Bandung Optimistis Capai Target 8,7 Juta Wisatawan di 2025, Kuliner Jadi Daya Tarik Utama
KOTA BANDUNG (METRUM) – Kota Bandung terus mempertahankan pesonanya sebagai destinasi wisata favorit di Indonesia. Hingga triwulan III tahun 2025, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung telah menembus 6,5 juta orang, meningkat signifikan dari capaian semester I yang tercatat sebanyak 3,53 juta kunjungan.
Tren positif kunjungan wisatawan ke Kota Bandung terus menunjukkan peningkatan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, menyebut capaian tersebut menjadi sinyal baik untuk mewujudkan target 8,7 juta wisatawan pada tahun 2025.
Hingga triwulan II, tercatat lebih dari 3,5 juta kunjungan wisatawan, dan pada triwulan III jumlahnya sudah menembus 6,3 hingga 6,5 juta kunjungan.
“Perkembangan kunjungan wisatawan cukup menggembirakan. Ini menunjukkan kepercayaan wisatawan terhadap Bandung masih sangat tinggi,” ujar Adi, Jumat (11/10/2025).
Kuliner Masih Jadi Primadona
Dari hasil kajian Disbudpar, sektor kuliner masih mendominasi minat wisatawan, yakni sekitar 60 persen dari total kunjungan. Sisanya tertarik pada wisata belanja, fashion, dan heritage.
“Kuliner menjadi magnet utama wisata Bandung. Sisanya wisata belanja, fashion, dan heritage. Bandung dikenal memiliki daya cipta kuliner yang khas dan selalu baru,” ungkapnya.
Tren ini, lanjut Adi, sejalan dengan karakter wisatawan modern yang kini lebih mencari pengalaman otentik dan lokal dibanding hanya mengunjungi destinasi populer. Karena itu, pihaknya mendorong pelaku usaha kuliner untuk memperkuat citra Bandung sebagai Kota Kuliner Kreatif.
Selain kuliner, sejumlah destinasi tetap menjadi favorit wisatawan, seperti Kawasan Kota Tua Bandung, Masjid Raya Al Jabbar, Museum Geologi, Saung Angklung Udjo, Taman Lalu Lintas, dan Kiara Artha Park. Pola kunjungan wisatawan pun kini lebih merata, menjangkau kawasan pinggiran kota yang menawarkan suasana baru.
Wisatawan Domestik Masih Dominan
Data Disbudpar menunjukkan wisatawan domestik masih menjadi mayoritas. Sementara wisatawan mancanegara baru berkontribusi dalam jumlah kecil.
“Memang masih jauh perbandingannya. Wisatawan nusantara jauh lebih banyak daripada mancanegara,” kata Adi.
Meski begitu, Bandung tetap memiliki reputasi positif di pasar Asia Tenggara. Malaysia dan Singapura menjadi penyumbang utama kunjungan asing, disusul Thailand dan beberapa negara tetangga lainnya.
Gencarkan Promosi dan Kolaborasi
Untuk mencapai target tahunan, Disbudpar Bandung terus memperkuat promosi di dalam maupun luar negeri. Melalui bidang pemasaran, pihaknya menggandeng berbagai asosiasi seperti ASITA, PHRI, dan komunitas pariwisata.
“Kami rutin mengikuti kegiatan promosi seperti travel dialog, table top, hingga pameran di kota-kota besar seperti Surabaya, Solo, dan Medan. Tahun ini kita juga ikut MATTA Fair di Malaysia,” jelas Adi.
Dalam kegiatan “table top”, tim Bandung bertindak sebagai seller yang mempromosikan paket wisata dan destinasi kepada agen perjalanan dari berbagai daerah. Selain itu, Disbudpar juga memanfaatkan kanal digital dan media sosial untuk memperluas jangkauan promosi, serta mengaktifkan Tourist Information Center (TIC) untuk mengangkat destinasi dan pelaku kuliner lokal.
Event Akhir Tahun Dorong Kunjungan
Sejumlah event besar akhir tahun diyakini mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Bandung. Di antaranya Asia Afrika Festival, Asia Afrika Youth Forum, serta Pasar Seni ITB yang akan digelar pada 18–19 Oktober mendatang.
Tak ketinggalan, karnaval mobil hias dan puncak perayaan Hari Jadi Kota Bandung ke-215 juga diprediksi akan menarik ribuan pengunjung.
“Event seperti Pocari Run kemarin saja mampu menarik 30–40 ribu pengunjung dengan perputaran uang hingga Rp80 miliar. Dampak ekonomi serupa diharapkan juga terjadi pada Asia Afrika Festival,” ujarnya.
Dorong Pembukaan Kembali Bandara Husein
Adi menambahkan, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan terus berupaya mendorong pembukaan kembali Bandara Husein Sastranegara. Bandara ini dinilai penting untuk menunjang arus wisatawan, terutama dari luar negeri.
“Kalau Husein dibuka kembali, dampaknya tidak hanya bagi Kota Bandung, tapi juga Bandung Raya seperti Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Bandung Barat,” jelasnya.
Dengan kekuatan kuliner, budaya, kreativitas, dan berbagai event unggulan, Adi optimistis target 8,7 juta wisatawan pada 2025 dapat tercapai.
“Bandung tidak hanya menjual tempat, tapi juga pengalaman. Dengan kolaborasi dan inovasi, kita ingin Bandung tetap menjadi kota tujuan wisata nomor satu di Indonesia,” pungkasnya. (M1)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.