METRUM
Jelajah Komunitas

Sering Makan Burger, Dapat Tingkatkan Risiko Asma

BAGI para penggemar makanan fast food, burger merupakan pilihan yang paling sering untuk disantap. Namun, Anda disarankan memperhatikan jumlah burger yang dikonsumsi agar tidak memberikan masalah untuk kesehatan tubuh.

Dilansir dari New York Post, sebuah studi menunjukan bahwa makan burger dengan jumlah banyak berisiko meningkatkan penyakit asma.

Para ahli mengingatkan bahwa mengonsumsi burger tiga kali atau lebih dalam seminggu dapat meningkatkan risiko asma.

Penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan di Tiongkok menemukan bahwa junk food dikaitkan dengan kondisi paru-paru kronis, yang memengaruhi lima juta orang di Inggris.

“Studi tambahan diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan yang terlihat dalam analisis ini, dan untuk mengidentifikasi hubungan kausal potensial antara konsumsi makanan cepat saji dan penyakit alergi,” ujar Penulis utama Dr. Gang Wang.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Respirology ini menambahkan, bahwa memakan burger dengan jumlah banyak meningkatkan resiko alergi dan wheezing.

Dalam beberapa dekade terakhir, makanan cepat saji telah menjadi pilihan untuk diet, terutama di negara-negara yang kebarat-baratan dan berpenghasilan tinggi.

Konsumsi makanan cepat saji dikaitkan dengan kualitas diet yang buruk, asupan kalori yang tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak dan remaja. Obesitas adalah risiko independen untuk asma dan sensitisasi alergi.

Pola makan yang buruk cenderung berkontribusi terhadap perkembangan dan perkembangan asma melalui beberapa mekanisme.

Misalnya, asam lemak jenuh dapat mengaktifkan reseptor yang mengarah pada pelepasan bahan kimia pro-inflamasi yang dapat berkontribusi terhadap penyakit inflamasi kronis pada saluran udara. Makanan tinggi lemak memperburuk peradangan saluran napas pada asma.

Selain itu, konsumsi makanan cepat saji mengurangi konsumsi makanan yang kaya nutrisi pelindung, seperti buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran mengandung banyak bahan kimia yang memiliki sifat anti-oksidatif dan anti-inflamasi.

Penurunan asupan buah dan sayuran cenderung memiliki dampak yang tidak menguntungkan pada prevalensi asma. (M1)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.

%d blogger menyukai ini: