METRUM
Jelajah Komunitas

Dokter Kinari Webb, Pelestari Hutan Dari Kalimantan Hingga Madagaskar

8 Maret adalah Hari Perempuan Internasional. Untuk merayakannya, VOA menyoroti seorang dokter perempuan AS yang bertekad menjaga kesehatan manusia dan planet bumi. Dr. Kinari Webb memulai misinya dari pedalaman Kalimantan, Indonesia 15 tahun lalu, dan kini meluas ke pedalaman Brazil dan Madagaskar.

WASHINGTON DC – Kinari Webb pertama kali datang ke Borneo pada tahun 1993 untuk mempelajari orangutan. Ia tinggal selama setahun di dalam hutan, pengalaman yang mengubah perjalanan hidupnya.

“Di situ saya lihat orang suka tebang pohon hanya untuk bayar fasilitas kesehatan dan pengobatan. Itu bikin saya sangat sedih. Saya putuskan jadi dokter, kembali ke Indonesia, tinggal 15 tahun di situ,” ujarnya, seperti dilansir dari VOA.

Setelah memperoleh gelar dokter dari Universitas Yale, Webb mendirikan Health in Harmony (HIH), organisasi nirlaba yang bertujuan menyelamatkan hutan dengan melibatkan masyarakat lokal.

Dokter Kinari Webb, pendiri Klinik ASRI (courtesy: ASRI)
Dokter Kinari Webb, pendiri Klinik ASRI (courtesy: ASRI).*

Sekembalinya lagi ke Kalimantan, Webb melakukan apa yang disebutnya “radical listening” atau mendengarkan aspirasi masyarakat untuk menemukan solusi.

“Kami tanya mereka, masyarakat di sini butuh apa supaya hutan masih sehat dan lestari dan masyarakat juga sejahtera?,” ujar perempuan yang lancar berbahasa Indonesia ini.

Setelah melakukan radical listening selama 400 jam dalam setahun, Webb menemukan jawabannya. Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Nasional Gunung Palung itu memerlukan layanan kesehatan dan pelatihan pertanian organik berkelanjutan.

Maka, sejak 2007 lahirlah Klinik Alam Sehat Lestari (ASRI) di Desa Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.

Dengan mengusung slogan ‘Selamatkan hutan dengan stetoskop,’ klinik ini mempekerjakan para dokter yang direkrut dari seluruh Indonesia, termasuk dr. Maria Puspa Kartika yang sudah bekerja selama dua tahun di fasilitas kesehatan ini.

“Saya merasa berkah yang luar biasa. Nggak semua orang punya kesempatan untuk tinggal di Kalimantan, apalagi di area seperti ini, lalu bisa berkontribusi dengan alam dan juga berkontribusi buat pasien,” ujar dokter lulusan Universitas Padjajaran Bandung ini.

Di klinik ini, warga bisa mendapat layanan kesehatan dan membayarnya dengan bibit pohon atau pupuk kandang. Sebagian warga yang tadinya melakukan pembalakan liar, diajari keterampilan seperti pertanian organik.

Sejak program itu diberlakukan, warga semakin sehat, penghasilan mereka semakin besar, dan yang penting, hutan pun terjaga. Jumlah penebang liar di wilayah itu telah turun sebanyak 89% dan lebih dari 1.250 penebang liar beralih mata pencaharian, menurut situs ASRI.

Klinik ASRI di Desa Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat tidak menarik pembayaran tunai dari warga setempat. (foto courtesy: ASRI)
Klinik ASRI di Desa Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat tidak menarik pembayaran tunai dari warga setempat (foto courtesy: ASRI).*

“Itu sangat bagus untuk orangutan dan semua keanekaragaman hayati yang sangat bagus di Indonesia. Kalau saya lihat ini bisa sebagai contoh seluruh dunia,” ujar Webb, yang kini menetap di San Francisco ini.

Pengalamannya di Indonesia itu dituangkan dalam buku berjudul “Guardians of the Trees” yang dirilis pada September 2021.

Salah satu pengantar atau testimoninya ditulis oleh Jane Goodall, pakar konservasi dan simpanse yang terkenal. “Manusia, hewan dan lingkungan—semua berkaitan,” tulis Goodall.

Kini, upaya Webb menyelamatkan hutan dan kehidupan pun semakin meluas. Sejak 2018, ASRI menempatkan beberapa tenaga kesehatan dan menawarkan pengobatan keliling bagi masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan.

Setahun kemudian, Health in Harmony menyediakan klinik keliling dan pelatihan teknik tanam padi untuk melayani warga yang tersebar di Wilayah Konservasi Manombo di Madagaskar.

“Masalahnya di sana karena hutan hampir habis, tidak banyak hujan. Kalau tidak cukup hujan, tidak cukup makanan. Kami ajari mereka sistem padi yang tidak perlu banyak air namanya SRI-Rice. Sampai sekarang sangat sukses.”

Dan sejak 2020, organisasinya hadir di hutan Amazon Brazil, di sekitar Cekungan Sungai Xingu, wilayah seluas Inggris yang ditempati 20.000 orang.

“Mereka minta pelayanan kesehatan dengan kapal, empat kali setahun mereka minta dokter, dokter gigi, perawat untuk vaksinasi dan untuk periksa.”

Berkat kehadiran para tenaga kesehatan di tempat sangat terpencil ini, 80% penduduk disana telah menerima vaksin lengkap dan booster vaksin Covid-19, kata Webb.

Upayanya melawan deforestasi diakui oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pada 2020, Health in Harmony mendapatkan Penghargaan Global Climate Action untuk kategori Women for Results.

Perjuangannya menyelamatkan hutan dunia belum selesai. Selanjutnya, ia berencana melakukan sebuah program lain di provinsi Papua mulai tahun depan. “Saya putuskan kerja sepanjang hidup untuk bikin dunia lebih sehat,” pungkasnya. (M1-VOA/vm/ab)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.