Jumlah Pekerja yang Diliburkan Tanpa Upah Meningkat Menjadi 20.000 Orang di Taiwan
TAIWAN, ROC – Dibandingkan seminggu sebelumnya, jumlah perusahaan di Taiwan yang mengadopsi strategi liburan tanpa upah bagi pegawainya bertambah 20 menjadi 820 orang, sedangkan jumlah pekerja yang dikurangi jam kerja atau diliburkan tanpa upah meningkat 360 menjadi 20.049 orang.
Dilansir dari RTI, berdasarkan laporan terbaru yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) pada Senin (24/8/2020), jumlah perusahaan yang memberlakukan dan pekerja yang terpengaruh strategi liburan tanpa upah terus meningkat sejak merebaknya pandemi Covid-19, mencapai puncaknya yaitu melampaui 30.000 orang pada akhir Juni, tapi sempat turun hingga di bawah 20.000 orang dua pekan lalu.
Menurut Wakil Ketua Departemen Standar Tenaga Kerja dan Kesetaraan Pekerjaan MOL Huang Wei-chen (黃維琛), meningkat kembalinya jumlah perusahaan dan pekerja yang terpengaruh strategi liburan tanpa upah, pada hakikatnya disebabkan kembali menjadi seriusnya penyebaran Covid-19 di luar negeri, yang menghalangi kelancaran ekspor dari industri manufaktur domestik.
Huang Wei-chen mengatakan, “Baik itu untuk rantai alat permesinan seperti industri elektromekanis logam, industri pertekstilan dalam rantai produk kehidupan rakyat, maupun rantau industri kimia seperti produk karet dan plastik, pengaruhnya masih tetap dirasakan.”
Masih ada satu industri yang terpukul berat oleh pandemi, yakni industri pariwisata. Tapi, menurut Huang, berkat menjadi populernya pariwisata domestik dalam beberapa bulan terakhir, dampak industri ini sudah agak berkurang, tapi pelaku usaha jasa tur ke luar negeri tetap tidak bisa berbisnis karena banyak negara masih memberlakukan lockdown. (M1-RTI)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.