TPST Tegallega: Solusi Hijau, Sampah Jadi Bahan Bakar Semen
KOTA BANDUNG (METRUM) – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tegallega kini berperan penting dalam mengurangi volume sampah di Kota Bandung. Tempat ini dapat mengolah hingga 25 ton sampah per hari menjadi bahan bakar alternatif bagi industri semen.
Fasilitas ini dirancang khusus untuk mengelola sampah organik, seperti dedaunan dari taman dan sapuan jalan, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Di TPST Tegallega, sampah menjalani serangkaian proses pengolahan, yang meliputi:
- Pemilahan Awal (Turbo Separator)
Sampah yang masuk akan diproses melalui mesin turbo separator, yang berfungsi untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik. - Pemindahan ke Mesin Pencacah (Screw Conveyor Feeder)
Setelah pemilahan, sampah akan dipindahkan ke mesin screw conveyor feeder, yang mengalirkan sampah ke mesin pencacah (shredder). - Pencacahan Sampah Anorganik (Crusher)
Sampah anorganik yang telah dipisahkan akan ditempatkan di atas conveyor feeder dan kemudian disalurkan ke mesin crusher untuk dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil. - Pencacahan Sampah Organik (Mesin Pencacah Halus)
Sampah organik seperti dedaunan akan dicacah menggunakan mesin pencacah halus. Setelah proses ini, sampah organik akan dipindahkan ke mesin rotary dryer untuk pengolahan lebih lanjut. - Pengeringan Sampah Organik (Rotary Dryer)
Sampah organik yang telah dicacah akan dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer, yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam sampah. Sampah yang sudah kering ini akan digunakan sebagai bahan campuran untuk RDF (Refuse Derived Fuel). - Sampah Anorganik Melalui Proses Vacuum dan Blower
Sampah anorganik akan mengalami pengurangan kadar air dan kemudian disalurkan ke mesin pemilah berikutnya. - Stage Pemilah
Pada tahap ini, sampah yang telah melalui proses screw conveyor feeder, crusher, dan blower akan diproses lebih lanjut dengan mesin fine crusher hingga berukuran di bawah 5 cm, sebelum akhirnya dicetak menjadi ball atau ball press.
Produk akhir dari proses ini adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk industri semen, yang menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyatakan bahwa TPST Tegallega memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung. Ia menjelaskan, “Kami mengamati proses pendampingan dan operasional TPST Tegallega, yang saat ini memiliki kapasitas pengolahan antara 22 hingga 25 ton per hari. Produk akhir dari proses ini digunakan sebagai bahan bakar untuk industri semen.”
Koswara juga menekankan pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumbernya. Jika sampah sudah dipisahkan di tingkat rumah tangga, maka proses pengolahan akan menjadi lebih efisien. “Namun, saat ini sampah dari sumber masih perlu dipilah ulang di TPS sebelum dikirim ke TPST Tegallega, yang menambah beban kerja,” tambahnya.
Ia menilai bahwa peran masyarakat dalam memilah sampah sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan pengelolaan sampah di kota. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih sadar dalam memilah sampah sejak dari rumah.
“Mari kita mulai dari diri sendiri untuk memilah sampah. Dengan begitu, kita turut mendukung keberlanjutan lingkungan Kota Bandung,” tutupnya. (M1)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.