METRUM
Jelajah Komunitas

Wayang Golek Betawi Mengukir Cerita Legenda

PASTI banyak diantara kita menganggap wayang golek identik dengan kesenian khas Jawa Barat. Namun, ternyata masyarakat Betawi juga memiliki kesenian wayang golek yang biasa disebut wayang golek Betawi.

Meskipun tidak sepopuler wayang kulit khas Betawi, nama wayang golek Betawi sepertinya timbul tenggelam, namun hingga saat ini masih ada dan masih dimainkan dalam acara-acara hajatan di kalangan masyarakat Betawi.

Ada dua jenis wayang golek Betawi, yang pertama adalah serupa dengan wayang golek Sunda, dalam bentuk dan tata cara pergelarannya. Namun bahasa yang dipakai bukanlah bahasa Sunda tapi bahasa berdialek Betawi.

Lakon yang dimainkan adalah lakon-lakon yang biasa dipergelarkan sama dengan wayang golek Sunda, seperti Babad Alas Amar, Bandung Nagasewu, dan Patalikrama. Ada pula yang membawakan cerita Panji seperti Panji Kemeng Pati, Kuda Lalean, dan Kuda Narawangsa. 

Wayang golek jenis ini populer di daerah Sukapura, Cilincing, dan Jakarta Timur. Sementara musik pengiring yang digunakan adalah gamelan yang masih berbau khas Sunda.

Lalu jenis yang kedua adalah wayang golek yang biasa disebut wayang golek Ciputat. Jenis wayang golek ini terbuat dari kayu, bentuknya mirip dengan bentuk wayang Pakuan (wayang golek dari Tatar Sunda yang dibuat tahun 1960).

Kisah yang diambil adalah kisah-kisah yang terjadi di lingkungan sekitar, sehingga wayang golek ini tidak memakai perhiasan seperti dalam wayang kulit atau wayang golek yang mengambil cerita Ramayana atau Mahabharata. Bentuk mukanya juga disesuaikan dengan sifat, perangai, dan pembawaannya. 

Wayang golek Betawi dari Ciputat ini sering mengambil kisah pribumi, seperti kehidupan para jawara dan jagoan pada zaman awal Batavia dalam melawan Kompeni seperti si Pitung atau si Jampang.

Pada saat pergelarannya, dalang dibantu beberapa orang asisten. Kadang para nayaga (penabuh gamelan) juga ikut memainkan wayang bersama dalang. Sehingga sajian wayang ini mirip dengan pertunjukan wayang golek modern.

Sementara itu,  seperti dikutip dari Ensiklopedia Jakarta, bagian I, 2003, musik pengiring yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang golek Ciputat adalah Gamelan Ajeng yang lengkap dengan alat musik terompetnya (terompet pencak silat).

Gamelan Ajeng merupakan musik tradisional Betawi yang mendapat pengaruh dari musik gamelan Sunda. Beberapa daerah di Jawa Barat hingga kini masih memiliki gamelan ajeng, diantaranya Ciamis, Karawang, Depok dan Subang. Namun dalam perkembangannya jenis gamelan ajeng Betawi memiliki sedikit perbedaan dengan gamelan Ajeng dari Tatar Sunda. (Vey si Sendal Jepit)***  

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.