METRUM
Jelajah Komunitas

Road to Boston: Perjuangan Sang Pelari!

FILM yang diangkat dari kisah nyata saja ternyata banyak sekali hal yang dapat diambil dan dipelajari. Seperti bagaimana Korea berdiplomasi, bernegosiasi bahkan mengenalkan antropologinya melalu berbagai hal. Di film ini pun ada yang bisa diambil beberapa nilai kehidupan. 

Korea melakukan diplomasi melalui olahraga maraton yang dilaksanakan di Boston. 

Korea memiliki cita-cita yang tinggi untuk berlari menggunakan bendera Korea. Hal ini bukan tanpa alasan, Korea ingin negaranya diakui merdeka. 

Suh yun bok merupakan seorang atlet lari baru. Awalnya Yun Bok berlari semata-mata untuk mendapatkan uang. Yun Bok sangat mengagumi Shon Kee Chung.

Cuplikan film Road To Boston, sebuah perjuangan mengharumkan nama bangsa (Foto: Lotte Entertainment).*

Shon Kee Chung merupakan atlet nasional Korea yang membawa nama Jepang, karena pada saat itu Korea masih dibawah kekuasaan kolonial Jepang. Namun, karena kejadian lalu dimana beliau ingin membawa bendera Korea secara paksa, beliau pun menutup bendera Jepang. Karir beliau pun redup dan dilarang mengikuti kompetensi lari seumur hidup. 

Singkat cerita, setelah melewati banyak rintangan seperti aturan bagi pendatang negara asing, penjamin selama di Boston, finansial akhirnya mereka bisa pergi ke Boston. 

Mereka berdua a.k.a Shon Kee Chung dan Nam Seung Yong merupakan atlet ternama pada masanya. Kini mereka berdua menjadi pelatih lari untuk generasi selanjutnya.

Kecintaannya terhadap lari, membuat semangat mereka menjadi menggebu-gebu, jiwa nasionalisme yang tumbuh pada jiwanya menjadikan rasa semangat tersebut untuk membawa harum nama Korea.

Seperti yang dapat diketahui, dalam ilmu pemerintahan setiap pendatang diharuskan memiliki penjamin. Mereka bertiga bisa pergi ke Boston dengan adanya bantuan dari diplomat Amerika dan juga bantuan finansial dari masyarakat Korea. Namun hal yang tidak diinginkan pun terjadi saat pembagian kaos lari. Korea tidak membawa nama negaranya melainkan membawa nama Amerika. Hal tersebut tentu saja menimbulkan rasa kekecewaan. 

Setelah berbagai upaya dan kelapangan hati, akhirnya mereka pun mencoba bernegosiasi hingga mereka bertekuk lutut di hadapan pemerintahan Boston. Hingga akhirnya Korea diizinkan menggunakan bendera Korea.

Tidak sampai disitu saja. Hari acara pun dilaksanakan, Nam Seung Yong dan Suh Yun Bok menjadi delegasi Korea dalam ajang maraton Boston.

Penulis (tengah) saat menonton “Road To Boston” (Foto: Dok. Metrum).*

Atas kegigihan dan kelapangannya, Yun Bok menciptakan sejarah baru bagi dunia. Yun Bok sang pelari pemula menduduki juara pertama, ia mengalahkan para atlet senior yang sudah tidak diragukan lagi. Meskipun banyak sekali rintangannya, mulai dari senggolan dan celaan dari atlet delegasi negara lain, kecelakaan saat dia lari yaitu tertabrak seekor anjing yang lepas, kaki yang sudah tidak bisa bergerak, namun akhirnya Yun Bok bisa mencapai garis finish pertama dibanding atlet senior lainnya, sedangkan Nam mencapai garis finis ke duabelas.

Dibalik dari kegigihan atlet dan pelatih, ada banyak campur tangan orang-orang di belakangnya yang turut andil. Bahkan masyarakat Korea mendengarkan siaran langsung melalui radio internasional yang mana hanya dimiliki oleh sebagian orang yang memiliki pengaruh di Korea hingga mereka pun mendengarkannya secara bersamaan dengan sangat meriah. Tentunya hal tersebut membuat mereka bangga, apalagi sekarang negara Korea sudah dikenal oleh banyak orang.

Menjadi manusia memang sudah seharusnya saling membantu, saling mendukung, dan saling dalam hal kebaikan. Manusia harus lapang dada, tidak keras kepala, karena buah dari itu semua adalah pencapaian yang sangat memuaskan. (Nazya Zahwa Purinjani)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.