METRUM
Jelajah Komunitas

Sinergitas Inti Muda Jabar dan Pemkot Bandung Perjuangkan Hak ODHIV dan Populasi Kunci

KOTA BANDUNG (METRUM) – Diskriminasi dan kekerasan terhadap Orang dengan HIV (ODHIV) dan populasi kunci di Kota Bandung masih tinggi, meskipun upaya untuk mengurangi stigma terus dilakukan. Inti Muda Jawa Barat bekerja sama dengan pemerintah kota dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk merumuskan strategi perlindungan serta hak-hak bagi populasi kunci, kelompok masyarakat yang dianggap rentan terhadap penularan HIV.

Populasi kunci mencakup kelompok-kelompok seperti laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL), pengguna narkoba suntik, transgender, dan pekerja seks. Berdasarkan laporan terbaru dari Inti Muda Jawa Barat, LSM Female Plus, dan Yayasan Grapiks, terdapat 126 kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok ini dalam dua tahun terakhir.

Kasus-kasus tersebut terjadi di berbagai lingkungan, termasuk keluarga, tempat kerja, layanan publik, dan institusi pendidikan.

Data dari UNAIDS menunjukkan kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia memiliki angka kasus HIV tertinggi, dengan persentase mencapai 49%. Kelompok usia ini juga yang paling rentan terhadap kekerasan dan stigma akibat HIV.

Inti Muda mencatat contoh kasus pengusiran dan penelantaran oleh keluarga, eksploitasi anak pengguna narkoba, hingga pemutusan kerja sepihak karena status HIV.

Edukasi dan Kolaborasi untuk Hapus Stigma

Dalam kolaborasi ini, Inti Muda Jawa Barat dan Pemkot Bandung berfokus pada edukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma tentang HIV yang masih kuat.

Koordinator Inti Muda Jawa Barat, Andrian Firmansyah mengatakan, diskriminasi terhadap ODHIV sering terjadi karena kurangnya pemahaman.

“Stigma ini membuat banyak ODHIV kehilangan hak-hak dasar mereka. Padahal, HIV tidak semudah itu menular dan sudah seharusnya mereka mendapatkan hak yang setara,” ujar Andrian di Grand Tjokro Premiere Bandung, Jalan Cihampelas pada Rabu, 13 November 2024.

Menurutnya, hak bekerja ODHIV harus dilindungi dan tidak boleh dibatasi hanya karena status kesehatan yang menimbulkan stigma.

Selain berfokus pada edukasi masyarakat luas, Inti Muda juga menyediakan ruang aman bagi populasi kunci untuk memperoleh dukungan dan berbagi pengalaman.

Di sini, mereka dapat memperoleh informasi yang akurat terkait HIV dan hak-hak mereka sebagai warga negara, termasuk hak pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang setara.

“Bagi populasi kunci atau ODHIV, kalian tidak sendiri. Kami di Inti Muda Jawa Barat siap memberikan dukungan sebaya agar mereka tidak merasa terisolasi,” ujar Andrian.

Selain di media sosial, Inti Muda Jawa Barat juga membuka layanan bagi populasi kunci di Kompleks DPRD I Kav.57, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, atau melalui akun Instagram mereka di @intimudajabar.

Kolaborasi antara Inti Muda Jawa Barat, Pemkot Bandung, dan LSM diharapkan dapat menghapus stigma yang selama ini menjadi penghalang bagi hak-hak ODHIV dan populasi kunci.

Dengan sosialisasi yang masif, diharapkan pemahaman masyarakat terhadap HIV semakin meningkat sehingga hak-hak dasar mereka dapat terpenuhi tanpa diskriminasi.

Inti Muda Jawa Barat juga mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dan humanis dalam menyikapi isu HIV/AIDS. Dengan keterlibatan semua pihak, diharapkan upaya penanggulangan HIV dan peningkatan kualitas hidup ODHIV di Kota Bandung dapat terwujud secara optimal. (M1-ziz)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.