METRUM
Jelajah Komunitas

Ragam ”Trolls” di Penjuru Internet

INTERNET troll mengacu pada orang yang mengirim pesan (atau juga pesan itu sendiri) di Internet dengan tujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna lainnya. Istilah ini diturunkan dari frasa “trolling for newbies” dan trolling for fish, yang pertama kali muncul di Usenet. Istilah ini juga sering disalahgunakan untuk memojokkan lawan diskusi dalam debat-debat panas dan sering juga disalahterapkan untuk mereka yang tidak peduli terhadap etika.

Trolling sering dideskripsikan sebagai versi online dari “eksperimen pelanggaran”, dimana batas-batas sosial dan aturan etiket diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai troll sering memposisikan diri sebagai Devil’s Advocate, gadflies atau culture jammers, untuk menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang baru.

Troll sering digambarkan sebagai orang yang berada di lingkungan yang salah. Namun hal ini sering diakibatkan karena kesalahan atribusi mendasar, karena seringkali tidak mungkin untuk mengetahui identitas sebenarnya dari individual yang mengikuti debat online. Mengingat umumnya troll yang serius sebenarnya ‘mengetahui’ batas-batas sosial, maka sulit untuk memposisikan mereka sebagai orang yang berada di lingkungan yang salah, karena sebenarnya mereka sangat fasih terhadap tujuan-tujuannya.

Kita dapat menemukan trolls di berbagai penjuru internet. Di kotak pesan, kolom komentar video Youtube, di Facebook, Twitter, Instagram, blog, dan berbagai situs yang memiliki kolom komentar atau ruang terbuka, tempat orang bebas mengekspresikan pikiran dan opini. Mengendalikan mereka merupakan pekerjaan yang sulit.

Menurut  laman lifewire.com, ada sekitar 10 jenis trolls yang bisa menyerang siapa saja di komunitas online.

1. ”Trolls” Penghina

Ini merupakan hater murni. Mereka bahkan tak perlu alasan untuk membenci atau menghina seseorang. Jenis trolls ini akan memilih siapa pun, tak pandang bulu.

Mereka berulah agar dapat memancing korban. Pada beberapa kasus, trolls semacam ini bisa sedemikian parah sehingga dianggap sebagai aksi cyberbully.

2. ”Trolls” Debat Kusir

Tipe ini menyukai adu argumentasi. Mereka sering menganggap benar sendiri dan yang lain salah. Kadang mereka melakukan sedikit riset lalu menentang pendapat orang.

Mereka selalu ingin menjadi orang terakhir yang berkomentar. Mereka akan terus membalas komentar sampai pengguna internet lainnya menyerah.

3. ”Trolls” Pengoreksi Ejaan

Anda pasti pernah bertemu orang yang suka menggurui orang lain tatkala salah mengetikkan kata atau tata bahasa. Masalahnya, mereka sering memanfaatkan kesalahan itu sebagai alasan untuk menghina korbannya atau membuat korban merasa dirinya bodoh.

4. ”Trolls” yang Terus Menyerang

Ketika topik kontroversial didiskusikan secara online, biasanya ada hal yang membuat orang lain tersinggung. Itu hal yang normal.

Akan tetapi, ada saja trolls yang kemudian muncul dan dengan te­rampil terus memainkan perasaan korban yang sudah tersinggung tadi.

5. ”Trolls” Pamer dan Merasa Serbatahu

Mirip dengan penyuka debat kusir, ini adalah jenis trolls yang suka berpartisipasi dalam perdebatan di internet tetapi dengan sikap memamerkan pengetahuannya akan suatu isu. Mereka gemar berkomentar panjang lebar tentang sesuatu yang mereka ketahui, tak peduli apakah dibaca orang lain atau tidak.

6. ”Trolls” Penyuka Huruf Besar dan Kata-kata Kotor

Berbeda dengan trolls penyuka debat, trolls jenis ini nyaris tidak punya pengetahuan apa pun. Dia hanya suka melontarkan kata-kata kotor dan serapah dengan huruf besar.

7. ”Trolls” Satu Kata

Selalu ada orang yang berkomentar pendek di forum thread, atau di kolom komentar Instagram, Facebook, dan Tumblr. Bisa hanya kata ”k”, ”ya” , ”tidak”, atau ”lol”. Memang tidak selalu buruk.

Akan tetapi, di saat topik serius sedang didiskusikan, komentar satu kata itu bisa terasa mengganggu bagi mereka yang mengikuti diskusi secara serius.

8. ”Trolls” yang Membesar-besarkan

Jenis trolls ini kadang merupakan kombinasi dari jenis trolls penyuka debat kusir, trolls penyerang, dan trolls yang merasa serbatahu. Mereka mahir membesar-besarkan suatu topik atau masa­lah.

Mereka sering mengangkat suatu isu atau masalah yang tidak berkaitan dengan hal yang sedang didiskusikan, lalu membesar-besarkannya.

9. ”Trolls” Keluar Topik

Sulit untuk tidak menyukai seseorang yang melontarkan komentar keluar dari topik yang tengah dibicarakan dalam suatu diskusi di dunia maya. Situasi bisa kian memburuk ketika orang itu berhasil mengalihkan topik dan orang-orang turut membicarakan topik tersebut.

10. ”Trolls” Penyampah

Trolls penyampah atau spammer trolls adalah mereka yang me­lontarkan komentar dengan tujuan untuk keuntungan diri sendiri. Dia ingin Anda mengecek halamannya, membeli dari link yang ia bagikan, menggunakan kode kuponnya, atau sekadar mengunduh e-book gratisnya.

Trolls semacam ini juga sering menyampah di berbagai jejaring sosial dengan melontarkan kalimat, ”follow me!!!”.

Cara paling umum untuk menyingkirkan trolls adalah dengan mengeblok akun pengguna, melaporkan ke admin atau pihak berwenang, menutup kolom komentar, atau tidak meladeni mereka. (M1)***

komentar

Tinggalkan Balasan