Tahun 1883, Pertunjukan Sulap yang Berujung Tragedi di Victoria Hall
SULAP sebuah seni pertunjukan yang diminati oleh banyak masyarakat di berbagai penjuru dunia, sajiannya yang membuat penonton terkagum kagum, serta membuat penasaran penonton akan rahasia di balik penyajiannya.
Sulap merupakan sebuah gabungan dari beragam seni yang ada, mulai dari seni tari, seni musik, hingga seni rupa. Seni sulap tidaklah berhubungan dengan ilmu supranatural, karena setiap trik dari sulap dapat dijelaskan secara ilmiah. Sulap semata-mata hanyalah permainan kecepatan tangan, hasil kerja dari suatu perlengkapan atau peralatan ataupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain.
Pada tanggal 16 Juni 1883 di Inggris, tepatnya di Kota Sunderland, Keluarga Fay mengadakan acara sulap yang akan diadakan di gedung Victoria Hall. Rencananya, acara tersebut akan menampilkan patung lilin yang bisa berbicara, boneka hidup dan sesuatu yang dikenal sebagai Ilusi Hantu. Semua acara tersebut adalah sebuah acara yang diminati oleh anak-anak.
Pada pukul 15.00 pertunjukan acara sulap dimulai, acara tersebut dipadati oleh anak anak dari segala usia, total hampir sebanyak 1.500 anak laki-laki dan perempuan hadir dengan membayar satu sen untuk melihat pertunjukan sulap itu tanpa pengawasan dari para orang tua. Saat para penghibur naik ke panggung dan pertunjukan dimulai, tidak ada yang mengetahui bahwa banyak penonton anak-anak tidak akan meninggalkan gedung itu hidup-hidup.
Saat itu, dijanjikan bahwa setiap anak yang memasuki ruangan akan mendapatkan kesempatan untuk menerima hadiah berupa buku kecil dan mainan. Dengan iming-iming hadiah tersebut, banyak anak-anak yang tertarik dengan pertunjukan tersebut. Ratusan anak meminta kepada orang tuanya untuk menonton sebuah petunjukan sulap tersebut.
Ketika Keluarga Fay memulai acara pada 16 Juni, acara tersebut ramai akan penonton anak-anak, dan hanya sedikit penonton dewasa yang hadir. Sebagai promosi, Keluarga Fay mengumumkan kepada anak anak untuk memegang tiketnya dan nomer yang beruntung akan mendapatkan hadiah kecil nantinya. Sebelumnya, Keluarga Fay sudah beberapa kali menampilkan sulap di berbagai tempat. Sebagian besar, berhasil dan hanya sekali melakukan kesalahan kecil.
Tragedi dimulai ketika Keluarga Fay memulai acara dengan melemparkan beberapa mainan dan permen ke kerumunan anak-anak. Suasana sontak menjadi tidak terkendali, Keluarga Fay melemparkan mainan dan permen tidak mencapai ke balkon area tengah dan atas sehingga anak-anak yang duduk di area teras menjadi kecewa dan meninggalkan tempat duduk mereka dan berhamburan ke area dasar untuk mengambil hadiah tersebut. Anak-anak berlari dengan penuh semangat, mereka dengan cepat ingin menuruni tangga secepat mungkin.
Di bawah tangga, ada sebuah pintu yang memberikan akses ke area dasar, pada hari itu pintu tersebut tiba-tiba dikunci pada posisi yang hanya terbuka sebagian, menyisakan celah sempit 50 sentimeter yang dapat dilewati anak-anak yang bersemangat untuk mengambil hadiah.
Saat anak-anak berhimpitan, ada anak yang tersandung lalu terjatuh. Lalu lebih banyak lagi anak-anak yang terjatuh, sementara itu ratusan anak anak yang di belakang mendesak untuk masuk. Dalam hitungan menit, anak-anak tersebut jatuh dan tertumpuk seperti kayu dan anak-anak yang berada di bawah menerima banyak beban yang di atas.
Berdasarkan laporan, tumpukan mayat di koridor tersebut mencapai lima meter dari lantai atas hingga langit-langit. Situasi ini diperparah dengan adanya belokan di tangga masuk tersebut sehingga, anak anak di atas tidak dapat melihat apa yang telah terjadi dan terus melompat ke depan, dan membuat semakin menderita mereka yang berada di depan.
Beberapa orang dewasa yang menyaksikan kejadian horor tersebut, mencoba untuk menyelamatkan anak-anak ke tempat yang aman, namun anak-anak tersebut terlalu banyak sehingga tidak bisa diselamatkan semua. Pintu itu akhirnya terlepas dari engselnya dan dalam waktu setengah jam setiap anak, yang hidup maupun mati dipindahkan dari lorong tangga. Para korban selamat dilarikan ke rumah sakit sementara korban tewas dibaringkan di trotoar. Ada banyak sekali korban dan banyak yang berada dalam kondisi yang mengerikan, karena tercekik dan tertindih.
Total ada 183 anak tewas dalam kecelakaan tersebut, sebagian besar akibat terinjak-injak dan sesak napas. Insiden itu menjadi berita utama di seluruh negeri, bahkan sampai ke telinga Ratu Victoria. Ratu menyatakan belasungkawa, bersama dengan bantuan yang telah disiapkan setelah bencana. Dana tersebut untuk membayar pemakaman semua 183 anak, yang berlangsung selama satu minggu penuh.
Sebagai penghormatan kepada tragedi tersebut, semua kegiatan bisnis yang berada di kota Sunderland ditutup. Penyelidikan dilakukan setelah bencana itu, tetapi gagal menemukan siapa pelaku yang akan disalahkan. Penyelidikan kedua, yang dipicu oleh kemarahan publik, berakhir dengan hasil yang sama. Tidak ada yang tahu siapa yang mengunci pintu dan meninggalkan celah yang begitu sempit atau siapa yang lupa membukanya setelah tiket diambil. Keluarga Fay yang dikecam oleh masyarakat, tidak bisa disalahkan atas kejadian tersebut. Keluarga Fay terus bekerja sebagai penghibur keliling, meskipun mereka tidak pernah lagi menampilkan acara untuk anak-anak dan tidak pernah kembali ke Sunderland. (Muhammad Fadli Sinatrya/JT)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.