14 Ribu Rupiah, Harga Petualangan Jakarta-Bandung dengan Kereta
SEJAK kecil, saya hobi sekali menaiki kereta. Alasannya sederhana, saya tidak mabuk kalau naik kereta. Hal ini berbeda dengan naik mobil dan bus. Ketika kecil, hobi saya bila menggunakan kedua moda tersebut adalah muntah, muntah, dan muntah. Dan kesenangan naik kereta ini berlangsung hingga dewasa. Bila memungkinkan, saya selalu memilih naik kereta, alih-alih kendaraan lainnya, termasuk ketika berkunjung ke Mama Kota.

Bahkan, saking senangnya dengan kereta, saya mulai mencicipi trayek lainnya, termasuk untuk kereta yang berangkat dari Bandung ke Jakarta, maupun sebaliknya. Dari pencarian di aplikasi traveling, termasuk KAI Access, saya menemukan trayek lain selain Argo Parahyangan, yaitu kereta berjuluk Serayu.
Kereta api Serayu sendiri sebenarnya tidak secara khusus melayani jalur Jakarta-Bandung, maupun sebaliknya. Kereta ini mengawali perjalanannya dari Stasiun Purwokerto, Jawa Tengah, dan berakhir di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dan sebaliknya. Hanya saja, rute kereta ini tidak menempuh jalur utara melewati Cirebon, melainkan menggunakan jalur selatan melewati Kroya, Tasikmalaya, dan Garut, termasuk Bandung.
Kereta Serayu sendiri merupakan tipe kereta ekonomi dengan komposisi kursi 2-3 dan saling berhadapan. Kereta ini harus menempuh jarak 417 Kilometer selama 10-11 jam dalam sekali perjalanan. Rute ini termasuk yang tertua di Indonesia dan mengawali pelayanannya pada 22 November 1985, hanya bertaut 11 hari dengan tanggal lahir saya.
Setiap harinya, kereta ini memiliki dua kali perjalanan, yaitu: malam dan siang hari. Trayek Purwokerto – Pasar Senen sendiri mengawali perjalannya pada jam 16.30 WIB untuk rute malam, dan jam 6.30 WIB untuk rute siang. Sedangkan trayek Pasar Senen-Purwokerto mulai bergerak jam 21.00 WIB untuk rute malam dan 9.00 WIB untuk rute siang.
Di Bandung sendiri, kereta ini hanya berhenti di Stasiun Kiaracondong dan Stasiun Cimahi. Jaraknya dari Ibu Kota hanya 3,5 jam, atau hanya terpaut 30 menit dari durasi tempuh Kereta Api Argo Parahyangan. Kereta menuju Jakarta sendiri tiba di Kota Kembang pada jam satu dini hari untuk rute malam, dan 12 jam kemudian untuk rute siang. Adapun kereta dari Jakarta tiba di kedua stasiun tersebut sekitar tengah malam untuk rute malam, dan ketika matahari baru saja lewat di atas kepala kita untuk rute siang.
Saya sendiri pernah mencicipi Kereta Serayu ketika berangkat dari Tasikmalaya menuju Jakarta. Harga tiketnya pun cukup murah, yaitu setengah dari tiket Argo-Parahyangan, yaitu 63 ribu Rupiah. Harga ini berlaku di stasiun pemberangkatan mana pun sepanjang jalur Stasiun Purwokerto dan Stasiun Pasar Senen, termasuk Stasiun Tasikmalaya serta Stasiun Kiaracondong dan Stasiun Cimahi.
Bila rute tersebut masih jauh dari kesan “petualangan”, cobalah Kereta Lokal yang berhenti di hampir di setiap stasiun antara Jakarta dan Bandung. Setelah mencari di daftar kereta lokal dalam jadwal keberangkatan kereta api di beberapa stasiun, saya menemukan dua trayek yang masuk kategori tersebut, yaitu: Kereta Lokal Tj. Priuk – Purwakarta, dan Kereta Lokal Cibatu – Purwakarta.
Kereta Lokal sendiri melayani wilayah dengan lingkup daerah dan berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya. Umumnya, kereta ini menempuh jarak antara 10-50 Kilometer untuk Kereta Lokal Jarak Dekat, dan 50-100 Kilometer untuk Kereta Lokal Jarak Menengah. Karakteristik layanan ini bebas nomor tempat duduk dan berjalan sangat lambat. Harga tiketnya pun sangat murah, yaitu: kurang dari 10 ribu Rupiah dalam satu kali perjalanan. Tidak heran, pada waktu-waktu tertentu, Kereta Lokal bisa disesaki penumpang yang berdiri di lorong-lorong antara tempat duduk.
Kembali ke kereta lokal antara Jakarta dan Bandung. Kereta Lokal Tanjung Priuk – Purwakarta akan mengantarkan kita menempuh setengah perjalanan, hingga Stasiun Purwakarta. Kemudian, kita bisa melanjutkan setengah perjalanan lagi dengan menggunakan Kereta Lokal Cibatu – Purwakarta dari Stasiun Purwakarta menuju Bandung. Hanya saja, kita hanya bisa melakukan sekali perjalanan ke Bandung dengan kedua kereta lokal tersebut. Sayangnya, tidak berlaku sebaliknya.
Kereta Lokal Tanjung Priuk – Purwakarta sendiri memiliki tiga kali jadwal perjalanan setiap harinya. Dari Stasiun Tanjung Priuk, kereta ini memulai derap lokomotifnya pada jam 9.55 WIB, 11.05 WIB, dan 16.15 WIB. Setiap perjalanan menempuh waktu 2,5 jam dan berhenti di hampir semua stasiun antara Stasiun Tanjung Priuk dan Stasiun Purwakarta. Kereta ini akan tiba di Stasiun Purwakarta, masing-masing: jam 12.33 WIB, 13.45 WIB, dan jam 19.06 WIB. Sebaliknya, dari Stasiun Purwakarta, kereta ini memulai perjalanannya jam 5.15 WIB, 13.40 WIB, dan 14.25 WIB.
