Asal Usul Sentra Sepatu Cibaduyut
CIBADUYUT menjadi salah satu kawasan paling terkenal di Bandung. Wisatawan mengenalnya sebagai sentra industri sepatu yang berkualitas. Bahkan bisa menembus pasar internasional.
Namun banyak yang tidak tahu kalau dulu, Cibaduyut hanyalah jalanan biasa. Tidak ada hal yang spesial. Hanya kawasan perdagangan kebutuhan sehari-hari seperti biasa.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi di sana menyebabkan perubahan kawasan Cibaduyut menjadi ruang terbuka aktif. Sekitar 1920, warga setempat yang kesehariannya bekerja di sebuah pabrik sepatu Kota Bandung, keluar dan mencoba menjual alas kaki secara mandiri.
Melansir berbagai sumber, awal mula mereka membuka usaha dari membuat dan menjual produk alas kaki secara kecil-kecilan. Hanya di lingkungan rumah tangga dengan melibatkan tenaga kerja anggota keluarga.
Namun melihat antusias warga, pesanan semakin banyak. Para perajin pun mulai merekrut pekerja dan mengajarkan keahliannya kepada warga sekitar. Sehingga, keterampilan membuat alas kaki menyebar dan ditularkan dalam lingkungan keluarga dan warga masyarakat sekitarnya.
Pesanan yang semakin bertambah menandakan kualitas sepatu Cibaduyut sangat baik. Bahkan setelah Indonesia merdeka, pada 1950-an, jumlah unit usaha alas kaki berkembang menjadi mencapai 250 unit usaha. Dengan jumlah besar tersebut, daerah Cibaduyut mulai dikenal sebagai sentra produksi alas kaki.
Sekitar tahun 1978, Pemerintah pusat mulai melirik kawasan itu. Melalui Departemen Perindustrian bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Pemerintah melakukan pengkajian dalam rangka bimbingan dan pengembangan sentra sepatu Cibaduyut.
Hasil kajian merekomendasikan dibangunnya pusat pelayanan fasilitasi pembinaan atau dengan sebutan Center Service Facility (CSF) atau lebih dikenal Unit Pelayanan Teknis (UPT) barang kulit.
Selain itu, tahun 1980-an, Departemen Perindustrian mengadakan BIPIK (Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil) dengan memberikan berbagai fasilitas bantuan berupa sarana dan prasarana kepada UPT persepatuan di Cibaduyut. Bantuan tersebut berupa pembangunan fasilitas gedung, mesin, dan peralatan serta program pelatihan untuk mengembangkan perajin sepatu Cibaduyut.***