METRUM
Jelajah Komunitas

Pencerahan Itu Hadir dari Blog Pakar

DALAM beberapa isu, saya lebih senang membaca blog, alih-alih mengunjungi situs berita Indonesia. Alasannya sederhana, blog-blog tersebut bisa memberikan paparan yang menyeluruh dan tuntas. Hal ini berbeda dengan situs berita yang kerap hanya mengutip pernyataan, tanpa tahu duduk persoalannya.

Yudha P. Sunandar

Meskipun demikian, tidak seluruh blog masuk kategori ini. Saya pribadi hanya mengunjungi blog yang temanya sesuai dengan kompetensi penulisnya. Saya menyebutnya Blog Pakar. Umumnya, para pemilik blog jenis ini rutin untuk mengisi blog tersebut, baik secara berkala maupun ketika ada sebuah peristiwa yang terkait dengan temanya.

Sejauh ini, saya baru menemukan tiga blog yang layak disebut Blog Pakar. Salah satunya milik Rovicky Dwi Putrohari yang akrab disapa Pakdhe. Beliau merupakan geosaintis di perusahaan Hess Oil and Gas dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pada 2011 silam. Dalam blognya, lulusan Geologi UGM ini kerap mengulas fenomena geologi yang terjadi di Indonesia, termasuk soal gempa, gunung berapi, dan tsunami.

Rovicky memulai blognya di Rovicky.wordpress.com. Beliau menamai blognya sebagai Dongeng Geologi. Saya pribadi senang dengan cara menulis Rovicky yang ringan dan populer, tetapi bahasannya tetap dalam dan mencerahkan. Beliau juga kerap memasukkan percakapan imajinatif bernada komedi antara sosok Pakdhe dan Thole soal peristiwa geologi. Percakapan ini beliau sisipkan di sela-sela tulisan utamanya yang membuat pembacanya terhibur dengan banyolan-banyolan khas Geolog.

Selain tulisan, anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) ini juga kerap menampilkan foto dan gambar ilustrasi penjelasan yang informatif. Tampaknya, beliau memang serius dalam menggarap gambar ilustrasi ini. Pasalnya, gambar-gambar tersebut memang memuat informasi peristiwa geologi dengan keterangan dalam Bahasa Indonesia. Dengan foto dan gambar ini pula, publik bisa lebih memahami fenomena geologi yang Rovicky paparkan dalam setiap tulisannya.

Pada 2018 silam, Rovicky mulai lebih serius lagi menggarap blognya tersebut. Tampaknya, beliau melihat antusias publik yang semakin tinggi terhadap konten-konten geologi populer. Soal ini saya belum bisa memastikan, dan seru juga bila bisa mewawancarai beliau soal perkembangan blognya ini. Hanya saja, awal tahun lalu, Rovicky memindahkan seluruh kontennya ke Geologi.co.id.

Di rumah barunya, tampaknya Rovicky tidak sendiri. Dalam beberapa postingan, ada nama lain yang menulis secara rutin di blog baru Dongeng Geologi, selain sang empunya. Selain itu, Rovicky juga mengajak publik untuk menulis di blognyadan menyelenggarakan sayembara membangun konten dan visual kegeologian. Hal baru lainnya, blog ini juga membuka saluran iklan untuk mereka yang peduli dengan isu-isu geologi.

Sampai saat ini, Geologi.co.id sudah menggaet 9,6 juta pengunjung dan sekitar 1.700 orang berlangganan pembaruan kontennya. Di media sosial, blog ini memiliki 13 ribu lebih penggemar di halaman Facebook, 4 ribu lebih pengikut di Twitter, 9 ribu lebih pelanggan di Youtube, serta 10 ribu lebih pengikut Instagram.

Blog favorit saya berikutnya merupakan milik Dina Sulaeman yang beralamat di Dinasulaeman.wordpress.com. Doktor di bidang hubungan internasional untuk Timur Tengah ini kerap menulis perkembangan politik di wilayah jazirah Arab dan sekitarnya, termasuk perkembangan embargo Iran serta peperangan di Suriah dan Yaman.

Melalui tulisannya, mba Dina banyak membantu saya memahami peta politik yang terjadi di wilayah Asia Barat tersebut. Imbasnya, sedikitnya saya mampu memposisikan diri ketika konflik di Timur Tengah perlahan-lahan mulai merembes ke tanah air. Saya bisa melihat lebih jernih kala aktivitas perebutan pengaruh blok barat dan timur di Timur Tengah sana yang kemudian hadir dengan “berkedok” agama di Indonesia.

Di kalangan pengamat hubungan internasional, mba Dina termasuk yang brilian, setidaknya beberapa orang yang berkecimpung di bidang tersebut menyatakan demikian kepada saya. Paparan mba Dina banyak bertentangan dengan media dan massa arus utama yang banyak mengangkat informasi dalam bingkai blok barat.

Akibatnya, banyak yang menuduhnya sesat sebagai upaya untuk membungkam beliau dan menjauhkan mereka yang mencoba mencari kebenaran atas konflik di Timur Tengah. Beruntung, mba Dina termasuk orang yang tangguh dan berani menyampaikan kebenaran, meskipun pahit. Hal ini membuatnya tetap menyampaikan analisisnya di blognya tersebut.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, mba Dina menutup saluran komentar di blognya. Hal ini merupakan upaya beliau untuk menekan celotehan bernada negatif di “rumah maya”-nya tersebut. Meskipun demikian, beliau membuka diskusi positif nan membangun seluas-luasnya di halaman Facebooknya. Kini, ada lebih dari 33 ribu orang yang menyukai halamannya di media sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut, dan 36 ribu orang lebih yang mengikutinya.

Blog ketiga, yang menurut saya masuk dalam kategori Blog Pakar merupakan milik Thomas Djamaluddin. Jauh sebelum menjabat sebagai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), beliau banyak berbagi soal astronomi dan penanggalan hijriah di tdjamaluddin.wordpress.com.

Bahasa di blog ini termasuk bernada akademis, alih-alih populer seperti blognya Rovicky dan mba Dina. Pengunjungnya harus mempersiapkan kamus astronomi untuk memahami berbagai istilah di bidang ilmu tentang benda-benda langit tersebut. Butuh usaha lebih, memang. Hanya saja, berkat blog ini, saya jadi tahu tentang fenomena antariksa, khususnya yang berkenaan dengan aktivitas manusia di bumi ini.

Di luar ketiga blog tersebut, sebenarnya ada banyak blog yang penulisnya merupakan pakar di bidangnya masing-masing. Sayangnya, seringkali mereka lebih senang menulis aktivitas keseharian mereka yang jauh dari kepakarannya. Atau, seringkali mereka lebih senang membahas isu-isu di luar bidangnya. Tentang blog dan para pakar ini, saya akan bahas dalam postingan selanjutnya.

Ini blog yang mencerahkan bagi saya. Bagaimana bagi kawan-kawan yang lain? Adakah blog favorit yang juga mencerahkan?(Yudha P. Sunandar)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.