SETELAH menikah, pria menjadi seorang kepala keluarga dan dituntut untuk menjadi pemimpin. Beberapa konflik membuatnya harus tetap berpikir jernih dalam menghadapinya.
Namun sayangnya, jika konflik yang terus menerus dan komunikasi tidak membaik dapat menyebabkan perpisahan.
Mengutip dari huffingtonpost.com, berikut beberapa alasan jujur kenapa pria meninggalkan pernikahannya.
Ditipu
Perselingkuhan juga menjadi salah satu faktor perceraian yang paling kuat. Ketika seorang pasangan merasa ditipu kasih sayangnya, maka hubungan itu sering berakhir perpisahan.
Tidak merasa dihargai
Pria umumnya selalu dituntut untuk memberikan segalanya demi keluarga. Namun, ketika seorang suami merasa kurang dihargai, ia cenderung akan menunjukkan kebencian daripada cinta.
Maka dari itu, tidak adanya saling menghargai dalam keluarga menjadi salah satu faktor perceraian terbesar.
Perdebatan tentang pengeluaran pasangan
Para pria banyak yang mengaku tidak puas dengan keputusan keuangan pasangannya yang buruk.
Khususnya, ketika suami adalah pencari nafkah yang lebih tinggi di dalam sebuah rumah tangga atau hubungan pernikahan.
Tidak memiliki kesamaan dengan pasangan lagi
Setiap orang pasti berubah. Terkadang, hal ini cukup mengganggu dan Anda berharap pasangan tetap sama seperti dulu.
Namun faktanya, jika menikah, maka Anda harus tumbuh bersama atau tumbuh terpisah, pilihlah.
Seks terasa tidak menggairahkan atau tidak ada sama sekali
Ketika seorang pria mengeluh tentang kehidupan seksnya yang kurang, otomatis ia juga akan menganggap pasangan tidak lagi menarik secara fisik.
Merasa tidak memadai
Kebanyakan pria yang merasa tidak bahagia karena mereka merasa tidak cukup dalam pernikahan tersebut. Ketika mereka terjebak dalam siklus negatif, mereka akan merasa sendirian dan mengkritik.
Dan semakin banyak seorang pria dikritik, semakin ia akan berpaling dari pernikahan.(M1)***