Oleh Fajar Ismail*
KEBANYAKAN orang menilai ketika kita hidup di dunia harus memiliki tujuan hidup, dengan mempunyai tujuan hidup, kita akan mengetahui jalan mana yang akan kita tempuh. Dikutip dari laman Gramedia Blog (9/9/2021), “Jadi, tujuan hidup merupakan hal-hal yang seseorang rencanakan untuk hidupnya pada hari ini, besok, dan yang akan datang. Tujuan hidup ini tentu akan berbeda-beda setiap individu. Tujuan hidup kalian tentu akan berbeda dengan tujuan hidup orang lain.”
Namun perlu disadari akan sampai mana kita mengejar tujuan hidup?
Karena pada dasarnya manusia tidak akan puas dengan hanya mempunyai satu tujuan hidup. Sebagai contoh, “Tahun depan saya ingin masuk SMA Negeri favorit di Bandung, setelah lulus Saya ingin masuk Universitas terbaik di Bandung, selanjutnya Saya ingin berkerja sabagai PNS, dan seterusnya karena tujuan tidak akan ada akhirnya,” alangkah lebih baik gunakan keinginan tersebut sebagai “target” dalam proses kehidupan bukan sebuah tujuan hidup.
Bagaimana jika kita tetap ingin mempunyai tujuan hidup?
Apabila tujuan tersebut tidak tercapai, maka akan timbul rasa kecewa, mengeluh, stres dan lain sebagainya. Lalu bagaimana jika tujuan tersebut tercapai? Seseorang tersebut akan merasa cukup dan tidak akan berkembang karena tujuannya hidupnya telah tercapai, jangan sampai tujuan hidup tersebut membuat kita buntu ketika terjadi sesuatu.
Maknailah hidup ini sebagai perjalan, bukan menjadikan sebagai tujuan, karena perlu disadari segala sesuatunya sudah ada yang mengatur.
Merujuk pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan riwayat shahih dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dapat dipahami bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan takdir seluruh makhlukNya. Riwayat lainnya menjelaskan:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.
Allah telah mencatat seluruh takdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi” (HR. Mu“slim, Thirmidzi dan Abu Dawud).
Segala sesuatu yang hidup pasti ada akhirnya, gunakanlah waktu untuk terus berproses dalam perjalanan hidup, dengan cara memaknai hidup, memaknai diri sendiri, hingga memaknai sekitar. Dengan begitu kita akan menemukan karakter diri, karena sang pencipta sudah memberikan kelebihan dalam diri masing, tinggal diri sendiri mencarinya, sebelum kematian menjemput.***
*Penulis, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI)