Dari Hobi Tom Daley, Kita Bisa Ubah Stigma Negatif Laki-laki Terhadap Seni Rajut
SEJAK Olimpiade Tokyo 2020 digelar, banyak momen yang menarik untuk disimak. Mulai dari isu kesehatan mental hingga stigma gender.
Kamera menangkap aksi atlet loncat indah asal Inggris Tom Daley tengah asyik merajut di kursi penonton. Selagi atlet loncat regu putri berlangsung, Tom Daley mencuri kesempatan untuk fokus merajut. Diketahui ia memang menekuni hobi seni kriya rajut itu sejak pandemi COVID-19 merebak untuk mengisi waktu luang ketika masa lockdown.
Kegiatan merajut cukup lekat dengan perempuan. Jika menilik sejarah merajut dan merenda di Indonesia, kegiatan tersebut dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan. Biasanya dilakukan para noni Belanda, lalu ditularkan ke pribumi Indonesia.
Padahal asal usul merajut itu pertama kali ditujukan pada kaum laki-laki dari kalangan eksklusif. Berawal dari Timur Tengah, yang kala itu kemampuan ini dianggap prestisius bagi laki-laki dalam membuat permadani. Teknik ini lantas terus menyebar sampai Eropa. Merajut membutuhkan ketelitian agar menghasilkan hasil yang bagus.
Sayangnya, pergeseran arah gender merubah kebiasaan orang-orang dalam berbagai macam kegiatan. Stereotip gender kian membatasi ruang bakat setiap orang.
Aksi atlet berusia 27 tahun itu, secara tak langsung mematahkan stigma maskulinitas kaum laki-laki selama ini. Bahwa aktifitas laki-laki tidak melulu hal yang “macho”. Pasalnya, merajut sendiri memiliki banyak manfaat psikologis sebagai proses terapi bagi manusia. Beberapa diantaranya, meredakan stres, melatih kesabaran, melatih ketelitian, membiasakan konsisten, dan berpikir kreatif.
Obsesi Tom Daley terhadap merajut kerap juga ia bagikan hasil karyanya melalui media sosial di akun @madewithlovebytomdaley yang sudah mencapai 1 juta lebih pengikut. Benang-benang itu ia rajut menjadi bermacam jenis, seperti sweater, rompi, topi, tea cosy, syal, sepatu bayi, gaun, cardigan, dan masih banyak lagi. Tom juga berinisiatif membuat kantong guna menyimpan medali dan membuat cardigan bernuansa Olimpiade Tokyo 2020.
Selain itu, ia turut menjadikan peluang meraih donasi untuk kegiatan amal bagi penyintas tumor otak. Menurutnya, berkat merajut dapat membantu menenangkan diri selama latihan dan juga berkompetisi. (Ana Siti Ghania/JT)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.