Mengenal Metaverse, Akankan Menjadi Dunia Virtual Masa Depan?
PADA Akhir tahun 2021 CEO Facebook Mark Zuckerberg, mulai mengganti nama perusahaannya menjadi Meta. Dalam perubahan nama ini, Mark terlihat memiliki sebuah misi besar dalam membangun ekosistem metaverse. Sebenarnya apa sih metaverse? Jika kita pernah menonton sebuah film yang berjudul Ready Player One karya Steven Spielberg, mungkin kita akan terbayang bagaimana kehidupan virtual menjadi lebih menggairahkan ketimbang dunia nyata. Kurang lebih konsep ini mirip seperti apa yang diimpikan oleh Mark Zuckerberg dalam misinya.
Metaverse sendiri merupakan sebuah istilah kata yang terbentuk dari dua kombinasi kata “Meta” dan “Universe” yang pada dasarnya memiliki arti sebuah ruang digital yang mana objek dan benda digital mewakili representasi masyarakat digital. Ini merupakan sebuah konsep gabungan dari beberapa teknologi mulai dari media sosial, augmented reality (AR), virtual reality, online games, dan bahkan cryptocurrency. Metaverse memiliki sebuah tujuan untuk mengumpulkan orang-orang agar dapat berinteraksi satu sama lain secara virtual, baik ketika bersosialisasi, berbelanja, melakukan berbagai aktivitas, dan bahkan mempelajari hal-hal baru.
Dalam gambaran umum, Metaverse merupakan sebuah lingkungan virtual yang dirancang seperti dunia nyata. Metaverse akan memiliki tanah, bangunan bahkan avatar yang bisa dibeli atau dijual. Pada dasarnya, konsep Metaverse ini bukanlah sebuah konsep yang baru. Neal Stephensen pada tahun 1992, merilis sebuah novel yang berjudul Snow Crash yang mengangkat cerita perjalanan metaverse sepasang kurir untuk menyelamatkan diri dari distopia golongan kapitalis.
Metaverse sendiri sesungguhnya saat ini sudah berjalan di beberapa platform game online seperti Roblox, Minecraft, dan juga Fortnite. Bahkan aplikasi seperti Microsoft Teams atau Zoom bisa dikatakan sebuah Metaverse karena sekelompok orang berkumpul dan dapat berinteraksi tanpa batas jarak. Namun, Metaverse sendiri memiliki konsep ruang digital yang lebih luas untuk menyatukan orang-orang seperti contohnya beberapa pekan yang lalu, Justin Bieber yang melakukan konser virtual dalam Metaverse.
Akankah Metaverse Menggantikan Internet?
Mengutip dalam Interview The Verge, Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa Metaverse merupakan sebuah perwujudan dari internet. Pada dasarnya, ini merupakan versi internet yang ditingkatkan di mana orang dapat memiliki sebuah “penglaman berbeda yang tidak dapat dilakukan pada sebuah aplikasi ataupun halaman web dua dimensi.”
Tim Sweeney yang merupakan CEO dari Epic Games juga mengatakan dalam The Washington Post, membayangkan Metaverse sebagai “semacam taman bermain online yang mana para penggunanya dapat bergabung bersama teman untuk bermain game seperti ‘Fortnite’ lalu menonton film Netflix pada saat berikutnya. Jika kita dapat membayangkan tempat dimana kita dapat menonton video, bermain game dengan teman, dan membeli barang, itu akan sangat mirip dengan internet.”
Salah satu manfaat dari Metaverse adalah adanya rasa ‘hadir’, perasaan bahwa kita terlibat secara fisik dengan tempat dan orang-orang yang jauh berada alih-alih kita hanya menonton lewat layar saja.
Metaverse kemungkinan besar membutuhkan komponen seperti jaringan internet yang sangat baik, High-End komputer, dan VR headset. Jaringan koneksi internet yang lambat kemungkinan besar nantinya akan sulit ketika kita hendak bergerak memindahkan avatar kita dari satu tempat ke tempat lainnya.
Meski begitu, bagaimanapun juga saat ini Metaverse sedang dalam tahap perkembangan dan ketika dunia virtual Metaverse telah berhasil dan matang, sudah siapkah kita menghadapi dunia virtual Metaverse? (Muhammad Fadli Sinatrya/JT)***