Cultural Nationalism and Soft Power dalam Sistem Kapitalisme
Dari sekian banyak film aksi bela diri yang telah saya tonton, salah satu yang paling menarik perhatian adalah IP Man 2. Sebuah film aksi seni bela diri asal Hong-Kong yang dirilis pada tahun 2010 oleh Mandarin Films Distribution di Hong Kong dan Cathay-Keris Films di Singapura. Saat pertama kali menonton film ini, saya masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama (SMP). Saat itu yang saya pahami, IP Man adalah seorang pahlawan yang kuat lagi tampan tanpa tahu makna sebenarnya.
SETELAH menjadi seorang mahasiswa HI semester lima di Universitas Wanita Internasional, saya aktif di Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional dan ditunjuk menjadi divisi acara untuk kegiatan bedah film bulanan, saat itu saya kembali menonton film IP Man. Saya menemukan hal lain yang terkandung dalam film aksi ini. Ternyata, terdapat sebuah sistem yang mengikat masyarakat pribumi di sana yakni sistem kapitalisme. Tidak ada satu pun yang mampu keluar dari lingkaran sistem kapitalisme karena rasa takut. Takut akan kehilangan pekerjaan, penghidupan, bahkan nyawa. Hingga akhirnya nasionalisme yang tinggi mampu meruntuhkan sistem kapitalisme tersebut.
Sinopsis
Kemenangan partai komunis Cina membuat Ip Man terpaksa harus meninggalkan keluarganya dan pindah ke Hong Kong. Master bela diri Wing Chun berhasil mendarat dengan selamat di negeri koloni Inggris ini sekitar tahun 1949. Setibanya di Hong Kong, Ip Man masih harus mencari cara untuk bertahan hidup di negeri baru ini. Satu-satunya cara adalah dengan mendirikan perguruan Wing Chun.
Sayangnya, ini bukanlah usaha yang mudah. Karena Wing Chun bukanlah bela diri yang umum di Hong Kong. Ketika permasalahan domestik yang datang telah berhasil diselesaikan, Ip Man masih harus dihadapkan pada penindasan pemerintahan Inggris yang berkuasa di Hong Kong saat itu. Ip Man harus menggunakan kemampuan bela dirinya untuk mengalahkan seorang petinju Inggris yang ganas, yaitu Twister.
Ip Man bertarung dengan Twister dan hampir mengalami kekalahan karena berbagai kecurangan yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan pada saat itu. Tapi dengan semangatnya yang tidak ingin bangsa dan bela diri Cina dilecehkan oleh bangsa asing, Ip Man berhasil bangkit dan mengalahkan petinju ganas Twister.
“Aku datang kemari bukan untuk membuktikan siapa yang lebih hebat, apakah itu Kungfu Cina atau Tinju Barat. Aku hanya ingin membuktikan, biarpun setiap orang mempunyai status yang berbeda-beda tapi pada dasarnya kita semua adalah sama. Harga diri dan kehormatan setiap orang berada pada tingkat yang sama. Aku berharap di masa mendatang tidak ada lagi yang saling merendahkan. Kita harus saling menghargai,” ujar Ip Man ketika usai memenangkan pertandingan dengan petinju ganas Twister.
Kisah IP Man, Contoh Nationalisme dan Soft Power
Dari film ini, saya melihat akan pentingnya menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap masyarakat. Film ini juga menunjukkan bahwa sistem kapitalisme amatlah berkuasa sehingga kalangan menengah ke bawah hanya mampu tunduk dalam perintah pemilik modal. Meski melihat ketidakadilan dan kesemena-menaan dimana-mana, kaum proletar tidak mampu melawan. Power yang dimiliki kalangan elite atau kapitalis ini tentu berbeda dengan kaum proletar, sehingga kebijakan apapun yang dikeluarkan pasti akan diikuti begitu saja tanpa ada perlawanan yang berarti.
Karl Marx, seorang teoritikus besar kapitalisme menyatakan bahwa “kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang dibuat dan digunakan dengan maksud mendapatkan keuntungan dari setiap proses produksi”. Hingga saat ini, pun di dunia nyata kapitalisme masih berkuasa, meski begitu jika nasionalisme dikalangan masyarakatnya tinggi, kecintaan akan budaya dalam negerinya pun tinggi. Mereka pasti mampu melawan sistem tanpa merendahkan budaya lain. Sehingga budaya apapun, negeri mana pun mampu hidup berdampingan dengan damai tanpa ada perbedaan yang mampu menghancurkan. Karena nasionalisme yang tinggi lahir dari diri yang menjunjung tinggi budaya, namun tetap rendah hati dan menghormati budaya lain. (Pika Sari/JT)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.