Adapun Kereta Lokal Cibatu – Purwakarta akan melewati beberapa stasiun di Kota Bandung, hingga berakhir di Kota Garut. Setiap harinya, kereta ini hanya melayani satu rute penuh antara Purwakarta dan Garut. Sedangkan jadwal lainnya untuk rute ini hanya memenuhi setengah perjalanan hingga ke Bandung semata, baik itu dari Stasiun Cibatu maupun dari Stasiun Purwakarta.
Untuk perjalanan penuh, setiap harinya, Kereta Lokal Cibatu – Purwakarta mulai meninggalkan Stasiun Cibatu di Garut pada jam 10 WIB dan tiba di Stasiun Purwakarta 5 jam kemudian, yaitu pada jam 14.53 WIB. Selepas itu, lokomotif kereta akan berganti arah dan mulai bergerak lagi menuju Cibatu pada jam 15.45 WIB dan tiba di Garut pada jam 21.21 WIB. Di Bandung sendiri, kereta asal Cibatu berlabuh pada saat adzan Dzuhur berkumandang. Dari Purwakarta, kereta ini berhenti di Cimahi pada saat kumandang adzan Maghrib.
Sedangkan untuk rute paruh perjalanan, kereta lokal ini mulai bergerak dari Stasiun Cibatu pada jam 5.10 WIB. Kereta ini hanya sampai Stasiun Padalarang pada jam 8.08 WIB. Selanjutnya, kereta ini bertugas sebagai Kereta Lokal Bandung Raya yang hanya melayani rute Padalarang – Cicalengka hingga malam menjelang. Baru pada jam 19.25 WIB kereta ini berangkat dari Padalarang untuk masuk kandang di Stasiun Cibatu pada jam 21.21 WIB.
Untuk rute paruh dari Stasiun Purwakarta, kereta lokal ini berangkat dari Stasiun Purwakarta pada jam 4.20 WIB dan hanya mengangkut penumpang sampai Stasiun Cicalengka pada jam 8.24 WIB. Selanjutnya, sama seperti rute paruh dari Stasiun Cibatu, kereta ini bertugas sebagai Kereta Lokal Bandung Raya. Kereta ini baru kembali ke “kandang” dari Stasiun Cicalengka pada jam 19.30 WIB dan tiba di Stasiun Purwakarta pada pergantian hari.

Menuju Bandung, kita bisa memulai perjalanan dari Tanjung Priuk dengan kereta jam 9.55 WIB dan 11.05 WIB. Kereta ini akan tiba di Stasiun Purwakarta pada jam 12.33 WIB dan 13.45 WIB. Selanjutnya, kita hanya perlu menunggu kedatangan kereta dari Cibatu pada jam 14.53 WIB. Kemudian, kereta ini akan meninggalkan Stasiun Purwakarta 45 menit kemudian. Artinya, kita transit di Stasiun Purwakarta sekitar 2 hingga 3 jam, tergantung kedatangan kita di stasiun ini.
Rute sebaliknya, rasanya terlalu ekstrim untuk saya cicipi. Dari Bandung menuju Purwakarta, hanya tersedia kereta yang tiba di Stasiun Purwakarta pada jam 14.53 WIB dan tengah malam. Adapun kereta Purwakarta ke Tanjung Priuk terdekat selepas itu berangkat pada jam 5 pagi keesokan harinya. Artinya, kita harus menunggu antara 5 hingga 9 jam di Stasiun Purwakarta. Itu pun harus melewati malam. Saya sendiri belum sanggup untuk melakukannya.
Tantangan terbesar ketika mencicipi kereta ini adalah durasi perjalanan dari Jakarta ke Bandung yang cukup lama, yaitu: 7-8 jam. Kita akan menempuh waktu selama 2,5 jam antara Tanjung Priuk dan Purwakarta. Perjalanan dari Purwakarta ke Bandung juga menempuh waktu yang hampir sama.
Durasi perjalanan yang lama ini disebabkan kereta yang harus berhenti di sebagian besar stasiun yang di lewatinya. Selain itu, kereta ini juga berjalan setengah dari kecepatan kereta cepat pada umumnya, yaitu: 40-50 Kilometer per jam. Jadi, wajar saja bila total perjalanan dengan menggunakan kereta ini saja bisa menghabiskan waktu sekitar 5 jam. Ditambah transit sekitar 2-3 jam, lengkap sudah sepertiga hari kita habiskan untuk menapaki perjalanan Jakarta ke Bandung.
Tentunya, waktu tempuh ini sangat kontras dengan kereta api jarak jauh. Kereta Serayu saja hanya membutuhkan waktu 3,5 jam bila keberangkatannya dihitung dari Stasiun Kiaracondong, Bandung, hingga Jatinegara, Jakarta. Sedangkan Argo Parahyangan hanya memerlukan waktu 3 jam kurang untuk mengantarkan penumpang dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung, dan sebaliknya.
Hanya saja, secara biaya, kedua kereta lokal tersebut menawarkan harga yang sangat menggiurkan bagi seorang petualang. Tiket Kereta Lokal Tanjung Priuk – Purwakarta dan sebaliknya hanya senilai 6 ribu Rupiah saja. Adapun Tiket Kereta Lokal Cibatu – Purwakarta dan sebaliknya seharga 8 ribu Rupiah. Total, kita hanya perlu mengeluarkan 14 ribu Rupiah untuk bisa duduk manis di kedua kereta lokal tersebut. Berminat mencoba? (Yudha P. Sunandar)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.