METRUM
Jelajah Komunitas

Kenali Seni Budaya Bali Sebagai Warisan Dunia

SEPERTI kita ketahui ada tujuh elemen seni budaya Indonesia yang masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, yaitu wayang (2008), keris (2008), batik (2009), angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken Papua (2012) dan satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik  (2009) serta tari tradisional Bali diakui UNESCO tahun 2015 lalu.

Ternyata, tari Bali yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO jumlahnya tak hanya satu tarian, tapi ada sembilan tarian. Keren banget!

Tari tradisi Bali adalah bagian dari tarian yang melanjutkan tradisi yang sudah lama berkembang di Bali, sejak zaman prasejarah sampai sekarang.

Balipos.com

Tari Rejang

Tarian ini masuk dalam jenis tari Wali atau tari sakral (upacara keagamaan) yang diperkirakan telah ada sejak zaman pra-Hindu. Tarian ini disajikan sebagai persembahan suci untuk menyambut kedatangan para dewa yang turun ke bumi.

Hingga saat ini masyarakat Bali mengenal beberapa jenis Tari Rejang yaitu: Rejang Renteng (hanya ditarikan oleh penari perempuan), Rejang Dewa, Rejang Onying (ditarikan oleh remaja putri), Tari Rejang Kuningan dan Tari Rejang Tabuh serta ada juga Tari Rejang Baris (ditarikan oleh penari pria dan wanita).

Topeng Sidhakarya (Topeng Pajegan)

Tari topeng ini adalah salah satu tarian sebagai pelengkap ritual keagamaan di Bali atau disebut juga jenis tarian Wali. Tarian ini ditarikan oleh laki-laki dengan karakteristik topeng berwarna putih. Tari Topeng Sidakarya sangat erat kaitannya dengan Raja Waturenggong yaitu Raja Gelgel pada abad XVI. Pada saat melakukan upacara Eka Dasa Rudra (dirayakan setiap 100 tahun sekali) di Pura Besakih.

Balipos.com

Sanghyang Dedari

Merupakan salah satu jenis tari Shanghyang. Jenis tari Sanghyang adalah salah satu jenis teater tradisi di Bali yang disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religius dan secara khusus yang biasanya berfungsi sebagai tarian pelindung desa, penolak bala maupun penolak wabah penyakit.

Tari ini merupakan tari peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang ditarikan oleh dua gadis yang masih suci. Memiliki tujuan mistis dan tidak ditampilkan di depan umum apalagi untuk tujuan komersial.

Tak hanya itu, tarian ini tidak diiringi oleh instrumen musik, melainkan iringan oleh alunan suara dari beberapa orang yang menyanyikan lagu persembahan kepada Dewa.

Tari Baris Upacara

Tari yang biasa disebut Tari Baris ini merupakan salah satu jenis tari yang berfungsi sebagai sarana upacara keagamaan di Bali. Tari ini digunakan sebagai persembahan untuk Dewa Yadnya yaitu suatu persembahan tulus ikhlas kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Fungsi ritual lainnya dalam Tari Baris yaitu untuk menunjukkan kematangan seseorang dalam memainkan alat atau senjata perang.

Pada umumnya, dalam sajian Tari Baris tidak memiliki lakon atau cerita. Adapun jenis tari Baris Upacara diantaranya, Baris Ketekok Jago, Baris Dadap, Baris Presi, Baris Gede, Baris Braja dan masih banyak lagi. Nama-nama tarian tersebut disesuaikan oleh senjata atau busana yang digunakan penari.

Dramatari Gambuh

Gambuh adalah dramatari tertua di Bali yang dianggap paling tinggi mutunya dan merupakan dramatari klasik Bali yang paling kaya akan gerak-gerak tari sehingga dianggap sebagai sumber segala jenis tari klasik di Bali.

Gambuh diperkirakan muncul sekitar abad ke-15 yang lakonnya bersumber pada cerita Panji. Sajian dramatari Gambuh berbentuk pertunjukan teater total karena di dalamnya terdapat jalinan unsur seni suara, seni drama dan tari, seni rupa, seni sastra, serta seni musik.

Dramatari Wayang Wong

Wayang Wong pada dasarnya adalah seni pertunjukan topeng dan perwayangan dengan pelaku-pelaku manusia atau orang (wong). Dalam membawakan tokoh-tokoh yang dimainkan, semua penari berdialog, semua tokoh utama memakai bahasa Kawi sedangkan para punakawan memakai bahasa Bali. Pada beberapa bagian pertunjukan, para penari juga menyanyi dengan menampilkan bait-bait penting dari Kakawin.

Di Bali ada dua Jenis Wayang Wong, yaitu Wayang Wong Ramayana, dan Wayang Wong Parwa. Wayang Wong Ramayana kemudian disebut Wayang Wong saja, ialah dramatari perwayangan yang hanya mengambil lakon dari wira carita Ramayana. Hampir semua penari mengenakan topeng.

Sementara, Wayang Wong Parwa yang biasa disebut Parwa, yakni dramatari wayang wong yang mengambil lakon wira carita Mahabhrata (Asta Dasa Parwa). Para penarinya umumnya tidak mengenakan topeng.

Legong Keraton

Salah satu tari klasik yang dipercaya sebagai sumber inspirasi munculnya jenis tari kreasi baru di Bali. Tari Legong berkembang di keraton-keraton Bali pada abad ke-19. Tari ini berasal dari desa Sukawati, yaitu di Puri Paang Sukawati, lalu dari Sukawati legong berkembang ke-berbagai pelosok desa di Bali.

Tari Legong ditarikan oleh 2-3 orang penari dengan mengambil cerita Panji, yang mengisahkan tentang perjalanan prabu (adipati) Lasem yang ingin meminang putri dari kerajaan Daha (Kediri).

Barong Ket

Sering disebut juga Barong Ketket, Barong Rentet, Barong Ketet. Jenis barong ini merupakan penggambaran Banaspatiraja yang berarti pelindung hutan dan segala isinya. Barong ini adalah jenis yang paling umum dipentaskan di Bali dan yang paling lengkap dalam pembendaharaan gerak tari. Barong merupakan perwujudan atau prabhawa Sanghyang Tri Murti.

Joged Bumbung

Joged Bumbung merupakan salah satu jenis tari rakyat di Bali yang diiringi dengan gamelan bumbung bambu dan penari utamanya adalah perempuan, sedangkan pengibing adalah laki-laki. Joged Bumbung adalah semacam tari pergaulan muda mudi yang dulunya mengandung nilai-nilai moral dan mengangkat tema sosial.

Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1940-an, awalnya adalah sebuah tarian pergaulan yang diciptakan oleh para petani untuk menghibur dikala sedang istirahat setelah bekerja di lumbung. Joged Bumbung adalah tarian bersifat partisipatif, dengan mengajak penonton menari bersama. (Vey si Sendal Jepit)***  

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.