dan cimplung. Selain itu, ada pula aneka nasi goreng yang menggunakan pete ataupun jambal.(Sumber: Pikiran Rakyat, 13/9/2018)***