Bandara Nusawiru, Kunci Masuk Pengembangan Pangandaran
BANDARA Nusawiru di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, berdiri dan diresmikan pada 1996. Setahun didirikan, bandara seluas 60 hektare dengan runway sepanjang 1.400 meter dan lebar 30 meter itu langsung vakum karena tergerus krisis ekonomi. Bandara tak beroperasi dalam waktu yang cukup lama, hingga tujuh tahun. Baru pada 2004 hadir maskapai penerbangan Merpati dengan rute Jakarta-Bandung-Pangandaran. Okupansinya mencapai 80 persen. Tergolong lumayan untuk rute penerbangan baru.
”Namun, pelayanan penerbangan pesawat Merpati hanya sampai enam bulan,” ujar Kepala Bandara Nusawiru Dinas Perhubungan Udara Provinsi Jawa Barat Hendra Gunawan, Rabu (10/10/2018).
Seiring dengan berjalannya waktu, maskapai penerbangan Susi Air (PT ASI Pudjiastuti Aviation) kemudian hadir dengan rute Pangandaran-Jakarta (Halim Perdanakusumah) pp. Susi Air menggunakan pesawat jenis Cessna.
”Pesawat Susi Air sempat juga melayani penerbangan ke Bandung tetapi karena izinnya belum keluar, jadi hanya melayani penerbangan Jakarta-Pangandaran dan sebaliknya sampai sekarang,” ujar Hendra.
Rumput bandara
Bandara Nusawiru ternyata tak hanya melayani penerbangan komersial, tetapi juga dijadikan ajang pendidikan pilot dan sekolah terjun payung (Nusawiru Paracenter).
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyadari betul bahwa keberadaan Bandara Nusawiru akan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke sejumlah objek wisata di Pangandaran. Bandara Nusawiru merupakan salah satu kunci lain pengembangan.
Saat ini bandara tersebut beroperasi dengan melayani penerbangan pesawat kecil dengan kapasitas 12 penumpang, dengan jalur perjalanan Jakarta ke Pangandaran. Jalur udara ini menjanjikan pemangkasan waktu yang cukup signifikan. Jakarta-Pangandaran bisa ditempuh dalam waktu yang relatif singkat, hanya sekitar 50 menit.
Dengan berkembangnya kawasan Pangandaran, akses udara perlu menjadi perhatian, termasuk mengenai wacana penambahan frekuensi dan jalur penerbangan. Saat ini panjang runway Nusawiru adalah 1.600 meter dan lebar 30 meter. Apabila runway bandara diperpanjang menjadi 2.400 meter dan lebar 45 meter maka pesawat jenis Boeing bisa singgah di bandara itu.
Oleh karena itu, sejumlah upaya komunikasi akan dilakukan dengan pihak-pihak terkait. Hanya saja, fokus utama tetap diarahkan di bagian dalam Pantai Pangandaran.
”Kita akan bereskan dulu penataan Pangandaran di dalam. Saya akan terus berkeliling untuk meyakinkan pemangku kebijakan berkaitan dengan Nusawiru. Ke pak gubernur, ke pak menteri, kalau perlu ke pak presiden,” kata Jeje penuh keyakinan.(Sumber: Pikiran Rakyat, 15/10/2018)***