METRUM
Jelajah Komunitas

Baklava Ungu: Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Saat warga Turki merayakan Idulfitri, yang juga dikenal sebagai Festival Makanan Manis, ada kenaikan permintaan kue pencuci mulut yang terkenal, baklava. Sekarang, tersedia pilihan kue ini dengan gula rendah, bagi mereka penderita diabetes.

ISTANBUL – Ahli kimia berusia 34 tahun, Omer Onder Ozdemir telah menjadi pelanggan rutin di toko kue ini selama bertahun-tahun.

Ozdemir menderita diabetes dan suka sekali memesan baklava berwarna ungu di toko kue itu, karena bahan-bahannya yang alami.

“Kami lebih menyukai baklava ungu karena ini makanan berbahan alami, bagus bagi penderita diabetes dan terbuat dari sari buah-buahan alami,” kata Ozdemir, seperti dilansir dari VOA.

“Kami telah memilih baklava ungu selama bertahun-tahun. Baklava jenis ini bagus buat kami yang menderita diabetes,” katanya.

Pemilik toko roti sekaligus pembuat baklava, Mehmet Yildirim mengatakan bahwa warna ungu tersebut berasal dari antosianin, yang ditemukan dalam buah-buahan serta sayuran berwarna ungu.

Bahan-bahan tersebut digunakan dalam sebuah campuran yang disebut sebagai “mormix”.

“Kami mencampurkan bahan-bahan yang disebut mormix, yang merupakan perpaduan dari buah berwarna merah dan saripati sayuran ke dalam tepung dalam jumlah sesuai takaran,” jelasnya.

“Ketika kami mencampurkannya ke dalam tepung dan membuat adonan dengan tepung itu, kami menambahkan pemanis dari buah bit ke dalam baklava. Sebagai hasil dari penambahan pemanis buah bit ini, gulanya tidak naik, dan mormix menyeimbangkan gula tersebut,” papar Yildirim lagi.

Pakar diet Cansu Ozdemir mengatakan, baklava berwarna ungu menaikkan kadar gula darah lebih lambat dibandingkan camilan manis tradisional lainnya.

Hal itu disebabkan oleh antioksidan yang ditemukan di dalam campuran buah berwarna ungu itu, kata dia lagi.

Namun, kata Ozdemir, baklava ungu ini tetap harus dikonsumsi dalam jumlah secukupnya, terutama bagi mereka yang menderita diabetes.

“Kue ini bisa diberikan sebagai alternatif bagi individu yang menderita diabetes, tetapi tentu saja, hanya jika orang itu memang sangat ingin menikmati baklava,” ujarnya.

“Lebih dari itu, tidak ada sesuatu yang bisa dikatakan ‘ini bebas untuk dimakan, setiap orang boleh memakannya, atau Anda boleh mengonsumsi makanan itu dalam jumlah semaunya,’” tambah Ozdemir. (M1-VOA/ns/ab)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.