Menjaga Warisan Leluhur: Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Generasi Mendatang
KOTA BANDUNG (METRUM) – Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menekankan pentingnya pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Sunda, sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyayangkan kondisi saat ini yang menunjukkan semakin sedikitnya penutur aktif serta minimnya minat generasi muda terhadap bahasa daerah.
“Bahasa dan sastra daerah mencerminkan kekayaan budaya yang tak ternilai. Kehilangan bahasa berarti kehilangan identitas kita,” ujar Erwin dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun untuk Implementasi Model Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah di Jawa Barat, yang berlangsung di Hotel Oakwood, Rabu, 21 Mei 2025.
Ia menekankan bahwa program revitalisasi bahasa daerah bukan sekadar seremoni, melainkan langkah konkret yang melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk memastikan kelangsungan hidup bahasa dan sastra lokal.
“Forum ini sangat penting karena mempertemukan berbagai pihak—pemerintah, akademisi, pelaku budaya, komunitas, hingga masyarakat umum—untuk bersama-sama merancang langkah nyata yang bisa diterapkan,” jelasnya.
Erwin menambahkan bahwa Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen melestarikan bahasa Sunda melalui penguatan kurikulum muatan lokal, kegiatan sastra di sekolah dan komunitas, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab pelestarian bahasa daerah tidak hanya berada di tangan pemerintah. Diperlukan kolaborasi lintas sektor serta dukungan kebijakan yang kuat agar upaya ini dapat berjalan berkesinambungan.
“Saya mengajak semua pihak untuk terbuka, saling berbagi, dan memberikan kontribusi terbaik. Bahasa daerah adalah pusaka budaya, bukan hanya milik leluhur, tetapi juga titipan untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, Herawati, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan berbagai unsur seperti akademisi, praktisi bahasa, budayawan, dan komunitas sastra Sunda.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Revitalisasi bahasa daerah merupakan program prioritas. Tujuannya menjaga kemurnian bahasa dan sastra lokal serta mengembalikan peran dan maknanya dalam kehidupan masyarakat saat ini,” tutur Herawati.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pewarisan bahasa daerah kepada generasi muda agar bahasa ibu tetap hidup dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan lebih dari 718 bahasa daerah di Indonesia, ini adalah harta karun budaya sekaligus identitas bangsa. Bahasa daerah perlu dijaga, dilestarikan, dan diwariskan lintas generasi,” pungkasnya. (M1)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.