METRUM
Jelajah Komunitas

Dilelang, Karya Seni Petinju Legendaris Muhammad Ali

PETINJU terkenal Muhammad Ali ternyata suka menggambar di sela-sela waktunya. Pekan ini, sejumlah sketsa dan lukisan mendiang Ali akan dilelang di New York.

Sudah banyak yang tahu bahwa petinju Muhammad Ali lincah menggerakkan kaki dan tangannya di arena tinju. Namun sedikit saja yang tahu bahwa tangannya juga suka menggoreskan kuas dan pena di sela-sela waktunya bertanding. Pekan ini, koleksi langka sketsa dan lukisannya siap dilelang di New York.

Dilansir dari VOA, koleksi tediri dari 24 karya seni itu, kebanyakan dalam bentuk kartun dan beberapa di antaranya mencantumkan tanda tangannya, mencerminkan ketertarikan Ali pada agama dan keadilan sosial. Tetapi ada pula yang menggambarkan dirinya sendiri sedang berlaga di ring tinju.

"Sting Like a Bee" karya Muhammad Ali tahun 1978, diperkirakan akan laku $40 ribu sampai $50 ribu dalam lelang 5 Oktober 2021. (Bonhams)
“Sting Like a Bee” karya Muhammad Ali tahun 1978, diperkirakan akan laku $40 ribu sampai $50 ribu dalam lelang 5 Oktober 2021 (Bonhams).*

“Ref (Wasit), ia benar-benar melayang seperti kupu-kupu dan menyengat seperti lebah” tertulis di dalam balon kata-kata yang muncul dari mulut seorang petinju yang dipukul KO oleh lawannya. Sang lawan tampak digambarkan mengangkat kedua tangan yang menunjukkan kemenangannya.

Lukisan berjudul “Sting Like a Bee” atau “Menyengat seperti Lebah,” itu adalah karya Ali pada tahun 1978, ketika sedang syuting serial mini sejarah Freedom Road yang ia bintangi, kata rumah lelang Bonhams. Lukisan itu diperkirakan akan laku $40 ribu sampai $50 ribu dalam lelang yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 5 Oktober.

Bonhams menyatakan kegemaran Ali menggambar sedikit sekali diketahui umum. Ali tampaknya mengguratkan sketsa sebagai caranya melepas penat selepas pertandingan atau latihan.

Helen Hall, Direktur Budaya Pop Bonhams, mengemukakan, “Banyak orang senang karena tak seorang pun, tak seorang pun tahu ia adalah seniman, dan tak seorang pun tahu mengenai harta karun karya seni ini. Jadi kami melihat banyak yang berminat dan banyak kegembiraan.”

Bonhams adalah salah satu pemilik koleksi terbanyak karya seni Ali yang pernah dikirim ke pelelangan, atau bahkan mungkin di dunia, kata Hall.

Lukisan yang dijual berasal dari koleksi Rodney Hilton Brown yang bekerja bersama Ali untuk berkarya seni. Pada Mei lalu, Brownmenerbitkan buku yang berjudul “Muhammad Ali: The Untold Story: Painter, Poet and Prophet”.

Mantan juara tinju kelas berat dunia itu, yang mengumumkan diri sebagai mualaf pada tahun 1964 pada puncak kariernya, meninggal dunia dalam usia 74 pada tahun 2016 setelah lama menderita penyakit Parkinson.

“The Starving Children of Mississippi”, lukisan tahun 1967, menggambarkan satu sosok bercelana pendek yang mengatakan “Saya hanya ingin bertanding untuk membantu memberi makan kalian, anak-anak kulit hitam miskin.”

Karya penting Ali lainnya berasal dari era akhir 1970-an. Ia membuat lukisan yang kemudian dicetak terbatas untuk dijual oleh Komite Khusus PBB mengenai Apartheid. Menurut Hall, Ali ingin lukisan itu menyuarakan tentangan keras terhadap apartheid yang ia saksikan di Afrika Selatan dan Namibia. Dalam lukisan itu, Ali menggambar bentuk benua Afrika dan seorang lelaki kulit hitam yang dicambuk lelaki kulit putih. Di bagian bawah lukisan itu tertulis “Let My People Go”. Tetapi gambar lelaki kulit putih itu dianggap terlalu menghasut oleh PBB yang kemudian memaksa Ali untuk menghapusnya.

"Mosque" karya Muhammad Ali tahun 1967. (Bonhams)
“Mosque” karya Muhammad Ali tahun 1967 (Bonhams).*

Hall mengatakan, sebagian dari lukisan Ali dibubuhi tanda tangan, yang pada beberapa di antaranya, berukuran sangat besar. Ali menggambar lukisan-lukisan itu untuk majalah, dan semuanya sangat dipolitisisasi.

Hall menjelaskan, “Ada satu yang merujuk pada kerusuhan berlatar belakang ras di LA dan Newark pada tahun 1965 dan 1967. Dan ini dibuat pada tahun 1967. Jadi jelas, ini yang berkecamuk di benak Ali. Satu lukisan lainnya dikhususkan pada Islam. Ia baru saja menjadi mualaf ketika itu. Dan kemudian sebagian dari lukisan itu warnanya lebih terang dan terkait dengan tinju. Ada lukisan dengan penonton di sekitar ring tinju, dan mereka semua berwajah sedih. Dan ia mengatakan mereka semua sedih karena singkatnya waktu baginya dalam meraih kemenangan,” jelasnya.

“Ada lagi lukisan mengenai ring tinju dan banyak tanda dolar. Dan ia mengatakan, sewaktu orang-orang bertanya bagaimana rasanya saya berdiri penuh kemenangan atas lawan saya, saya katakan bahwa saya cuma berpikir akan lari ke bank bersama dengan semua uang yang saya hasilkan. Jadi, dia benar-benar punya rasa humor,” imbuh Hall.

Karya lain Ali yang akan dilelang mencakup “America: The Big Jail”, karyanya pada tahun 1967, dan “War in America” yang menurut estimasi prapenjualan bernilai antara $25 ribu dan $35 ribu. (M1-VOA/uh/lj)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.